Berpisah selama tiga tahun, berjumpa kembali dengan kondisi yang tambah menyakiti hati Askana Arga. Bagaimana tidak saat kembali berjumpa dengan pujaan hati Pricilla Anima dia tak sendiri lagi tapi bersama balita dan memanggil dengan sebutan *mama*.
Apakah itu anak Pricilla atau bukan, yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arbai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Kehadiran Ayah Ferdinand membuat Cheryl mendongak kaget dan semakin ciut saat Ayah Ferdinand menatapnya penuh selidik.
"Hanya lucu mendengar Amoy berceloteh" Kata Ibu Auris
Ayah Ferdinand hanya ber oh lalu duduk, di sofa tunggal dan menggapai Amoy untuk di dudukkan di pangkuannya.
" Apa ada masalah di perusahaan?" terka Ayah Arga
Mendengar itu Cheryl semakin takut, Aura pemimpin Direktur utama sangat menakutkan.
Ricill sadar jika mereka akan membahas sesuatu yang penting, jadi ia izin membawa Amoy berjalan keluar rumah menuju tokoh biru di depan komplek bersama suster
Mereka mulai membahas tentang calon Brand Ambassador yang melarikan diri, menimbulkan kerugian dan pekerjaan makin rumit, dan kedatangan mereka minta solusi langsung.
"Jangan pakai artis yang sedang naik daun, biasa'nya artis seperti itu sedikit songong, merasa hanya dirinya di perlukan tanpa sadar mereka kita bayar, kalau di tantang. Dikit dikit playing victim" jelas Ayah Arga
"Iya. Itu maksud aku Ayah, walaupun bukan sekelas artis atau aktor yang penting dia lihai di depan kamera dan cara mengiklankan produk jadi bagus"Arga
"Belum ada rekomendasi lagi?" tanya Direktur menatap Cheryl
"Be-belum pak Direktur" jawab Cheryl, sedikit gemetar
"Dua minggu lagi. Iklan itu akan launching, editor juga perlu waktu untuk mengerjakan itu, kalau tinggal dua Minggu, apa yang terjadi, bahkan bintang iklan nya belum ada." Direktur mode marah
"Maaf pak Direktur, itu kelalaian saya, mohon beri saya kesempatan, untuk mencari Brand Ambassador lagi" Cheryl bangun dari tempat duduknya dan menunduk hormat kepada direktur utama
"Saya tahu kamu berusaha dengan baik, yang bermasalah adalah, dimana dapat bintang iklan dalam waktu segenting ini.?" Kata Direktur
Ibu Auris mendengar percakapan mereka, ikut nimbrung
"Bagaimana kalau aku, dan Ricill yang jadi bintang iklan nya" saran ibu Auris
Ayah Ferdinand cemburu mendengar saran istrinya.
"Ibu, sengaja mau pamer body?" Ayah Ferdinand mode posesif
Cheryl dan Reza tambah kikuk melihat aura Direkturnya, bagi mereka berdua itu aura kemarahan. Tapi, bagi Arga itu lucu.
Dari banyak nya bujukan, akhirnya sang Direktur luluh juga, istri dan calon menantunya jadi bintang iklan produk.
...----------------...
Cheryl dan Reza sudah berada di perjalanan pulang. Mereka mengendarai mobil Arga untuk pulang, hanya berdua. Arga tinggal menginap di rumah utama.
"Cheryl, tanyakan apa yang ingin kamu ketahui?" tanya Arga tanpa melirik Cheryl
"Maksud pak Reza?" Cheryl bingung
"Saya tahu kamu pasti penasaran hubungan antara Ricill dan Arga" tebak Reza.
Cheryl terdiam, tak di pungkiri ia sangat penasaran tentang hal itu, tapi ada yang lebih ingin ia ketahui, anak kecil yang bernama Amoy, anak siapa?
"Pak, maaf saya hanya manusia biasa. Jika muncul penasaran di benak saya. Itu wajar kan pak?" Cheryl lebih baik jujur, daripada mengelak tapi raut mukanya tidak sejalan dengan ucapannya.
"Hmmm" Reza
"Maaf jika saya lancang bertanya. Apakah nona Ricill dan Presdir Arga orang tua kandung Amoy?" Cheryl, merasa pertanyaannya akan menjawab semua
"Bukan" Jawaban singkat Reza
Jawaban itu membuat Cheryl murung
"Kenapa, tidak puas dengan jawabanku?" Reza melirik sekilas ke Cheryl
Cheryl berfikir, ternyata Reza tidak mudah di pancing.
"Amoy adalah anak kandung Neira dan Erland, tapi tak di anggap, jadi Ricill yang ambil hak asuhnya" ucap Reza tanpa melihat ke kagetan Cheryl.
"What?" Cheryl tanpa sadar mengeluarkan lengkingan suaranya
"Entah kamu percaya atau tidak, tapi itu faktanya" ucap Reza
"Maaf pak, bukan tidak percaya tapi saya hanya kaget" kata Cheryl sambil menutup mulutnya
"Ricill juga tidak peduli kamu percaya atau tidak, tapi saya sengaja memberi tahumu agar komentar mu di akun Neira segera di hapus" Sarkas Reza
Walaupun Cheryl mengatakan ke Ricill tak ikut komen jahat di berita Ricill, tapi Reza pernah menemukan komenan Cheryl mengundang umpatan jahat untuk Ricill.
"Saya tidak"
"Kamu memang tidak mengumpat ke Ricill, tapi komentar membandingkan dirimu dan Ricill, mengundang banyak hujatan untuknya" Reza memotong saat ucapan Cheryl belum selesai.
Cheryl bungkam tidak bisa berkata-kata, ternyata Reza tahu itu.
"Jadi, nilailah sendiri mulai sekarang" setelah Reza mengucapkan itu, ia sudah malas mengeluarkan suara hanya fokus mengendalikan kemudinya.
Cheryl tetiba mengingat kejadian tadi di rumah utama, dimana Ricill di sanjung oleh ibu Presdir, bahkan Direktur Ferdinand juga demikian.
Mana mungkin orang terpandang seperti itu, bisa di kelabui, pasti mereka mengenal baik Ricill.
*Di rumah utama
Setelah Ricill sudah kembali bersama anaknya, ia datang dengan wajah serius campur marah, karena anaknya melakukan hal di luar nalar saat di toko biru.
kreeek, kreeeek
Suara lakban bening di tarik oleh Ricill untuk menyumpal mulut Amoy.
"Kok mulutnya di kasi begitu?" kata Arga saat melihat kelakuan Ricill dan ia segera ingin berdiri tapi di halangi oleh ibu Auris, seperti membiarkan. Katanya, pasti Amoy melakukan kesalahan.
"Ini hukuman untuk anak yang melakukan hal yang tidak sopan" ucap Ricill setelah melakban mulut Amoy.
Ricill mendudukkan anaknya ke salah satu sofa, dan Amoy menggerakkan bola matanya kekiri dan ke kanan, seakan memberi isyarat, tolong aku. Tapi bagi yang melihat ekspresinya, hanya mengundang tawa.
"Amoy, nakal ya?" ibu Auris menghampiri Amoy
Karena mulutnya sedang tertutup lakban jadi ia hanya menjawab dengan anggukan.
"Suster, kalau hal tadi dia ulangi , lapor kesaya. Nanti lidahnya saya potong" Ancam Ricill menatap anaknya
"Baik nona, saya pastikan tidak akan terulang lagi" jawab suster Amoy
Semua yang ada di ruangan itu cukup penasaran, Amoy melakukan kesalahan seperti apa hingga mulutnya di lakban, dan anak balita itu hanya memberikan tatapan rasa bersalah.
Ibu Auris yang berada di dekat balita itu, dan mengusap usap kepalanya dan mengatakan,
"Amoy melakukan kesalahan apa Ricill?" tanya ibu Auris
Ricill menghembuskan nafas nya dengan kasar.
"Saat berbelanja tadi, ada anak sebaya Amoy. Amoy tersinggung dengan ucapan anak itu tanpa segan Amoy meludahi kaki anak itu" Ricill mengalihkan pandangannya ke arah lain , menjawab pertanyaan Ibu Auris membuat embun di matanya tidak terbendung lagi.
"Maaf nyonya, si Adek Amoy membela diri karena di cap anak haram oleh anak kecil tadi, walaupun caranya salah" Suster maju membisikkan ke telinga Ibu Auris dan menjelaskan kejadian di toko biru.
Ibu Auris terkesiap mendengar itu, anak sekecil itu, harus menghadapi sanksi sosial.
"Ekhhm" ibu Auris berdehem menetralkan mimik wajahnya
"Suster bawa masuk Amoy ke kamarnya, dan Ricill ikut ibu" perintah ibu Auris
Ricill mengekor mengikuti ibu Auris meninggalkan ruangan itu, sedangkan Amoy di bawah oleh suster menuju kamarnya, Arga dan Ayah nya cosplay jadi patung sejak tadi, membaca situasi apa yang terjadi.
TBC