Aku Bukan Wanita Penghibur

"Gimana Bisnis mu, Gianna?" Tanya Pak Gio saat mereka tengah sarapan pagi.

"Very nice... "

"Kamu nggak berhubungan lagi sama kuli itu kan?"

"Papa apaan sih. Dia ada nama. " Ucap Gianna.

"Kuli namanya yang pas buat dia... " Tambah Pak Gio yang membuat Gianna kehilangan nafsu makannya.

Gianna lalu pergi meninggalkan meja makan begitu saja. Alex dan Mama Gita hanya terdiam menyaksikan apa yang baru saja terjadi di meja makan mereka pagi ini.

"Aku berangkat dulu... " Ucap Alex yang juga malas berlama-lama semeja dengan sang papa.

"Besok malam ada dinner dengan keluarga Claudya. Papa mau kamu datang." Ucap pria bermata sipit itu.

"Gimana kalau aku nggak datang..."

"Semua fasilitas kamu papa stop... "

"Why? " Alex berbalik menghadap ke arah apk Gio.

"Because you are disobedient. Kamu selalu bertentangan dengan apa yang papa atur. Kamu lupa, bagaimana dulu kamu menentang papa untuk menikahi gadis miskin itu? Hasilnya apa? Dia malah kabur. Heh... " Pak Gio tersenyum sinis.

"Tapi papa ngga bisa jadiin itu sebagai alasan untuk ngatur hidup aku pa. Ma... please... " Alex melihat pada mama Gita.

Mama Gita hanya bisa diam. Dia tak berani bersuara. Karena apa yang suaminya katakan benar adanya.

"Jam 8 malam nanti. Di restoran Hotel Permata." Ucap Pak Gio lagi.

Alex menghela napas panjang. Dia sudah kehabisan kata untuk membantah sang papa yang sangat keras itu. Kuasa penuh memang masih di pegang oleh pria pemilik nama lengkap Giovan ahmad Wijaya tersebut di rumah Alex. Bahkan di seluruh perusahaan nya termasuk perusahaan yang saat ini Alex pegang.

Alex meninggalkan orang tuanya tanpa sepatah kata pun lagi. Dia langsung masuk ke dalam mobilnya. Dan lekas meninggalkan rumah mewah tersebut.

Sementara itu di kantor Sendu sedang sibuk menata meja para karyawan. Sesekali dia bercanda dengan Maria yang memang hobi membuat lelucon. Namun seketika mereka terdiam saat melihat Alex masuk ke dalam kantor.

Alex terus berjalan tanpa melihat ke kanan dan kiri. Wajahnya yang tampak penuh beban membuat Sendu bisa melihat jika pria yang telah menikahinya itu sedang ada masalah.

"Beres. Bikin minum yuk.... " Ucap Maria pada Sendu. Namun yang di ajak bicara tak merespon.

"Sendu... kenapa lo?" Maria menyenggol pundak Sendu.

"Hah? Kenapa? "

"Melamun pagi-pagi. Yuk..." Ajak Maria.

"Oh, ya... " Sendu lalu mengikuti Maria menuju keruangan coffe break tapi matanya masih melihat ke arah ruangan Alex.

...🍃🍃🍃...

Pukul 8 malam Sendu sudah mengemasi barang-barangnya dan bersiap untuk pulang. Maria sudah lebih dulu pulang karena katanya ada urusan mendadak. Jadinya sendu pulang sendiri naik bus.

Sendu duduk di halte sambil sesekali memainkan kakinya. Pikirannya kembali teringat pada uang sewa kontrakan yang tinggal dua hari lagi jatuh tempo sementara dia tak punya cukup uang lagi. Sendu menarik napas dalam dan kembali menunduk.

Mobil Alex berhenti tepat di depan Sendu. Namun gadis desa itu tak melihatnya karena pandangannya masih tertuju ke bawah.

Dengan cepat Alex menarik tangan Sendu yang membuat mata wanita cantik itu membulat dalam sekejap.

"Ada apa ini, Pak..? "

"Ikut saya... " Alex terus menarik Sendu.

"Ya tapi kemana pak?" Tanya Sendu.

Alex langsung membuka pintu mobilnya. Dia menyuruh Sendu masuk. Sendu pun langsung masuk tanpa membantah lagi. Kemudian Alex juga masuk ke dalam mobil dan langsung menancap gas meninggalkan lokasi kantor.

"Mau kemana kita pak? " Tanya Sendu yang bingung dengan sikap Tuannya itu.

Alex tak menjawabnya. Sampai mereka berhenti di sebuah butik yang cukup mewah. Alex langsung turun dan membuka pintu Sendu. Sendu pun langsung turun.

Alex kembali memegang tangan Sendu dan membawa gadis kemayu itu masuk ke dalam butik sekaligus salon itu.

"Selamat malam Pak. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya penjaga butik.

"Saya mau gaun dinner yang cocok dengan dia. Dan kalau bisa sekalian make up. " Pinta Alex.

"Baik Pak. Mari Bu.... " Ajak wanita penjaga toko itu kepada Sendu.

Sendu tak membantah apa-apa. Dia hanya manut saja pada titah sang pemilik kuasa. Dia juga tak bertanya lagi akan kemana mereka sampai Sendu harus mengganti bajunya dengan gaun.

Sendu di duduk kan pada ruang make up. Petugas yang ada di ruangan itu langsung memulai aksinya mencoret-coret wajah gadis polos itu. Make up tema flawless akhirnya di pilih. Membuat wajah Sendu yang memang sudah ayu semakin ayu.

Selanjutnya Sendu di bawa masuk ke dalam ruang ganti setelah diberikan sebuah gaun berwarna merah maron oleh pelayan butik. Dengan kerudung berwarna senada membuat Sendu sangat cantik paripurna.

Sendu berjalan keluar dimana Alex duduk menunggunya. Mata pria tampan itu langsung ternganga saat melihat Sendu memakai gaun merah maron yang memiliki potongan mengembang di bagian pinggangnya.

Dia cantik sekali.... (Alex bermonolog)

"Gimana Pak...?" Tanya pelayan toko. Namun yang ditanya tak menjawab.

"Pak...." Panggil penjaga toko lagi.

"Eh, gimana? " Alex malah bertanya balik saking terpana nya melihat Sendu.

"Saya tanya bagaimana, apa bapak suka?"

"Ya... oke..." Alex langsung mengeluarkan kartu berwarna hitam dari dompetnya. Pelayan langsung mengambilnya kemudian meminta Alex memasukkan nomor pinnya. Alex menekan nomor pin namun matanya tetap mengarah kepada wanita bergaun merah maron di depannya.

"Yuk... " Ajak Alex gugup kepada Sendu. Tapi Sendu malah berdiam diri. Alex kembali melihat kebelakang karena melihat Sendu yang tak jalan-jalan.

"Kenapa? " Tanya Alex.

"Pak, saya nggak bisa jalan..." Ternyata Sendu memakai heels yang lumayan tinggi. Dia mengangkat sedikit gaunnya. Alex langsung melihat ke bawah.

"Astaga... " Alex tertawa pelan. Dia pun mendekati Sendu lalu memberikan lengannya kepada Sendu. Sendu langsung memegangnya dan mereka berjalan pelan-pelan.

Alex membuka pintu untuk Sendu yang tak lupa mengucapkan terima kasih kepada atasannya itu. Mereka lalu kembali bergerak menuju sebuah hotel berbintang yang tak seberapa jauh dari butik tadi.

Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja, mereka sudah sampai di depan hotel. Sendu langsung melihat keluar. Tulisan hotel permata begitu besar terpampang di depan hotel mewah tersebut.

Sendu langsung berpikir yang tidak-tidak terhadap Alex. Dahinya berkerut seketika. Dia mengira Alex akan meminta haknya sebagai suami kepada Sendu.

"Ngapain kita ke sini pak?" Tanya Sendu.

"Nanti juga kamu tau. Yuk... " Ajak Alex.

Alex lalu mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. Dia lalu meraih tangan Sendu dan memakaikan cincin pernikahan yang sempat Sendu kembalikan dulu.

"Pak...? " Ucap Sendu. Alex tak mengatakan apa pun. Dia hanya terdiam, membiarkan Sendu terus dalam kebingungan.

Mereka lalu keluar dari dalam mobil dan langsung berjalan menuju restoran hotel berbintang itu.

"Nanti, biar aku aja yang bicara. Oke..? " Alex memegang tangan Sendu yang tengah menggandeng tangannya.

Sendu hanya mengangguk pelan.

Mereka lalu melangkah masuk ke dalam restoran. Ternyata ini adalah pertemuan yang tadi pagi Pak Gio bilang. Pertemuan dengan keluarga Claudya, wanita yang ingin di jodohkan kepada Alex.

"Itu Gilang udah datang... " Ucap mama Gita.

"Loh, sama siapa itu jeng? " Tanya mamanya Claudya.

"Nggak tau... " Jawab mama Gita.

Alex dan Sendu sudah berdiri di dekat meja reservasi Pak Gio. Semua yang ada di sana melihat ke pada mereka dengan tatapan penuh tanya. Bagaimana tidak, Alex yang dikenal mamanya sangat liar dan buas kenapa bisa menggandeng wanita seperti Sendu. Wanita berhijab? Apa Gilang tidak salah? Pikir mama Gita bermonolog.

"Hai, selamat malam semua." Ucap Alex tegas.

"Siapa dia Lang? " Tanya mama Gita to the point.

"Kenalin, namanya Sendu. Dia...istri Gilang... " Ucap Alex seraya melempar senyum kepada Sendu.

Mata Sendu membulat karena dia tidak menyangka jika Alex akan senekat ini. Memperkenalkan dirinya sebagai istrinya Alex kepada seluruh keluarganya Alex. Bahkan di depan keluarga calon istri Alex yang sudah di pilih oleh Pak Gio. Nekat banget lo bro?

"WHAT?? " papa Gio terkejut luar biasa. Dia sampai berdiri dari duduknya. Ekspresi wajahnya merah menahan marah.

Mama Gita sampai pusing dan memegang kepalanya karena shock.

"KAMU UDAH GILA YA?!Kamu mau buat papa malu atau gimana? Dia ini kan... " Ucap Pak Gio. Namun ia tak melanjutkan kata-katanya sebab ia cepat sadar kalau ada keluarga Claudya juga di sana.

Pak Gio tidak mau kalau sampai status wanita yang diakui Alex sebagai istrinya itu diketahui oleh orang lain. Bisa jatuh harga dirinya. Masa iya seorang anak pengusaha sukses sepertinya menikahi OG di kantornya sendiri. Mau kemana dia taruh wajahnya nanti?

"Gilang, kami jangan bercanda nak... " Ucap mama Gita.

"Gilang nggak bercanda ma. Gilang sama Sendu emang udah nikah satu bulan yang lalu." Alex menunjukkan cincin yang tersemat di jari Sendu.

"Maaf Pak Gio bu Gita, sepertinya kami harus pergi sekarang." Ucap pria paruh baya yang tak lain adalah papanya Claudya.

Claudya dan keluarganya pun akhirnya meninggalkan restoran dengan perasaan marah. Mereka merasa sudah dipermainkan oleh keluarga Pak Gio. Niat mau melanjutkan perjodohan Alex dan anaknya, malah mendapati kabar jika Alex sudah menikah. Wadidaw!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN DONG KALAU SUKA... 😌