Zhi Tian hanyalah anak yatim-piatu buta yang sejak kecil hidup menyendiri di pesisir pantai.
Disuatu hari tanpa sengaja Zhi Tian menyelamatkan seorang pria yang terdampar didekat rumahnya. Pria itu bernama Shan Lao, yang ternyata merupakan kultivator paling hebat di benuanya.
Keberadaan Shan Lao mengubah hidup Zhi Tian, berkatnya ia bisa melihat kembali. Tidak hanya sampai di sana, Zhi Tian juga diajarkan banyak ilmu beladiri dari pria tersebut.
Zhi Tian yang sudah dibekali ilmu beladiri kemudian mulai mengejar cita-citanya yang ingin melihat seluruh dunia.
Ini adalah cerita Zhi Tian, seorang anak laki-laki dari pulau terpencil yang menjelajahi dunia yang dipenuhi dengan konflik dan peperangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 1 — Zhi Tian
Diantara banyak ras yang ada di dunia, Ras Naga merupakan salah satu dari beberapa ras terkuat yang pernah ada.
Ras Naga yang sejak awal dianugerahi kekuatan yang luar biasa, pernah menguasai dunia dan membuat banyak ras termasuk manusia dibuat berlutut didepan mereka.
Dengan kepemimpinannya, Ras Naga membuat dunia diliputi banyak kekacauan. Mereka menjadikan ras lain tidak lebih dari sekedar mainan atau budak yang bisa dibunuh kapan saja sesuai keinginan mereka.
Sudah banyak pihak ingin menghentikan kekuasaan dari Ras Naga namun tidak pernah ada yang berhasil melakukannya. Kebanyakan dari mereka tidak berkutik ketika menghadapi raja dari ras tersebut.
Ras Naga sendiri mempunyai dua raja yang sangat kuat, mereka disebut sebagai Raja Naga Cahaya dan Raja Naga Kegelapan.
Sudah tidak tidak terhitung jagoan mati dihadapan dua raja naga itu, tidak ada yang bisa menandingi kekuatan mereka yang luar biasa hingga suatu hari datanglah seorang kultivator misterius yang menantang kedua raja tersebut untuk bertarung.
Tidak diketahui asal-usul kultivator misterius itu namun ia menunjukkan kekuatan yang besar didalam tubuhnya. Dengan begitu mudahnya, kultivator itu mengalahkan dua raja naga yang tidak tertandingi tersebut dalam waktu yang relatif singkat.
Kultivator misterius itu kemudian mengambil masing-masing satu mata dari dua raja naga itu sebagai bentuk hukuman karena mereka telah membuat dunia diambang kehancuran.
Mata naga itu kemudian disimpan oleh kultivator misterius tersebut disebuah tempat yang rahasia, dikatakan bahwa siapapun yang memiliki dua mata naga itu maka mereka bisa duduk dipuncak kekuatan.
Tidak hanya sampai di sana, Ras Naga juga diusir dari dunia itu dan tidak boleh kembali ke sana untuk selama-lamanya.
Sejak saat itu, Ras Naga tidak pernah terlihat lagi, ribuan tahun berlalu mereka menjadi sebuah dongeng belaka bahkan sampai di titik tidak ada yang mempercayai keberadaan ras tersebut.
Sayangnya hilangnya Ras Naga tidak membuat dunia otomatis menjadi damai, pada akhirnya selalu ada konflik dan peperangan diantara mereka yang masih hidup.
Kekuatan, kekuasaan, kekayaan, menjadi dasar para ras terutama manusia terus menginginkan perang.
Perdamaian dunia seolah menjadi omong kosong sampai akhirnya ada sebuah ramalan besar yang mengabarkan adanya seorang perempuan yang akan lahir dan merubah dunia menjadi dipenuhi kedamaian.
Bertahun-tahun berlalu ramalan itu tidak pernah terbukti kebenarannya hingga banyak orang mulai meragukannya, sampai disuatu malam fenomena langit tiba-tiba terbentuk dan menggemparkan seluruh dunia.
***
"Apakah aku sudah mati?"
Shan Lao membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya sedang diposisi berbaring di sebuah ruangan yang tertutup.
Mata Shan Lao hanya menatap atap ruangan itu yang terbuat dari kayu yang kini sudah mulai lapuk. Shan Lao berusaha menggerakkan badannya namun tubuhnya tidak mau mengikuti keinginannya.
Yang terakhir Shan Lao ingat sebelum tak sadarkan diri adalah ketika dirinya bertarung dan menghadapi ratusan kultivator seorang diri.
Salah satu serangan lawannya membuat Shan Lao terluka parah dan jatuh pingsan di lautan lepas. Shan Lao pikir ia akan mati di sana tetapi setelah merasakan ada rasa sakit ketika ia berusaha menggerakkan tubuhnya, Shan Lao menyadari dirinya ternyata masih hidup.
"Padahal kupikir mati ditengah laut tidak terlalu buruk bagi pendosa sepertiku, ternyata takdir masih berkata lain..."
Entah harus bahagia atau sedih ketika menjumpai dirinya masih hidup, Shan Lao bingung dengan perasaannya sendiri.
"Ah, apa kau sudah terbangun?"
Shan Lao terkejut ketika mendengar suara tak jauhnya darinya berbaring, ia berusaha menoleh namun tidak bisa sehingga Shan Lao hanya bisa melirik dari diujung matanya.
Shan Lao merasakan suara itu seperti seorang anak laki-laki, terlebih ia sedang berjalan pelan ke tempat tidurnya.
"Nak, apa kau yang menolongku?"
"Suara berat ini... Mungkinkah anda laki-laki?" Anak laki-laki itu bertanya.
Shan Lao mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan tersebut, dalam sekali lihat saja semua orang akan mengetahui dirinya merupakan seorang pria terlebih ia memiliki wajah sangat tampan yang bahkan jarang laki-laki miliki.
Shan Lao sendiri terlihat seperti pemuda 20-an tahun namun usia aslinya sebenarnya sudah lebih dari seratus tahun. Berkat teknik yang Shan Lao miliki, ia bisa mempertahankan kemudaanya.
Shan Lao ingin mengumpat tetapi menahannya, "Benar Nak, aku memang seorang laki-laki."
"Wah, berarti anda juga sepertiku, mungkinkah anda lelaki yang tampan." Suara anak laki-laki terlihat bersemangat.
"Tentu saja, tidak hanya tampan tetapi sangat tampan. Apakah kau tidak bisa melihat parasku yang-..."
Kata-kata Shan Lao langsung terhenti ketika anak laki-laki itu akhirnya masuk ke dalam jangkauan pandangannya. Shan Lao hampir tersedak nafasnya sendiri ketika mengetahui anak laki-laki tersebut berjalan menggunakan tongkat dengan mata yang terpejam.
Anak laki-laki itu mulai meraba sekitarnya hingga akhirnya tangannya menyentuh tempat tidur Shan Lao. Tidak perlu diperjelas lagi bahwa bocah tersebut merupakan seorang tunanetra.
"Nak, ini..."
"Maaf jika aku tak bisa melihat ketampanan anda." Bocah itu tersenyum tipis.
"Tidak, bukan itu maksudku. Tadi aku hanya sedikit..." Shan Lao menjadi salah tingkah.
"Aku becanda..." Anak laki-laki itu tertawa kecil, seolah ia bisa melihat ekspresi Shan Lao yang gugup. "Ngomong-ngomong kenapa anda menyebutku dengan panggilan 'Nak? Apakah itu berarti anda lebih tua dariku ya? Apa yang harus aku panggil? Kakak? Paman?"
Shan Lao merasa malu serta mengumpati dirinya yang terkadang selalu tersinggung oleh masalah yang sebenarnya sepele.
"Kau bisa memanggilku Paman Shan, Nak, dimana aku sekarang?"
"Ah, Paman sedang berada dirumahku. Ngomong-ngomong namaku Zhi Tian Paman..."
Shan Lao menaikan alisnya, ia kemudian menatap Zhi Tian dari bawah sampai atas, setelah melihatnya lebih jelas bocah tersebut terlihat masih berusia 8 tahunan.
Shan Lao lalu bertanya bagaimana dirinya bisa ada di rumah bocah tersebut.
"Ceritanya panjang paman, tapi intinya saat aku mencari kerang dipantai kemarin tanpa sengaja aku menginjak tubuh Paman yang tergeletak disisi pantai. Kupikir Paman semacam anjing laut yang diceritakan Bibi Yue tetapi setelah mengetahui paman punya dua kaki dan dua tangan, aku baru menyadari paman adalah manusia sepertiku."
Shan Lao terdiam, ternyata setelah pertempuran terakhir dirinya, ia terbawa arus laut hingga berakhir terdampar di tempat tinggal Zhi Tian.
Sebuah keajaiban bagi Shan Lao bisa mempertahankan nyawanya di lautan lepas,
Shan Lao ingin mengatakan sesuatu tetapi rasa sakit tiba-tiba menyerang dirinya, Shan Lao mengerang kesakitan selama beberapa waktu sebelum akhirnya ia tidak sadarkan diri kembali.
Sebelum pingsan, Shan Lao mendengar teriakan Zhi Tian yang panik namun sayangnya Shan Lao tak bisa menjawab karena kesadarannya yang perlahan memudar. Pandangan Shan Lao seketika menjadi gelap kembali.