Hidup bersama dengan keluarga yang tidak peduli dengan kehadirannya, kemudian memiliki seorang adik yang akhirnya meninggal dunia dan menjadi kesalahannya. Ditinggal pergi oleh orang tuanya karena dianggap pembawa sial, lalu hidup sendirian dalam rasa bersalah pada apa yang bukan menjadi kesalahannya. Hidup dengan keras hingga membuatnya lupa akan arti kebahagiaan, akankah suatu saat Cassie menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gemini Pride, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Mungkin!
Hari ini adalah hari ulang tahun Cassie yang ke sepuluh tahun, dia sangat ingin merayakannya sebab sejak kehadiran adiknya dia tidak pernah lagi bisa merayakan ulang tahunnya.
Mungkin saja orang tuanya sudah lupa dengan tanggal ulang tahunnya, atau bisa saja mereka tidak peduli.
"Ma, hari ini akankah kamu memasak makanan yang enak untuk ku?" tanya Cassie pada ibunya.
"Buat apa?" sahut ibunya.
"Hari ini adalah ulang tahun ku, bisakah mama membuatkan ku satu saja hidangan untuk ku?" ucap Cassie.
"Aku tidak punya waktu, sudah waktunya untuk mengambil resep obat baru untuk adik mu. Dia sedang sakit, jadi tidak bisa mengeluarkan uang untuk hal yang tidak penting. Sembari mama pergi, tolong jaga adik mu dengan baik" ucap ibunya.
"Kenapa aku harus menjaganya? Hari ini adalah hari kelahiran ku, biarkan aku melakukan apa pun yang ku mau" ucap Cassie dengan kesal.
Ayah dan ibunya hanya peduli pada adiknya, setiap dia protes maka mereka hanya menjawab kalau adiknya sedang sakit dan dia harus mengerti.
"Terserah kamu saja" ucap ibunya.
~ ~ ~
Ding . . Dong . .
Bel rumah mereka berbunyi, Cassie segera membuka pintu rumahnya.
"Eve, kenapa kamu ke sini?" tanya Cassie.
"Ayo kita pergi ke taman bermain, teman-teman yang lain sudah menunggu. Mereka sudah membawa kue untuk mu, katanya ingin merayakan ulang tahun mu bersama-sama" ucap Evelin.
"Tapi adik ku hanya sendirian di rumah, dia sedang sakit jadi aku harus menjaganya. Ibu ku akan marah jika tahu aku meninggalkannya, aku tidak mau diomeli lagi" ucap Cassie dengan sendu.
"Hanya sebentar saja! Jika sudah meniup lilin maka kamu bisa pulang, ini adalah hari yang spesial untuk mu loh. Hari yang hanya datang sekali seumur hidup, orang tua mu tidak merayakan nya jadi biarkan kami yang merayakannya bersama mu" ucap Evelin.
"Uhm! Baiklah, ayo kita pergi sebentar saja" ucap Cassie.
Akhirnya mereka pun pergi ke taman bermain yang ada di seberang jalan, sedang adiknya yang tahu akan hal itu pun langsung mengikuti mereka.
Mengetahui ada adiknya yang mengikuti mereka pun membuat Cassie merasa kesal.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa mengikuti kami? Bukankah kau sedang sakit? Atau hanya berpura-pura sakit supaya orang tua kita tidak merayakan ulang tahun ku?" ujar Cassie dengan kesal.
"Bukan begitu kak, aku juga ingin ikut merayakannya bersama dengan teman-teman mu" sahut adiknya, dia berusia delapan tahun.
"Pulanglah ke rumah, jangan mengikuti kami. Hari ini adalah hari bahagia ku, jangan membuat ku merasa kesal karena melihat mu di sana" ucap Cassie.
"Tapi aku ingin ikut kak" seru adiknya bersikeras.
"Tahukah kamu? Aku sangat membenci mu! Jadi aku tidak mau ada orang yang ku benci di sana, kau juga sedang sakit. Apa kamu ingin menularkan sakit mu pada teman-teman ku? Kembalilah ke rumah, aku hanya pergi sebentar saja" ujar Cassie membentak adiknya hingga dia menangis.
Tidak peduli dengan adiknya yang sedang menangis, Cassie pun menarik lengan Evelin untuk mengikutinya dan mereka meninggalkan adiknya tanpa menoleh sedikit pun.
"Kenapa kamu berkata sekeras itu pada adik mu?" tanya Evelin.
"Apa maksud mu?" sahut Cassie.
"Aku tahu kamu ingin adik mu kembali ke rumah karena tidak mau dia semakin sakit, aku tahu kamu sangat menyayanginya. Aku selalu melihat bagaimana kamu memperlakukannya, jadi mana mungkin kan kamu membencinya?" ujar Evelin.
"Tsk! Kamu banyak sekali berbicara omong kosong" ucap Cassie.
Brugh . . Kriit . .
Tiba-tiba terdengar suara tabrakan, Cassie dan Evelin pun menoleh dan kembali mendekat ke situ karena penasaran akan kecelakaan yang terjadi itu.
"Paman, apa yang terjadi?" tanya Cassie pada salah satu pria yang berkerumun di situ.
"Ada seorang anak kecil perempuan yang ditabrak oleh truk" sahut pria itu.
"Huh? Tidak mungkin!" Cassie sangat terkejut, dia pun masuk ke dalam kerumunan itu dan mendapati tubuh adiknya yang sudah berlumuran darah.