NovelToon NovelToon
Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Misteri / One Night Stand / Cinta Terlarang / Suami Hantu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara sari

Fania seorang gadis cantik yang berasal dari desa, ia seorang anak art yang bekerja di sebuah rumah mewah.

Rumah yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya, menjadi misteri oleh penghuni desa, karena rumah tersebut sudah tidak dihuni oleh pemilik rumah.

suatu ketika Fania mendengar suara aneh dari balik kamar, kamar yang terbilang aneh itu membuat Fania penasaran.

Saat melihat itu Fania merasa.... mau tau kelanjutan ceritanya, jangan lupa baca terus novel ini ya semoga kalian suka dengan karyaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. malam ini kamu adalah milikku

Kali ini Edward membawa ratu Balqis ke tempat tinggal Fania, Balqis sekarang sudah berada di depan rumah Fania yang terbilang sederhana. Balqis menatap rumah itu lalu menoleh kearah Edward.

"Apa ini rumahnya."

"Iya ibu." mereka masih belum berani untuk mendatangi Fania secara langsung, keduanya masih melihat Fania dari kejauhan.

Munculah pemilik rumah, Fania membuka pintu saat dia sudah mengenakan pakaian rapih. Wanita itu mengunci pintu dan menaruhnya di dalam tas.

"Dia mau kemana jam segini?" tanya Balqis masih menatap Fania.

"Dia mau kerja Bu." jawab Edward, wanita itu melangkah cepat untuk tiba di tempat kerja.

Edward membawa Balqis ke salah satu tempat kerja Fania, keduanya diam-diam memperhatikan kehidupan Fania yang sangat sederhana. Mulai dari wanita itu kerja memakai bus bukan kendaraan pribadi.

Melihat itu Balqis berucap dalam hati, "Dia sangat mirip denganmu. Bagaimana aku bisa melupakan kamu, sedangkan wajahmu sangatlah mirip dengan anak kita."

Edward sempat melirik kearah ratu Balqis, dia seperti menyadari sesuatu ada sebuah kerinduan di dalam hati Balqis. Tetapi wanita ini masih belum sadar akan hal itu.

"Setelah dia pulang kita mampir menemuinya Bu." Balqis menoleh kearah Edward, secara langsung Balqis mengangguk menyetujuinya.

Sore harinya, Edward datang menunggu kedatangan Fania. Wanita itu sudah tiba di rumah, mereka berdua dengan cepat datang untuk bertemu dengan Fania.

Fania yang baru saja ingin membuat mie instan tiba-tiba saja dia mendengar suara ketukan pintu. Fania menyimpan mie instan itu kembali dan menghampiri pintu.

Saat dibuka ternyata Edward, dia tersenyum lalu memeluk tubuh Edward tanpa sadar membuka Balqis terus menatap Fania.

Edward mencium seluruh wajah Fania termasuk bibir Fania dengan dalam, Fania yang menyadari akan kehadiran seseorang selain Edward pun menoleh.

"Dia siapa?" tanya Fania menatap Edward.

"Dia ibu aku Fania." timpal Edward membuat Fania tersenyum senang.

Fania membawa keduanya masuk ke dalam, "Kamu tinggal sendiri di sini."

"I-iya Bu." ucapnya dengan gugup, ini pertama kalinya Fania bertemu dengan orang tua Edward. Selama ini Edward tidak pernah menceritakan apapun tentang orang tuanya.

Balqis yang posisinya tidak jauh dari Fania, ia menyentuh dan menatap wajah Fania dengan lembut. Melihat wajahnya saja dia mengingat pria itu, sudah lama sekali dia tidak bertemu dengannya. Dan sudah lama sekali dia merindukan kehangatan dalam keluarga.

Rasanya Balqis ingin berkata dengan jujur bahwa dirinya adalah ibu kandungan Fania, tetapi entah kenapa mulutnya terasa kaku untuk mengungkapkan semuanya.

"Kamu sangat cantik Fania. Pantas putra saya sering membicarakan kamu." Fania melirik Edward, lelaki itu tersenyum malu menyadari perkataan dari Balqis.

Setelah lama berbincang Balqis memutuskan untuk pergi, sedangkan Edward masih berada di sana.

"Aku sangat merindukan kamu Fania." ujar Edward yang memeluk tubuh Fania dalam keadaan dia tertidur di kedua paha Fania.

Fania tersenyum sambil memainkan rambut Edward dengan lembut, "Apa saja yang kamu bicarakan tentangku di depan ibu kamu."

Edward menatap Fania dengan hangat, "Apapun itu. Sepertinya ibuku sangat menyukai kamu Fania."

"Apakah kamu yakin?" tanya Fania dengan ragu.

Edward bangun dari pangkuan Fania, "Iya, aku sangat yakin itu." lalu Edward mencium bibir Fania dengan lembut.

Fania tidak terkejut sama tindakan Edward, dia malah senang melihat Edward mulai menyukai dirinya.

"Fania aku menginginkanmu malam ini." Edward seperti menahan hasrat panas yang mendalam saat melihat Fania, apalagi tubuhnya sudah bereaksi dengan cepat saat bersama dengan Fania.

...•••...

Tanpa menunggu waktu lama lagi, Edward merenggut bibir Fania yang sangat indah. Dia mengecap, dan menghisap seperti sebuah permen yang begitu manis di lidah.

Itulah yang dirasakan Edward saat ini, dia benar-benar menyukai bibir manis Fania yang sudah menjadi dirinya tergila-gila.

Fania terus membalas apa yang dilakukan Edward, sampai akhirnya ciuman lembut itu menjadi panas. Edward terus memainkan bibir Fania, tanpa sadar tangannya mencari sebuah kehangatan ke dalam tubuh Fania.

Fania membusungkan tubuhnya ke depan saat Edward berhasil membuatnya terbang ke awan. Fania tidak ada hentinya mend3s@h saat Edward terus menerus membuatnya tergila gila.

Kini Edward berpindah mencium leher jenjang Fania dengan lembut, lalu ciuman itu berpindah ke bagian area sensitif Fania. Edward mencari kepuasan ke tubuh Fania, membuat wanita itu terus menyukai permainan yang dilakukan Edward.

Di ruang tamu yang dipenuhi dengan suara kenikmatan mereka, membuat mereka tidak sadar akan apa yang dia lakukan. Untung tempat tinggal Fania jauh dari permukiman warga, jadi mereka bisa bebas melakukan apapun.

Edward sempat menghentikan permainannya, dia lebih memilih menatap wajah dengan lembut. Kedua tangannya menyentuh pipi Fania.

"Apa aku boleh menjadikan kamu menjadi milikku seutuhnya Fania." mendengar ucapan itu membuat Fania tersenyum, dengan tubuh terengah-engah Fania sepakat menyetujui permintaan Edward.

Melihat itu Edward kembali mencium kening Fania sebelum ia memainkan kegiatan panasnya kembali. Kali ini Edward menghantam Fania dengan cepat, walaupun ini adalah pertama bagi keduanya tetap saja Edward harus hati-hati karena dia tidak ingin menyakiti Fania.

"Hem... Ahhh...!!" Fania mend3s@h dengan keras saat mengetahui ada sesuatu yang mengganjal di dalam tubuhnya.

Entah apa itu yang pasti benda itu sangat keras, belum dimulai saja benda itu sudah membuatnya terkejut akan sebuah pergesekan.

Benda itu mulai dimasuki oleh Edward dengan perlahan, saat memasukinya saja Fania sempat tersentak kaget dan berteriak saat benda itu terus dimasuki dengan dalam.

Fania tidak sengaja mencengkram seprai dengan kuat, saat melihat tenaga Edward lebih besar dari tenaga manusia.

Edward terus menghentakkan pinggulnya untuk merasakan bagaimana nikmatnya bercinta, Fania mulai terbiasa dengan benda milik Edward. Begitu juga Edward dia mulai mengimbangi permainannya kembali, saat melihat Fania sudah mulai santai dengan apa yang dia lakukan.

Akhirnya mereka melakukan kegiatan panas yang panjang itu sampai selesai, ketika paginya Fania masih saja belum terbangun wanita itu malah sibuk memeluk tubuh kekar Edward.

Edward yang dari tadi terus menatap wajah Fania, sampai wanita itu terusik akan sentuhan yang terus dilakukan oleh Edward. Fania membuka mata membuat pria di depan matanya tersenyum.

"Selamat pagi sayang. Apa tidurmu nyenyak kemarin malam?" mendengar pertanyaan itu membuat Fania merasa malu, dia terus saja mengingat bagaimana dirinya seperti p3l4cur.

"Ada apa?" tanya Edward bingung, "kenapa wajahmu sedih gitu Fania."

"Apa semalam aku seperti seorang p3l4cur?" tanya Fania dengan raut wajah sedih, dia tidak sadar akan kesalahannya semalam.

Edward tersenyum dan menaiki satu alisnya mendengar pertanyaan aneh dari bibir Fania, "kalau kamu seorang p3l4cur aku akan memakai kamu terus menerus, dan kamu akan mendapatkan uang."

"Tapi aku sama seperti mereka, mereka melakukan itu demi uang sedangkan aku merelakan semuanya bukan demi uang melainkan nafsu sesat saja."

Edward mengangkat dagu Fania untuk menatapnya, "Fania aku tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. Mau kamu seorang p3l4cur sekalipun aku tetap memilih kamu."

"Lagian kamu bukan p3l4cur Fania tetapi pasanganku, sebentar lagi kamu akan menjadi milikku selamanya tanpa ada orang lain yang bisa mengganggu kita." ujar Edward dengan lembut, Edward juga meyakinkan Fania bahwa dia bukan seorang p3l4cur.

"Apa kamu sungguh-sungguh bicara itu?" Edward mengangguk cepat, "aku tidak akan mengkhianati ucapan aku sendiri, aku akan tetap memilih kamu sampai kapanpun itu."

Fania dengan cepat memeluk tubuh Edward dengan erat, walau ada ketakutan di hati Fania tetapi Edward sudah berhasil meyakinkannya.

Kini Edward mengajari seorang ilmu yang dimiliki oleh Fania, perlahan Fania mulai bisa mengendalikan kekuatannya. Dia juga mulai melakukan apa yang diperintahkan oleh Edward, Fania tersenyum saat kekuatan yang dia miliki bisa dia gunakan dengan sempurna.

"Asalkan kamu jangan melukai orang lain kekuatan kamu bisa kamu gunakan. Kecuali dalam keadaan mendesak mungkin kamu bisa melakukan hal itu untuk melindungi diri kamu sendiri." kata Edward membuat Fania mengangguk.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!