NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Gadis SMA

Mengejar Cinta Gadis SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mutzaquarius

Axel sedang menata hidupnya usai patah hati karena wanita yang selama ini diam-diam ia cintai menikah dengan orang lain. Ia bahkan menolak dijodohkan oleh orang tuanya dan memilih hidup sendiri di apartemen.

Namun, semuanya berubah saat ia secara tidak sengaja bertemu dengan Elsa, seorang gadis SMA yang salah paham dan menganggap dirinya hendak bunuh diri karena hutang.

Axel mulai tertarik dan menikmati kesalahpahaman itu agar bisa dekat dengan Elsa. Tapi, ia tahu perbedaan usia dan status mereka cukup jauh, belum lagi Elsa sudah memiliki kekasih. Tapi ada sesuatu dalam diri Elsa yang membuat Axel tidak bisa berpaling. Untuk pertama kalinya sejak patah hati, Axel merasakan debaran cinta lagi. Dan ia bertekad, selama janur belum melengkung, ia akan tetap mengejar cinta gadis SMA itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Axel melangkah masuk ke perusahaan dengan langkah lebar, tubuh yang tegap dan sorot mata yang tajam. Setelan jas mahal, melekat di tubuhnya , membuat auranya tetap berkarisma, meski wajah tampannya terdapat luka lebam.

Ini akan menjadi rutinitas baru setelah mengantar Elsa bekerja. Jadi, ia bisa mengurus perusahaan sekaligus mendapatkan Elsa.

Lalu, bagaimana dengan Roy?

Tentu semua sudah di atur. Jadwal Roy dipastikan tidak bersinggungan dengannya. Sehingga rahasia identitas nya akan aman.

Ia tidak ingin perjuangannya mendekati Elsa berakhir sia-sia, hanya karena statusnya sebagai CEO terbongkar. Apalagi, kini ia mulai melihat perubahan kecil dalam sikap gadis itu. Perhatian Elsa mulai mengarah padanya, dan Axel tidak akan membiarkan apa pun menghancurkan momen itu.

Setibanya di ruang kerjanya, Martin sudah menunggu dengan setumpuk berkas.

"Bagaimana kerja sama dengan Sanjaya group?" tanya Axel, yang duduk di kursi kebesarannya.

"Mereka akan kembali besok dengan proposal baru," jawab Martin, menyerahkan dokumen yang perlu ditandatangani.

Axel membuka berkas tersebut dan mulai membubuhkan tanda tangannya. "Suruh mereka datang sore hari. Aku sendiri yang akan mengeceknya."

"Baik." Martin mengangguk, lalu mengambil ponsel dari saku jasnya dan segera menghubungi Danny, asisten tuan Dion.

"Tuan Martin, ada yang bisa saya bantu?" ucap Danny dari seberang yang terdengar sopan.

"Katakan pada Tuan Dion untuk datang pukul tiga sore besok," seru Martin dengan tegas.

"Baik, Tuan. Akan saya sampaikan."

Setelah sambungan ditutup, Martin kembali menyimpan ponselnya. "Sudah beres."

Axel hanya mengangguk singkat, lalu tampak termenung sejenak saat teringat dengan Roy, yang kini telah resmi bergabung dengan perusahaannya.

"Bagaimana kinerja Roy sejauh ini?" tanyanya.

"Lumayan. Dia cepat belajar dan cukup mudah beradaptasi. Tapi, tentu saja masih membutuhkan waktu untuk benar-benar paham dengan sistem perusahaan," seru Martin.

Axel meletakkan pena di atas meja, menatap Martin dengan tajam. "Pastikan bagian pemasaran tidak mempersulitnya. Dan … " ia berhenti sejenak, menekankan ucapannya, "… pastikan dia tidak berkeliaran di sini. Kau mengerti maksudku, bukan?"

Martin tersenyum kecil, mengangguk paham. "Tenang saja, aku sudah mengaturnya. Dia tidak akan bertemu denganmu."

"Good!"

Sementara itu, Alexio berdiri di depan cafe, tempat Elsa bekerja. Sekilas, ia teringat ucapan Axel tentang Elsa

"Dia bekerja di cafe sepulang sekolah. Hidupnya cukup tragis, Dad. Dia harus menanggung utang besar yang ditinggalkan ayahnya. Jadi, jangan mempersulitnya."

Alexio menyeringai kecil, matanya menyipit penuh rasa ingin tahu. "Sepertinya … menarik." Ia melangkah masuk. Matanya segera menyapu seluruh ruangan, mencari sosok gadis itu.

Dan, di balik meja kasir, berdiri seorang gadis dengan rambut terikat sederhana, wajah lelah tapi tetap ramah. "Itu dia," gumamnya. Dengan langkah tenang, Alexio menghampiri.

"Permisi. Aku ingin satu Americano," ucapnya dengan senyum sopan.

"Baik, Tuan," jawab salah satu pelayan yang berdiri di dekat mesin kopi.

Beberapa menit kemudian, kopi panas tersaji di meja. "Ini pesanannya, Tuan," ujar si pelayan.

Alexio mengangguk, lalu menyelipkan tangan ke dalam saku jasnya. Namun, ekspresinya langsung berubah. Ia meraba kantong lain, mengernyit, dan menghela napas seolah baru tersadar.

"Astaga, sepertinya aku lupa membawa dompet," gumamnya. Lalu, ia menoleh ke pelayan. "Nona, bolehkah aku berhutang dulu? Aku benar-benar lupa membawanya."

Pelayan itu menatap Alexio dengan pandangan tidak ramah. "Maaf, Tuan. Kami tidak menerima sistem hutang. Jika anda tidak mampu membayar, lebih baik jangan pesan."

Nada suara itu cukup tajam dan membuat beberapa pelanggan melirik.

Alexio mengangkat alis, sedikit tersinggung. "Nona, kau terlalu kasar untuk ukuran seorang pelayan. Aku hanya lupa membawa dompetku, bukan berniat menipu."

"Alasan. Bilang saja Tuan ingin minum gratis."

Alexio membuka mulut, hendak membalas, tapi suaranya tertahan saat Elsa menghampirinya dengan wajahnya tenang, dan tidak menunjukkan emosi berlebihan.

"Tuan, biar saya saja yang membayarnya," ucap Elsa lembut.

"Jangan, Nona. Aku bisa ... "

"Tidak apa-apa," potong Elsa sambil tersenyum kecil sambil menyerahkan uang kepada kasir. "Lain kali, pastikan dompet Anda tidak tertinggal saat pergi, ya."

Alexio terpaku. Ada ketulusan dalam sikap Elsa yang sulit dijelaskan. Tidak ada nada menghakimi, tidak ada pamrih, hanya ketenangan dan empati yang tulus.

Saat Elsa kembali ke meja dan melanjutkan pekerjaannya, Alexio membawa cangkir kopinya ke sudut ruangan. Ia duduk diam, menatap gadis itu dari kejauhan, dengan senyum samar di wajahnya.

"Gadis ini ... berhasil membuat Axel turun tahta menjadi tukang kebun sekolah. Dan sekarang, aku mulai mengerti kenapa," batin Alexio.

...****************...

Malam harinya, saat Elsa keluar dari cafe setelah selesai bekerja, terdengar seseorang memanggilnya.

"Nona!"

Elsa menoleh. Seorang pria paruh baya dengan penampilan elegan menghampirinya sambil tersenyum.

"Tuan?" Elsa sedikit terkejut, melihat pria yang ia bantu tadi siang.

"Aku ingin mengembalikan uangmu," ujar Alexio, menyodorkan uang padanya

"Astaga, tidak perlu, Tuan," tolak Elsa, mengangkat kedua tangannya.

"Jangan begitu." Alexio menyelipkan uang itu ke tangan Elsa. "Tidak mudah mendapatkan uang, bukan? Kau harus bekerja keras. Mana mungkin aku membiarkanmu menanggungnya."

Elsa akhirnya tersenyum lembut. "Baiklah, aku terima. Terima kasih, Tuan."

Alexio mengangguk. "Seharusnya aku yang berterima kasih, Nona." Ia menatap Elsa sejenak, lalu bertanya dengan nada ramah namun penasaran, "Kau pulang dengan siapa? Maksudku, apa tidak ada yang menjemputmu malam-malam begini?"

Elsa hendak menjawab, tapi, lagi-lagi terdengar suara memanggilnya.

"Elsa!"

Gadis itu menoleh cepat. Begitu juga Alexio,.yang menaikkan kedua alisnya saat melihat putranya di sana.

"Kak Axel?" Elsa tersenyum, lega.

Axel menghampirinya, namun tatapannya langsung berubah dingin saat melihat sosok yang berdiri di samping Elsa. Ia mengerlingkan mata, memberi isyarat agar Alexio pergi dari sana. Namun, pria itu justru menyeringai penuh arti.

"Tatapan yang mencurigakan. Aku tidak akan membiarkan mu mengacau, Dad," batin Axel dengan rahang mengeras.

"Oh, sepertinya kekasihmu datang menjemputmu," ujar Alexio, menyeringai lebih lebar.

"Di-dia bukan kekasihku, Tuan," jawab Elsa, sedikit gugup.

"Bukan, ya?" Alexio terkikik. Ia sengaja melontarkan kata berikutnya dengan suara pelan, tapi cukup jelas terdengar oleh Axel. “Kasihan sekali, tidak diakui."

Axel mengerjapkan mata, napasnya berat menahan emosi. Namun Alexio tampak semakin menikmati situasi tersebut.

"Aku pikir, dia kekasihmu. Tapi setelah melihat penampilannya … sepertinya, memang belum pantas jadi pasanganmu."

Axel mengukir senyum kecut, hendak menyahut, namun Elsa melangkah maju dan berdiri di depan Alexio.

"Dia memang bukan kekasihku, Tuan. Tapi, aku mohon, jangan berkata seperti itu. Dia telah melalui masa sulit. Dia kehilangan pekerjaan, mempunyai banyak utang, bahkan hampir bunuh diri. Jika saat itu aku tidak mencegahnya, mungkin dia sudah tidak ada," bisik Elsa.

Alexio mengangkat alis, sedikit terkejut.

"Sekarang, dia tinggal di rumahku dan mulai bangkit dengan bekerja sebagai tukang kebun di sekolahku," lanjut Elsa dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan yang hanya didengar Alexio.

Alexio terdiam sejenak. "Wah, tragis sekali," gumamnya ringan.

Tidak tahan melihat semua itu, Axel maju, menggenggam tangan Elsa. "Elsa, ayo kita pulang."

"Iya!" Elsa sempat menoleh ke Alexio. "Aku pulang dulu, Tuan. Sampai jumpa." Ia berjalan lebih dulu, sementara Axel mendekati ayahnya.

"Aku memang mengizinkan Daddy menguji Elsa, tapi tolong … jangan mengacaukan rencanaku," bisiknya dengan nada tajam.

Alexio menyilangkan tangan. "Siapa yang mengacau, hah? Daddy hanya bertanya saja."

"Dengan berkata seperti tadi, mood-ku bisa runtuh total. Memangnya, Daddy tidak ingin aku segera menikah dan memberi Daddy cucu secepatny"

Alexio mencengkeram lengan Axel. "Cucu? Kau berniat menanam saham sekarang?"

Axel mengerutkan dahi, kesal. "Tentu saja nggak! Ada kakaknya di rumah! Aku mana berani macam-macam!" Axel berbalik pergi menyusul Elsa. "Sudahlah, aku mau pulang!"

Alexio terpaku, menatap punggung Axel yang menjauh. "Cucu?" Ia segera merogoh ponsel di sakunya untuk menghubungi seseorang.

"Martin, aku mempunyai punya tugas untukmu."

1
Dzimar Rezkiansyah
lucu bngttt Martin&Exel pas tau glanzy mau dtang....kabur/Ngumpet dmna kah mereka🤣🤣🤣🤣🤣
Saadah Rangkuti
axel sama martin gokil ya...
lavcuttie
🤣🤣🤣
azalea_lea
Hahaaa
axel martin panik bgt tkut kebongkar
hayolah ngumpet duluu sana 🤭🤣👍🙏❤🌹
Dwi Winarni Wina
Axel dan martin sangat paknik skl glenzy akan dateng ke rumah elsa, secepat bersembunyi axel dan martin/kabuur..
Dwi Winarni Wina
Exel sangat penasaran sm glenzy tiba2 kok kenal sm elsa, elsa menjelaskan glenzy kakak tirinya irfan...
❤️Rizka Aulia ❤️
apakah Glenzy kakak tiri Irfan
❤️Rizka Aulia ❤️
selamat menikmati kehancuran Dion km pikir Axel gak tau niat busuk mu
❤️Rizka Aulia ❤️
siapakah orang itu yg menemui Elsa dan bikin Axel terkejut
❤️Rizka Aulia ❤️
tuan Axeilo lagi menguji calon mantunya yg masih sekolah SMA,Ternyata Esa tulus dan ikhlas
Dwi Winarni Wina
Axel dan elsa dirumah hanya berduaan sangat gugup dan canggung, Elsa dan axel bahkan pernah berciuman dan berpelukan,kali ini berduaan jantungnya berdebar2 skl keduanya...
Dwi Winarni Wina
Jadi penasaran siapakah org yg mengenal Elsa itu, axel menggerutu pasti ulah daddynya roy baru bekerja langsung dikirim kelapangan terjun langsung...
Miya Gelliant Troufella
👍👍
+1 Alter
pasti si kasih tak sampai 😒😒😒
azalea_lea
ahh penasaran siapa yaa orang yg dilihat axel apa daddynya atau seseoraang that lain??? 🤔🙏👍🌹❤🤭
+1 Alter
mwehehehehehe 🌚🌚🌚 al syukaaa
Dwi Winarni Wina
Axelio lg menguji calon mantunya ternyata calon mantunya sangat tulus dan ikhlas..

bapak dan anak sebelas duabelas sangat lucu dan gemesin....
Saadah Rangkuti
ayah sama anak sama2 kocaknya 😃
Dwi Winarni Wina
Pasti itu anak buah axel yg ingin menjemput axel,,,dasar irfan sipreman pasar beraninya main keroyokan, blm tahu aja siapa lawannya bukan orang sembarang...
❤️Rizka Aulia ❤️
orang yg berjas hitam pasti orang suruhan Axel dan Axel mau pergi ke perusahaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!