NovelToon NovelToon
Sepenggal Waktu Untuk Mencintaimu

Sepenggal Waktu Untuk Mencintaimu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Murni
Popularitas:110
Nilai: 5
Nama Author: Azra amalina

Ariana selalu percaya bahwa hidup adalah tentang menjalani hari sebaik mungkin. Namun, apa yang terjadi jika waktu yang dimiliki tak lagi panjang? Dia bukan takut mati—dia hanya takut dilupakan, takut meninggalkan dunia tanpa jejak yang berarti.



Dewa tidak pernah berpikir akan jatuh cinta di tempat seperti ini, rumah sakit. Baginya, cinta harusnya penuh petualangan dan kebebasan. Namun, Ariana mengubah segalanya. Dalam tatapan matanya, Dewa melihat dunia yang lebih indah, lebih tulus, meski dipenuhi keterbatasan.



Dan di sinilah kisah mereka dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra amalina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ariana dan Air Hujan

Malam itu, suasana di rumah sakit begitu tenang, hanya terdengar suara tetesan air hujan yang mulai turun membasahi jendela kamar Ariana. Di dalam ruangan, Dewa duduk di kursi samping ranjang, menatap wajah Ariana yang masih terlelap.

Namun, tiba-tiba kelopak mata Ariana bergerak, dan perlahan ia membuka matanya. Dewa yang semula hampir tertidur langsung tersentak bangun, wajahnya seketika dipenuhi kelegaan.

“Ariana…?” panggil Dewa dengan suara pelan.

Ariana mengerjap pelan, lalu menoleh ke arahnya dengan senyum tipis. “Dewa…” suaranya masih lemah, tapi ada kehangatan di sana.

Dewa langsung menggenggam tangannya erat. “Kamu sudah sadar… Aku pikir kamu masih butuh istirahat lama.”

Ariana hanya tersenyum kecil, lalu tiba-tiba ia mengalihkan pandangannya ke jendela. Matanya berbinar saat melihat butiran hujan turun membasahi kaca.

“Dewa…” katanya pelan.

“Hm?”

Ariana menatapnya penuh harap. “Aku mau hujan-hujanan.”

Dewa terdiam sejenak, berpikir bahwa ia mungkin salah dengar. “Apa? Kamu serius?”

Ariana mengangguk pelan. “Iya… aku ingin merasakan hujan. Udah lama aku nggak bisa ngerasain dinginnya air hujan di kulitku.”

Dewa langsung menggeleng. “Ariana, kamu baru sadar. Kondisi kamu masih lemah. Mana mungkin kamu hujan-hujanan?”

Tapi Ariana hanya tersenyum. Senyum yang penuh kerinduan akan kebebasan.

“Aku udah terlalu lama di tempat ini, Dewa…” katanya lirih. “Aku cuma mau merasakan dunia lagi. Meski sebentar aja.”

Dewa menatapnya lama, hatinya berperang antara logika dan keinginannya untuk menuruti permintaan Ariana. Ia tahu ini bukan ide yang baik. Tapi di saat yang sama, ia juga tahu betapa Ariana merindukan hal-hal kecil yang dulu terasa biasa—seperti merasakan air hujan.

Setelah beberapa saat berpikir, Dewa akhirnya menghela napas panjang. “Baiklah,” katanya menyerah. “Tapi sebentar aja. Kalau kamu mulai merasa lemah, kita langsung balik ke dalam.”

Mata Ariana berbinar senang. “Beneran?”

Dewa mengangguk, lalu membantu Ariana duduk di tepi ranjang. Ia mengambil jaketnya dan menyelimutinya sebelum menuntunnya keluar.

Di bawah langit yang masih meneteskan hujan ringan, Ariana menengadahkan wajahnya, membiarkan tetesan air membasahi kulitnya. Ia tertawa kecil, menikmati sensasi dingin yang menyentuh tubuhnya.

Dewa hanya berdiri di sampingnya, menatapnya dengan penuh kasih. Melihat Ariana tersenyum begitu bahagia malam itu, ia sadar… kadang kebahagiaan tidak harus datang dari hal besar. Terkadang, cukup dengan merasakan hujan bersama orang yang kita cintai.

...****************...

Dewa dan Bang Ardan berdiri di bawah atap rumah sakit, hanya bisa mengamati Ariana yang tengah menikmati hujan dengan mata berbinar. Langit gelap dihiasi rintik-rintik air yang turun membasahi halaman kecil rumah sakit, menciptakan suasana yang tenang namun penuh makna.

Ariana berdiri di tengah guyuran hujan, memejamkan mata, lalu mengangkat kedua tangannya seolah ingin merangkul langit. Ia tertawa kecil, merasakan dinginnya air hujan yang menyentuh kulitnya—sesuatu yang sudah lama ia rindukan.

Lalu, dengan suara lirih namun penuh emosi, Ariana mulai menyanyikan lagu favoritnya.

Dewa dan Bang Ardan hanya diam, mendengarkan setiap lirik yang meluncur dari bibir Ariana. Suaranya mungkin tidak sekuat dulu, tapi ada ketulusan di sana—sebuah ekspresi kebebasan yang jarang bisa ia rasakan.

“Dia benar-benar bahagia, ya?” Bang Ardan berbisik di samping Dewa, matanya tak lepas dari adiknya.

Dewa mengangguk pelan. “Iya… Ini yang dia mau. Sesederhana ini.”

Bang Ardan menghela napas, lalu tersenyum tipis. “Dulu, waktu kecil, dia sering banget minta izin hujan-hujanan. Tapi Ibu nggak pernah ngizinin. Katanya nanti sakit. Sekarang, aku baru sadar… kadang kita terlalu takut seseorang terluka sampai nggak sadar kalau mereka hanya ingin menikmati hidup.”

Dewa menoleh ke arah Bang Ardan, memahami maksudnya. “Kita nggak bisa selamanya menjaga mereka tetap aman dalam ruang tertutup. Kadang, mereka hanya butuh kebebasan.”

Ariana masih terus menyanyi, sesekali tertawa kecil sambil berputar di bawah hujan. Dewa melihatnya seperti anak kecil yang menemukan kembali dunia yang sempat ia tinggalkan.

Sesederhana ini.

Sebahagia ini.

Dewa mengepalkan tangannya. Ia berjanji, akan melakukan apa saja agar Ariana bisa terus menikmati momen-momen seperti ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!