"Membosankan sekali hidup ku, " ujar seorang wanita.
Siapa kah dia ini???
yuk kita baca cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-20. Kembali Pergi Ke Hutan
"Nona Bibi tidak mau hanya mengerjakan pekerjaan ringan seperti ini, Bibi merasa jadi orang tak berguna, " ujar Chi lan.
"Bibi ini adalah perintah, jadi Bibi harus melakukan nya, " ujar Mei len tanpa mau di bantah lagi.
"Hah.. baik lah, tapi Nona harus pulang sebelum mata hari tenggelam, " ujar Chi lan akhirnya berkompromi.
"Baik Bibi, " ujar Mei len sambil berlalu pergi.
Suasana pagi itu begitu cerah, Mei len pun berpapasan dengan beberapa warga yang hendak pergi beraktivitas di desa itu, kini orang-orang disana begitu ramah pada Mei len, hingga setiap dia pertemuan dengan orang, pasti orang itu akan menyapa Mei len ramah.
"Nona muda kau mau kemana, ?" tanya paman Yas yang sedang menunggu penumpangnya.
"Aku akan ke hutan pinggiran gunung paman, " jawab Mei len.
"Apa kau pergi sendiri, ?" tanya paman Yas yang tak melihat ada nya Chi lan.
"Iya Paman, aku pergi sendiri karna Bibi sedang beres-beres di rumah, " jawab Mei len.
"Begitu yah, ? kalau begitu hati-hati dan semoga Nona beruntung, " ujar paman Yas.
"Paman juga hati-hati, dan semoga banyak penumpang, " ujar Mei len.
Paman Yas sangat suka akan sikap Mei len, meski dia anak seorang Jenderal, Mei len tidak sombong dan mau menolong siapa saja, dan semenjak kejadian malam tadi paman Yas lebih menyukai Mei len.
Begitu pun para warga, kini para warga begitu ramah pada Mei len, apalagi orang-orang yang di selamat kan tadi malam, mereka sangat bersyukur, sebab Mei len telah menyelamatkan mereka juga belanjaan mereka yang tak seberapa itu.
Mereka berjanji pada diri mereka sendiri, mulai saat ini mereka akan bersikap ramah pada Mei len.
"Chip, ke arah mana kita harus pergi, ?" tanya Mei len.
"Terus ke depan Tuan, " jawab Chip.
"Tuan, ada yang terus mengikuti kita, " ujar Chip setelah mereka sudah masuk ke dalam hutan lebat.
"Pasti mereka berdua kan, ?" tanya Mei len.
"betul Tuan, " jawab Chip.
"Kalian keluar lah, " ujar Mei len, dan keluar lah Jeng dan Jing.
"Maafkan kami, karna kami di perintah kan untuk selalu mengikuti Nyonya, " ujar Jeng.
"Itu tak masalah, tapi kenapa kalian terus memanggil ku Nyonya, apa kalian tak salah orang, ?" tanya Mei len.
"Kami tak salah orang, karna memang anda Nyonya kami, " ujar Jeng.
"Tapi aku belum menikah, " ujar Mei len.
"Tapi anda telah bertunangan dengan Tuan kami, " ujar Jeng.
Mei len terdiam untuk mengingat-ingat alur di cerita itu, saat Mei len mengingat nya, seketika Mei len terkejut, karna seingat Mei len, yang menjadi tunangan Mei len itu adalah putra mahkota, dan Mei len sama sekali belum bertemu dengan putra mahkota, dan satu hal yang Mei len ingat lagi, dia sudah tak suci, masih pantas kah jika dia di sandingkan dengan orang yang begitu terhormat di negara di novel ini.
"Aku rasa kalian salah orang, jadi kalian pergi lah, " ujar Mei len karna dia tak mau membuat putra mahkota kecewa.
"Kami tidak salah orang, anda adalah putri sah Jenderal Max, dan anda memang tunangan tuan kami, yaitu putra mahkota Rui, " ujar Jing yang dari tadi terdiam.
"Tapi aku merasa tak pantas, " ujar Mei len.
"Tidak Nyonya, kau yang terbaik di bandingkan dengan semua wanita yang ada di negara ini, dan kau juga adalah wanita yang tercocok untuk Tuan kami, " ujar Jing.
"Bagaimana ini Chip, ?" tanya Mei len melalui pikiran nya.
"Biarkan saja Tuan, mereka yang menginginkan menjaga Tuan, jadi Tuan terima saja dengan senang hati, " jawab Chip.
"Baiklah kalian boleh mengikuti, tapi jangan panggil aku Nyonya, " ujar Mei len.
"Terimakasih Nyonya, itu tidak mungkin, karna sebutan itu adalah perintah dari Tuan kami, " ujar Jeng.
"Baiklah terserah kalian.. dan sekarang kalian kan sudah disini, jadi dari pada kalian hanya mengikuti, lebih baik kalian bantu aku untuk mendapatkan sesuatu, " ujar Mei len.
"Siap Tuan, " ujar Jeng Jing serempak.
Tanpa membuang waktu, mereka bertiga segera bergegas masuk ke dalam hutan di gunung itu.
"Wahhh... lihat lah banyak sekali tanaman langka nya, ngomong-ngomong aku harus memanggil kalian apa, ?" ujar Mei len.
"Saya Jing Nyonya, dan dia adalah Jeng, " ujar Jing.
"Nama kalian kenapa seperti itu, " tanya Mei len heran dengan nama-nama di novel ini.
"Itu nama pemberian Tuan Nyonya, agar kami mudah untuk di panggil, " jawab Jing.
"Hmm seperti itu, baik lah Jing, Jeng, lihat lah tanaman di depan sana sangat berharga, kalian ambilkan tanaman-tanaman itu untuk ku, dan aku akan kesebelah sana untuk mencari yang lain nya, " ujar Mei len memberikan perintah.
"Siap Nyonya, " jawab Jeng Jing serempak.
"Tolong... " ujar seseorang merintih meminta tolong tiba-tiba terdengar oleh Mei len.
"Chip, apa kau mendengar nya, ?" tanya Mei len.
"Nya Tuan, ada yang meminta tolong, " jawab Chip.
"Dari mana asal suara itu Chip, ?" tanya Mei len.
"Agak jauh Tuan, kita harus lebih ke depan, " jawab Chip.
Suara itu tak berhenti, dan suara nya juga semakin mengecil, untung nya Mei len mempunyai sistem, jadi dia bisa mencari sumber suara itu dengan bantuan sistem nya yaitu Chip.
"Tuan seperti nya suara itu berasal dari bawah sini, " ujar Chip sambil menunjuk ke satu lubang.
"Lubang apa ini Chip, ?" tanya Mei len.
"Seperti nya lubang jebakan Tuan, " jawab Chip.
"Bukan nya tidak pernah ada orang yang masuk ke bagian sini, " ujar Mei len.
"Orang-orang yang punya kekuatan tinggi pasti akan kesini Tuan, karna disini masih ada beberapa hewan spritual yang langka, seperti harimau putih yang Tuan selamat kan, " ujar Chip.
"Pantas saja kalau begitu, lalu untuk apa hewan-hewan itu Chip, ?" tanya Mei len.
"Untuk di jadikan hewan kontrak Tuan, ada juga yang menangkap nya untuk di jadikan makanan, " jawab Chip.
"Di makan, " ujar Mei len.
"Betul Tuan di makan, tapi itu hanya untuk sebagian orang saja, karna ada beberapa keyakinan yang di dapat dari hewan spritual itu, " ujar Chip.
"Ternyata seperti itu, lalu bagaimana aku masuk ke lubang ini, ?" tanya Mei len.
"Tuan tinggal sebutkan apa yang Tuan butuhkan, " jawab Chip.
"Ahh aku lupa, aku kan punya ruang ajaib, baiklah aku ingin tali dan senter, " ujar Mei len, seketika tali dan senter ada di tangan nya, dengan cekatan Mei len mengikatkan tali itu ke pohon besar, dan dengan lihai Mei len menuruni lubang itu.
"Tolong.. " suara itu kembali terdengar oleh Mei len.
"Kamu dimana, " teriak Mei len setelah masuk ke lubang itu, dia menyoroti lubang dengan senter, untuk mencari keberadaan seseorang.
"Aku disini, " ujar seseorang dengan suara lemah nya.
"Disini tidak ada apa-apa, yang ada hanya.. hewan apa itu Chip, " tanya Mei len yang melihat ada satu hewan disana.
"Itu..
UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.
sekarang kalau dirimu bertranformasi ke dalam novel ,terus mengalami semua yang tertulis di novel,bagaimana caramu untuk bisa kembali ke masa kehidupan real mu?