Menjadi Baby Sitter Anak CEO

Laura dan Ella pulang di antarakan oleh Kenny. Laura tidak bisa duduk tenang. dia sangat khawatir sekarang, khawatir pada pekerjaan nya. Bagaimana saat dia tiba di rumah Grayson lansung memecat nya.

" hmm, tuan Kenny" panggil Laura ragu ragu.

" yaa, nona kenapa?" tanya Kenny menatap Laura lewat kaca di depan.

" bagaimana keadaan tuan Grayson? Apa dia baik baik saja?" tanya Laura.

" emang Daddy kenapa kak?" tanya Ella yang belum tahu apa apa.

saat Ella bangun Grayson tidak ada. dan mereka Lansung pulang saat Kenny tiba. Ella tidak tahu apa yang terjadi, dia hanya berfikir daddy-nya sedang sibuk.

" saya tidak bisa mengatakan nya nona, anda bisa menanyakan lansung nanti pada tuan Grayson" jawab Kenny.

Mereka tiba di rumah. Ella turun dari mobil dan segera masuk ke dalam mencari keberadaan Daddy nya. Dia takut Daddy nya kenapa kenapa.

" Daddy!" panggil Ella menaiki tangga menuju lantai atas dimana kamar Grayson berada.

Sedangkan Laura berjalan di belakang Kenny. Dia harus mempersiapkan diri jika seandainya dia di pecat.

Cekleek!

Brak!

Grayson yang sedang berbaring di atas ranjangnya terlonjak kaget saat pintu di buka kasar. Dia melihat putrinya berlari ke arahnya dengan wajah khawatir.

" Daddy tidak papa? apa Daddy sakit?" tanya Ella

" tidak sayang, Daddy baik baik saja" ujar Grayson menenangkan putri nya.

Lalu tidak lama Kenny masuk bersama Laura. Terlihat Laura berdiri di belakang Kenny mencoba menyembunyikan tubuh mungil nya di belakang tubuh tinggi kenny.

Laura mengintip ragu ragu ragu. manik matanya lansung bertemu dengan manik mata Grayson. namun Laura segera menunduk karena takut.

" Ella, Daddy perlu berbicara dengan kak Laura. Ella ikut om Kenny dulu ya?" ujar Grayson pada Ella.

" iyaa Daddy " jawab Ella lalu dia segera pergi bersama Kenny.

Kini hanya tersisa Laura dan Grayson di sana. Grayson mati matian menahan senyumnya kala melihat wajah takut takut Laura. apa lagi Laura terus menunduk tidak berani menatapnya.

Sedangkan Laura sedang bersiap siap mendengar kata kata pemecatan dan juga harga ganti rugi yang harus dia tanggung.

" mati lah gw!" batin Laura.

" hmm!" Grayson berdehem singkat " lihat Saya Laura" pinta Grayson.

Dengan ragu ragu, Laura mengakat wajahnya dan menatap Grayson yang terbaring di atas ranjang.

" lihat kan? Gara gara ulah mu saya jadi tidak bisa ngapa-ngapain. saya tidak bisa bekerja seperti biasanya. Bahkan saja tidak ke kamar mandi" ujar Grayson yang semakin membuat Laura merasa bersalah dan yakin akan di pecat.

" maaf tuan" ujar Laura penuh penyesalan.

" maaf saja tidak cukup Laura, kamu harus bertanggung jawab " ujar Grayson.

Tentu, Laura juga akan bertanggung jawab. tapi dengan apa? duit saja dia tidak punya. Di dompet nya hanya ada uang 2 ratus sisa uang waktu itu. entah uang itu masih ada di dompet nya atau tidak. Laura sudah lama tidak membuka dompetnya.

" saya pasti akan bertanggung jawab tuan. tapi tolong jangan pecat saya, kalo saya di pecat saya harus cari uang di mana untuk membayar biaya pengobatan anda?"

Grayson berdehem untuk menetralkan emosinya yang ingin tertawa sekarang melihat wajah panik Laura. Sungguh lucu, bagi Grayson wajah panik Laura sangat lah lucu.

" saya tidak akan memecat kamu ataupun meminta biaya dari kamu. tapi saya mau kamu merawat saya hingga saya sembuh" ujar Grayson.

" sungguh tuan? Anda tidak bercanda?" tanya Laura memastikan.

" apa wajah saya terlihat sedang bercanda?" tanya Grayson serius.

Laura mengeleng cepat" tidak tuan" Jawab nya cepat" terimakasih tuan, saya pasti akan merawat anda dengan baik "

Laura sangat lega, setidaknya dia tidak di pecat dan tidak harus mengeluarkan uang. Mengeluarkan tenaga itu sama sekali tidak masalah baginya.

••••••••

aktivitas Laura sedikit berbeda sekarang. Biasanya setelah memandikan Ella dia akan menemani Ella bermain lalu makan malam dan tidur.

Sedangkan sekarang, setelah memandikan Ella dan memandikan diri sendiri dia masih harus memandikan majikan nya yang sedang sakit.

Tentu saja tidak memandikan secara langsung karena tidak mungkin dia bisa melihat tubuh telanjang Grayson.

Jadi, Laura hanya mengelap tubuh Grayson dengan kain basah. Gugup? Tentu saja? Bagaimana tidak? dia harus melihat dan menyentuh Lansung tubuh Grayson yang sangat indah menurut nya.

Grayson berbaring berhadapan langit langit kamar. setiap sentuhan Laura membuat tubuhnya meremang. Sesuatu di bawahnya yang berbalut celana dan tertutup selimut sudah menegak. Grayson meremas selimut memastikan tidak bergeser sedikit pun. dia tidak ingin malu di depan Laura.

Laura mengusap pelan tubuh Grayson Mulai dari leher, lengan, dada dan perut. diam diam dia mengangumi setiap inci tubuh itu. Dada bidang, perut kotak kotak dan lengan yang berotot.

Laura meneguk ludah kasar dan menjilat bibir nya sendiri. Grayson yang melihat hal itu darahnya semakin berdesir. Dia berusaha keras menahan hal yang ingin meledak di dalam dirinya.

" sudah selesai tuan, apa punggungnya juga perlu?" tanya Laura.

Grayson mengeleng. Tengkurap dalam kondisi senjata menegang bukanlah pilihan yang bagus. Dia juga tidak yakin bisa menahannya lebih lama.

" tidak perlu, kamu bisa keluar sekarang" ujar Grayson.

Laura bernafas lega. Dia segera keluar membawa Baskom dan kain lap itu bersama dengan nya. Saat pintu tertutup rapat dan Laura sudah tidak kelihatan. Grayson berdecak kesal.

" kalo kek gini bukan dia yang tersiksa. tapi aku" desis Grayson lalu bangun dan berjalan ke pintu untuk mengunci pintu agar tidak ada yang masuk. lalu dia masuk ke Kamar mandi menidurkan miliknya dan sekalian mandi dengan benar.

Yaa, Grayson berbohong. Kondisinya tidak separah itu. Kondisinya sudah baikan. Pinggang nya hanya keram saja tadi. Setelah mendapatkan pijatan sekarang sudah baik baik Saja.

namun karna dia ingin menghukum Laura dan ingin ngerjain gadis itu jadi dia memilih untuk berbohong berpura pura patah. namun yang terjadi sekarang malah dia yang terjebak dengan permainan nya.

" ahhh..... Laura!" desah Grayson saat melakukan pelepasan.

nafas Grayson memburu. Dia menyandarkan kepalanya pada dinding dengan keringat mengalir di wajah dan lehernya.

" aku butuh pendingin" ujar nya lalu mengisi bathup dengan air dingin lalu berendam di sana menikmati sensasi yang perlahan membuat nya tenang.

" Laura....." gumam nya pelan dengan mata tertutup dan pikiran yang berkeliaran memikirkan Laura.

Bayangan Laura terlindas di benak nya berganti gantian seperti kaset rusak. satu per satu bayangan itu bergabung menjadi satu.

Wajah Laura sedang tersenyum, sedang tertawa. suara Laura, cara bicaranya dan juga bibirnya. Itu semua membuat Grayson gila.

" sial! gadis itu benar benar membuat ku gila!!"