NovelToon NovelToon
YOTH: The Mystery Laboratory

YOTH: The Mystery Laboratory

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Konflik etika / Perperangan / Robot AI
Popularitas:423
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

seorang remaja laki-laki yang berumur 15 tahun bernama Zamir pergi ke pulau kecil bersama keluarganya dan tinggal dengan kakeknya karena ayahnya dialih kerjakan ke pulau itu.

kakek Zamir bernama kakek Bahram. Kakek Bahram adalah oramg yang suka dengan petualangan, dan punya berbagai pengalaman semasa hidupnya.

Saat kakeknya sedang membereskan beberapa catatan lama. Ada selembar catatan yang menuliskan tempat yang belum kakek Bahram ketahui tentang pulau ini. jadi kakek Bahram mengajak cucunya Zamir untuk ikut menyelidiknya.

Akankah mereka menemukan tempat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selesainya Ujian Pertama

"2. Misal harga pensil adalah x, dan penghapus adalah y, dengan :

"persamaan 1 \= 2x + y \= 5000, dan

persamaan 2 \= x + 2y \= 4000.

"Berapa harga pensil dan penghapus?"

suara dari speaker itu terdengar, kali ini pertanyaannya matematika.

"berarti:

"persamaan 3 \= 2(x + 2y) \= 2(4000) \=> 2x + 4y \=8000.

"Kurangi persamaan tiga dan satu:

(2x + 4y) - (2x + y) \= 8000 - 5000

2x + 4y - 2x + y \= 3000

"penghapus:

3y \= 3000 \=> y \= 1000

"pensil:

2x + 1000 \= 5000 \=> 2x \= 4000 \=> x \= 2000."

Eron yang menjawab lengkap dengan penjelasannya, aku tersenyum, dia memang pintar matematika kalau di sekolah.

"benar." suara speaker itu terdengar, Bhanu jadi belum diapa-apakan.

"3. Siapa nama perusahaan tambang besi terbesar di pulau Alean?" speaker itu memberikan pertanyaan lagi.

Kali ini, Elysia, Eron, Elysia, bahkan kakek terdiam berfikir. Sepertinya meskipun perusahaan besar, jika namanya jarang dibicarakan akan sulit.

Tapi untungnya aku pernah mencari nama perusahaannya setelah mendaki gunung karena tidak ada kerjaan.

"perusahaan Budril." aku yang menjawabnya kali ini.

"benar."

"4. Berapa suhu permukaan planet Neptunus?" pertanyaan selanjutnya diberikan oleh speakernya.

Kami berdiam sebentar, berfikir sebelum menjawab.

"sekitaran -214°C" Elysia lagi yang menjawabnya.

"benar." aku mengepalkan tangan, yes, tinggal enam lagi kami bisa masuk ke ruangan tukang.

"5. Siapa pemimpin pertahanan Alean saat melawan gelombang penjajahan pertama?" speaker di sudut ruangan melontarkan pertanyaan lagi.

Kami kembali diam sebentar, untuk berfikir. Aku tidak pernah tau tentang ini, sepertinya kakek atau Naurah yang paham soal sejarah mengetahuinya.

"pemimpinnya adalah Van Weirk." Naurah yang menjawabnya.

"benar."

"6. Apa yang harus dilakukan agar 100% selamat ketika sendirian di hutan dan bertemu beruang Grizzly?" speaker itu berkata lagi.

"hei... Itu tidak mudah sama sekali." Naurah bergumam.

Tapi aku menerima mic kecil yang diberikan Naurah lalu menjawab spontan.

"tembak pakai peluru pelumpuh lalu menjauh secara perlahan." aku berkata.

Elysia, Naurah, Eron, bahkan Bhanu yang sedang duduk di kursi juga kaget dengan jawaban anehku itu.

"benar." speaker itu berkata.

Aku nyengir lebar, menahan tawa. Aku tau, dia tidak menyebutkan kalau persediaan terbatas. Elysia, Naurah, Eron, dan Bhanu juga sampai bingung sendiri sebelum memahaminya, tapi ada rasa lega juga karena setidaknya tidak salah.

"7. Kenapa pos En-Ther 1 di gunung Khortna tempatnya hanya bisa di akses di malam hari?" speaker itu melanturkan pertanyaan lagi.

"itu karena ada kelompok zaman dulu yang membuat batu petanya agar bisa lebih susah mengetahui tempat mereka di En-Ther 1." Naurah berkata

"salah." speaker itu bersuara.

Besi yang mengelilingi tangan Bhanu di kursi mulai menghantarkan suhu hangat, tapi Bhanu masih bisa bertahan.

"oh ya, itu di gunung lain." Naurah berkata dengan sedikit menggerutu dan kesal ke dirinya sendiri.

"tenang Naurah, kita harus lebih jernih memikirkannya, tidak perlu terlalu buru-buru." aku berkata.

Naurah mengangguk, akhirnya mulai berfikir lagi.

"kalau tidak salah di pos En-Ther 1 ada beberapa alat." aku berkata, memberi informasi, walau aku juga tidak tau itu alat apa.

Naurah mengangguk, berfikir sebentar lagi. Lalu sepertinya menemukan jawabannya, karena dia kembali mendekatkan mic kecil itu ke mulutnya untuk menjawab.

"ada industri peralatan sehari-hari yang melakukan eksperimen mencoba membuat alat-alat sendiri. Mereka merahasiakannya dengan membuat pos En-Ther 1 di gunung Khortna, dan membuat peta ke arahnya dengan batu yang hanya mengarahkannya di malam hari. Lalu saat industri itu sudah bangkrut, laboratorium Aether mungkin menjadikannya tempat penyimpanan petunjuk pertama ke laboratorium." Naurah menjawab.

"benar." suara dari speaker itu membuat Naurah menghela nafas lega.

Walau siksaan ringan di kursi Bhanu tidka hilang, tapi setidaknya tidak bertambah.

"8. Siapa penjahat yang paling susah tertangkap sepanjang sejarah di apartemen Guikos?" suara dari speaker itu terdengar.

Kali ini aku yang menerima mic dari Naurah. Aku akan mencoba menjawabnya, di ruangan security sebelumnya, ada catatan yang mengatakan penjahat yang sangat susah ditangkap di apartemen Guikos.

Dia susah ditangkap karena kerap menyamar baik dari menampilan dan nama sampai keluar masuk apartemen. Dia suka mencuri beberapa peralatan di apartemen, bahkan sampai polisi turun tangan walau masih butuh waktu.

Sialnya, aku lupa namanya. Akhirnya aku mencoba berfikir keras, mengingat nama-nama di catatan itu.

"Leutrikos?" aku akhirnya mencoba menjawab, setelah mengingat beberapa huruf di namanya, seingatku itu nama aslinya.

"salah." speaker itu bersuara, kali ini di kursi Bhanu teraliri listrik ringan, membuat Bhanu memejamkan mata mulai menahan sakit yang lebih.

Tubuhku mulai berkeringat, mencoba mengingat namanya. Jelas teman-temanku dan kakek tidak bisa membantu, mereka tidak melihat catatan itu.

"Leukipos." akhirnya aku menjawab lagi setelah mencoba memperbaiki typonya, detik menunggu jawaban speaker itu terasa tegang.

"benar." suara speaker itu membuatku lega.

"9. Apa bencana alam yang terjadi pada daerah Alean utara di tahun 1965?" suara di speaker berkata.

Membuatku dan teman-temanku tertegun, kami jelas tidak tau. Naurah juga sepertinya hanya mempelajari tokoh dan beberapa kejadian politik, tidak mendetailkan ke bencana. Elysia juga sepertinya tidak mempelajari bencana alam di masa lalu Alean.

Tapi kakek dengan senyum tipisnya mengulurkan tangannya kepadaku. Aku akhirnya memberikan mic kecilnya.

"gempa ringan skala 2." kakek akhirnya menjawabnya.

"benar." suara dari speaker itu terdengar.

Aku dan teman-temanku menghela nafas lega, apalagi Bhanu yang masih duduk di kursinya. Setidaknya Bhanu tidak perlu disiksa ringan lebih lama lagi.

"10. Apa alasan kalian ingin ke laboratorium Aether?" suara pria dari speaker itu terdengar.

Kali ini kami semua benar-benar terdiam.

"hei, itu jawaban yang objektif." Eron berkata protes, tapi jelas pria di speaker itu tidak akan menanggapi.

"aku serius, kalian semua pasti punya satu jawaban. Bukan hanya rasa penasaran, jika begitu, kalian sudah mencari cara untuk keluar menembus pintu utama apartemen saat sudah menemukan bahwa robot boneka rajut berbahaya." tapi ternyata pria dari speaker itu menanggapinya.

Aku, Naurah, Elysia, Eron, dan kakek akhirnya duduk melingkar, mencoba memikirkan tujuan kami.

"jika kita bersikeras menjawab rasa penasaran maka ada kemungkinan besar mereka menganggap kita tidak layak menemukan petunjuk selanjutnya." aku berkata, teman-temanku dan kakek mengangguk.

"kalau begitu, apa tujuan kita kesana?" kakek bertanya pertanyaan utama kita.

"kalau kita jawab langsung untuk menyelidiki, mereka pasti mengira kita akan menyebarkan informasinya saat ketemu laboratorium itu." kakek melanjutkan perkataannya.

"kalau untuk belajar bagaimana?" Eron bertanya, membuatku, Elysia, Naurah, dan kakek menoleh kepadanya.

Kami semua tersenyum, itu bisa jadi benar, sederhana. Terkadang saat kita mencoba mencari sesuatu dengan langkah besar, bisa jadi hal itu ditemukan saat langkah kita kecil, sederhana.

Akhirnya kakek memegang micnya.

"untuk mempelajari sejarah laboratorium itu beserta isinya." kakek menjawab dengan kalimat sederhana.

"diizinkan." kali ini speaker itu tidak menjawab benar.

Gelang besi yang menahan Bhanu akhirnya lepas. Dia langsung berdiri senang karena sudah bebas.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!