"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman menyakitkan
Siren disambut hangat oleh Arjuna yang menjemputnya di sekolah tadi meski Siren agak kecewa kenapa bukan papi yang menjemputnya tapi ya mau bagaimana lagi dia tidak mau berdebat saat ini karena sedang sangat lelah setelah perjalanan jauh.
Koper dibawakan Arjuna masuk kedalam rumah.
"Gimana keadaan kamu Ren? Sehat kan?" tanya mami saat Siren sudah berada didalam rumah
"Lemes ma, pengen tidur capek banget"
"Yaudah mandi dulu, abis itu makan baru tidur"
"Masih kenyang soalnya tadi pas mau nyampek sekolah dikasih makan lagi"
"Yaudah kalo gitu sana mandi, baju-baju kamu biar mami yang urus pasti banyak yang kotor"
"Ya iyalah masa disana mau nge laundry kan nggak mungkin ma"
"Iya yaudah sana"
Siren pun membawa tas kecilnya ke kamarnya, dan seperti yang dibilang mami tadi dia lanjut mandi dan setelahnya merebahkan diri diatas kasur yang empuk, rasanya begitu kangen dengan kasurnya ini karena hampir 6 hari tidak dia tempati.
Sebelum dia memejamkan mata, Siren membuka handphonenya terlebih dahulu, siapa tau si honey bunny sweety mengirim pesan.
Sejak mereka jadian Siren mengganti nama Daniel dengan sebutan "Mr.Love" terdengar lebay tapi dia suka seperti itu.
Benar saja ada pesan dari Daniel.
Mr.Lover : Hari ini kamu istirahat aja, gak perlu ngirim foto
Siren : Iya, kamu istirahat juga biar nggak pusing lagi
Mr.Lover : Oke sayang
Siren tak membalasnya lagi, dia meletakkan handphonenya disamping bantal. Bertepatan dengan itu Arjuna masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu membuatnya kaget dan kesal.
"Kenapa nggak ketuk pintu dulu sih kak?"
"Sengaja biar nggak ganggu kamu, aku pikir kamu udah tidur"
"Belum"
Arjuna naik keatas ranjang, lalu menatap Siren dengan serius.
"Kalau kamu nggak mau aku bersikap lebih berani jangan pernah tunjukin kalo kamu nggak suka sama aku kayak kemarin"
"Maksud kakak apa?"
"Kamu lupa aku udah dapet restu dari mami sama papi, jangan sampek apa yang ada di pikiranku menjadi kenyataan karena sikap kamu"
Siren duduk, dia tampak bingung dengan apa yang dibicarakan Arjuna.
"Baru kemarin lho kakak kasih tau aku kalo aku nggak nyaman sama kakak, kakak mau keluar dari rumah ini, sekarang apa maksudnya?"
"Iya karena kamu mau study tour jadi aku nggak mau ganggu pikiran kamu tapi karena sekarang kamu sudah pulang jadi jangan harap aku bisa bersikap lembut lagi"
"Apa yang mau kakak lakuin?"
"Tergantung, seberapa memberontak nya kamu sama keputusan aku ini"
Siren menggeleng, dia sama sekali tidak mengenali sisi Arjuna yang ini. Selama ini Arjuna selalu perhatian padanya dan hampir tidak pernah memarahinya tapi sekarang dia bahkan berani mengancam Siren.
Cinta memang membutakan segala hal.
"Aku capek, mau tidur lebih baik kakak keluar dulu"
Arjuna tersenyum tipis, lalu dia mengarahkan tangannya untuk menyentuh pipi Siren otomatis Siren langsung menepisnya.
Arjuna menatap tangannya yang baru ditepis oleh Siren.
"Baru seperti ini kamu sudah bersikap kasar, oke jadi itu keputusan mu"
"Kak please, sadar aku adikmu nggak seharusnya kakak begini! Aku capek!"
"Berapa kali harus kubilang juga Siren?"
"Ya tetep kita udah bareng-bareng sejak dulu nggak seharusnya kakak punya perasaan ke aku"
Arjuna menggeleng, dia langsung menarik kedua tangan Siren dan karena secepat itu gerakannya Siren jadi tidak ada kesempatan untuk menarik diri.
Arjuna menjatuhkan punggungnya ke kasur sehingga Siren berada diatasnya.
"Kak lepasin aku! Kakak jangan kurang ajar sama aku!"
"Enggak kalo kamu nggak bisa nurut sama aku, apapun akan aku lakukan supaya kamu jadi milikku selamanya"
"Kak.."
Arjuna menarik tengkuk Siren dan langsung mencium bibir Siren dengan kasar, Siren sebisa mungkin memukul Arjuna dengan sisa tenaganya.
Dan barulah Arjuna melepas Siren saat lutut Siren tepat mengenai senjatanya.
"Aahhhh..." teriak Arjuna kesakitan
"Kakak udah gila!"
Siren segera menyingkir dari Arjuna, dia ingin kabur dan menyusul mami atau papinya tapi dengan cepat Arjuna menarik lagi tangannya namun kali ini tangan Siren yang satunya bisa berpegangan dengan meja sehingga dia tidak jatuh menimpa Arjuna yang masih setengah berbaring.
"Kalo kamu ngadu ke mami atau papi, aku sebarin video kamu yang telanjang itu"
Siren langsung terdiam sambil menatap Arjuna bingung, video apa yang dia maksud?
"Mau? Biar semua orang lihat betapa mulusnya tubuh kamu"
"Video apa yang kakak maksud?"
Arjuna tersenyum tipis.
"Banyak..kamu mau tau?"
Siren melemas, ada sesuatu yang disembunyikan Arjuna? Entah itu cctv atau kamera? Dimana? Di kamar nya kah? Atau dikamar mandi? Pikirannya sangat kalut dan ruwet.
"Nurut sama aku kalo mau video kamu tetap aman"
"Dimana kakak simpen kamera itu?"
Arjuna tersenyum tipis.
"Kamu nggak perlu tau"
"Kak...jangan bikin aku gila! Nggak nyangka kaka se bejad itu ternyata sama aku"
"Kan aku udah bilang Ren, nanti kita nikah jadi apa masalahnya kalo aku tau apapun tentang kamu termasuk tentang tubuh kamu"
Siren mendekat dan...
Plakkkk....
Saru tamparan mendarat di pipi Arjuna, Siren benar-benar tidak habis pikir Arjuna bisa melakukan hal ini padanya.
Harusnya orang tuanya tidak pernah mengadopsi Arjuna dulu, harusnya dia tidak meminta kakak dan harusnya ini tidak terjadi.
"Tampar aku semau kamu Ren, gak akan mengubah keputusan aku untuk menikahi kamu kelak!"
Air mata Siren luruh begitu saja, dalam waktu sekejap hidupnya berubah kenapa tidak dari dulu dia tau sehingga ancaman ini tidak terjadi.
"Nangis aja sesuka kamu, aku beri waktu kamu istirahat tapi inget... Aku nggak akan pernah ngelepas kamu sampai kapan pun"
Arjuna turun dari ranjang lalu keluar dari kamar Siren.
Siren langsung menangis sesenggukan, dia tidak bisa menerima semua ini karena dia tidak tau apa yang harus dia lakukan.
Apa bisa orang tuanya menjadi harapan penolongnya sementara mereka sesuka itu dengan Arjuna sampai-sampai anak perempuan satu-satunya dia izinkan menikah dengan Arjuna.
Sementara jika dia bilang ke Daniel, apa pandangan Daniel kepada keluarganya setelah itu, dia tidak siap kehilangan Daniel yang baru saja dia miliki.
Siren benar-benar bingung, semuanya terasa menyakitkan untuknya.