Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Waktu sekarang masih pukul setengah enam pagi, namun Ayunda dan Revan sudah keluar dari apartemen. Ayunda berjalan sambil menunduk di belakang dosennya itu.
Dia sungguh malu berduaan seperti ini. Apa lagi mereka sama-sama baru keluar dari apartemen yang sama. Orang-orang pasti akan berpikiran yang tidak-tidak. Padahal mereka sama sekali tidak bertemu siapapun. Mulai sejak keluar dari pintu apartemen sampai masuk kedalam mobil.
"Saya turun di simpang depan saja pak." kata Ayunda.
Revan pun memelankan laju mobilnya mendekati arah yang di tunjuk oleh Ayunda.
Revan yang ingin pulang ke rumahnya, menawarkan tumpangan kepada Ayunda yang ingin pergi ke pasar. Awalnya Ayunda menolak, namun tatapan si dosen dingin selalu bisa membuatnya menurut.
"Terima kasih pak." ucap Ayunda sebelum turun dari mobil.
Revan hanya mengangguk. Jarang sekali dia membalas ucapan terima kasih Ayunda. Namun begitu, Ayunda adalah satu-satunya gadis yang membuatnya merasa nyaman. Sampai-sampai dia tidak merasa risih ketika melihat Ayunda tertidur di dekatnya. Revan malah juga ikutan tidur di sana.
Bagi Revan, Ayunda berbeda dengan wanita-wanita yang pernah dia temui sebelumnya. Ayunda adalah seorang yang sederhana dan apa adanya. Dan yang paling membuat Revan terkesan adalah Ayunda seorang pekerja keras. Ayunda juga tidak pernah memanfaatkan kebaikannya. Apa lagi untuk merayu dan menggodanya.
Mungkin karena sifat Ayunda itu membuat Revan nyaman.
"Selamat pagi sayang." sapa mama Maudy yang melihat Revan baru kembali ke rumah.
"Kau tidur di apartemen? " tanyanya lagi.
Memang bisanya jika tidak di tidur di rumah, Revan akan tidur di apartemennya.
"Hem, iya ma. " jawab Revan yang kemudian berjalan menuju ke kamarnya.
Mama Maudy dan yang lainnya tidak tahu jika ada seorang gadis yang tinggal di apartemen Revan. Seandainya mama Maudy tau, pasti dia tidak akan mengizinkan Revan tidur di sana. Apa lagi jika sampai terjadi sesuatu.
*
Sejak scandal Ayunda dan dosen dinginnya tidak terbukti, para mahasiswa pun tidak lagi menatap jijik pada Ayunda. Namun tidak dengan Raya.
Raya yang sudah terlanjur sakit hati pada Ayunda, tetap menganggap Ayunda sebagai saingannya. Raya bahkan meminta bantuan pada sang ayah agar dia bisa mendapatkan Revan.
"Papa, apa papa kenal dengan pria ini? " tanya Raya menunjukkan sebuah foto pada sang ayah.
Reno Hariyadi adalah seorang pejabat pemerintah yang cukup penting dan di segani di kota ini.
Reno memperhatikan foto yang di berikan oleh Raya. Foto seorang pria muda dan tampan.
"Siapa dia? " tanya Reno yang merasa belum pernah melihat pria yang ada di foto itu.
"Dia dosen ku di kampus pa." jawab Raya.
"Kau menyukainya? " tebak sang ayah.
Raya langsung tersenyum malu-malu karena dia memang menyukai dosen tampan itu.
"Dari keluarga mana dia?" tanya Reno yang ingin tau identitas Revan.
Agar Reno mudah untuk mengatur perjodohan putrinya dengan pria itu.
"Aku tidak tau pa." jawab Raya yang memang tidak tau asal usul dosennya itu.
"Di kampus namanya hanya Revan." ucap Raya lagi.
Reno kemudian mengambil foto Revan, kemudian mengirimkan pada seseorang untuk di selidiki.
Reno sangat menyayangi putrinya, dia akan melakukan apa saja untuk membahagiakan Raya. Bahkan Reno tak segan menjadikan orang lain sebagai kambing hitam atas kesalahan atau kekacauan yang di buat oleh Raya.
Reno selalu menggunakan kekuasaannya untuk menekan orang lain. Tapi dia lupa jika di atas langit masih ada langit.
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya