Perselingkuhan istri dan sahabatnya, membuat Vicky Zean trauma untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Selama lima tahun, ia memilih menjadi Single Daddy untuk putra kesayangannya.
Namun, kini, ia justru tertarik dengan seorang gadis belia yang baru akan lulus jenjang SMA, Rhea Athalia hanya karena pertemuan singkat yang mengesankan baginya.
Meski perbedaan usia yang terpaut sangat jauh, Vicky tetap menjadikan Rhea sebagai target cintanya dan membuat beberapa jebakan agar Rhea bisa jatuh ke dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggilan Spesial
“Apaa? Kak Rhea mau dampingi daddy buat acara family gathering besok?” tanya Dean sambil membeliakkan matanya saat baru mendapat informasi dari daddynya.
Makan malam mereka pun terhenti seketika karena Dean juga langsung memperlihatkan mode mogok makan di depan semuanya.
“Dean gak setuju! Yang diundang itu daddy dan mommy, bukan daddy sama kakak!” tegas Dean yang langsung memasang wajah penolakannya.
Kini Lisa dan Vicky langsung saling melemparkan pandangan mereka sambil menghela nafasnya panjang.
“Trus, kamu mau kalau Daddy ditemani sama Mommy Kylee?” tanya Vicky dan Dean langsung menggelengkan kepalanya.
“Aku tidak suka Mommy Kylee.”
“Trus, Dean maunya siapa?” tanya Lisa sambil mengusap lengan Dean dengan lembut.
Kini Dean terdiam dan mulai berfikir siapa yang pantas mendampingi Daddynya untuk acara family gathering besok.
‘Miss Mala sih udah siap buat damping Daddy. Tapi, aku tidak suka jika nanti teman-teman justru menganggap Miss Mala beneran jadi mommyku. Apalagi daddy selalu bersikap dingin terhadap Miss Mala!’ gumam Dean dalam hati sambil memandang ke arah daddynya.
‘Jika Daddy memanggil Mommy Kylee untuk acara besok, aku tidak suka jika nanti teman-teman akan meledekku karena melihat mommy yang pakaiannya sangat norak dan terbuka!’ batin Dean sabil mengerucutkan bibirnya.
‘Tapi, kalau kak Rhea …’
‘Huft, dia sama sekali tidak punya penampilan seperti mommy-mommy! Bahkan Kak Rhea saja masih mengenakan seragam sama sepertiku!’
Dean menghela nafasnya panjang.
“Besok kan salah satu acara family gathering ada yang menghias kue ulang tahun. Kak Rhea jago banget loh, Dean!” bujuk Lisa.
“Onty yakin, Dean pasti bakal menang dalam acara ini. Apalagi Kak Rhea kan masih muda dan sangat gesit. Untuk perlombaan lainnya juga pasti akan dimenangkan sama Dean. Memangnya Dean gak mau tuh bawa hadiah PS 5 model terbaru yang dijanjikan sama ketua Yayasan?” tawar Lisa.
“Tapi nanti Dean bilang apa sama temen-temen kalo mereka nanyain Kak Rhea?” tanya Dean.
“Kenalin aja sama mereka kalo Kak Rhea memang mommynya Dean. Onty Lisa yakin Dean pasti akan banjir pujian karena Mommy Dean ternyata sangat cantik!” timpal Lisa membuat Vicky merekahkan senyumnya lebar-lebar. Trik yang digunakan oleh Lisa benar-benar sangat keren dan dijamin ampuh.
“Tapi …” Dean menggantung kalimatnya.
“Kak Rhea sama sekali tidak seperti mama yang lainnya. Kak Rhea masih sangat muda dan belum pantas untuk dipanggil mommy!” lanjut Dean sambil memainkan sendoknya.
“Kalau masalah panggilan, Dean tidak perlu memanggil mommy seperti yang lainnya. Dean bisa panggil Myka, Mynda, atau Miya gituh!” timpal Vicky membuat Dean, Lisa, dan juga Samuel memandang ke arahnya.
“Myka?” gumam Lisa.
“Apaan tuh, daddy?” tanya Dean kemudian.
“Mommy Kakak!” jawab Vicky.
“Kalo Mynda, apaan Bang?” tanya Samuel.
“Mommy muda dong!” balas Vicky. “Nah, kalo Miya itu …”
“Mommy sayang!” jawab Lisa, Dean, dan juga Samuel dengan serempak.
“Nah, betul sekali. Jadi gimana? Dean mau panggilan yang mana?” tanya Vicky.
“Emmm!” Dean tampak mulai berfikir.
“Mynda Rhea!” jawab Dean sambil mengepalkan tangannya ke atas.
“Yeaay! Akhirnya Dean punya Mommy jugaa!” sorak Lisa bahagia.
“Emangnya daddy beneran mau nikah sama Mynda Rhea?” tanya Dean yang langsung menghentikan sorakan Lisa seketika.
Kini suasana ruang makan kembali hening. Lisa, Samuel, dan juga Vicky kembali meleparkan pandangan mereka.
“Kalo Daddy beneran nikah sama Mynda Rhea gimana?” tanya Lisa.
Vicky kini menelan ludahnya kasar sambil menunggu jawaban yang terlontar dari mulut putranya. Sedangkan Dean langsung mengalihkan pandangannya menatap daddynya.
“Dean rasa, Mynda Rhea pasti sangat keberatan untuk menerima daddy!” tukas Dean.
“Emangnya ada masalah apa sama daddy sama Rhea keberatan untuk menerima daddy?” tanya Vicky dengan mode kesal.
Sedangkan Dean hanya mengedikkan bahunya, “Entahlah! Daddy coba tanya aja sendiri ke Mynda Rhea kalo gak percaya!” balas Dean sambil melanjutkan makan malamnya yang tertunda.
‘Argh, sial! Bisa-bisanya Dean memiliki pemikiran seperti ini!’ gerutu Vicky dalam hati.
Sedangkan Samuel tiba-tiba menepuk bahu Vicky dengan pelan, “Sabar, ya, Bang! Segala sesuatu itu memang butuh perjuangan!”
“Hemm!” jawab Vicky singkat. Mereka pun akhirnya melanjutkan makan malam mereka sambil ngobrol topik yang berbeda.
Selepas makan malam usai, Vicky pun mencoba menghubungi Rhea untuk membicarakan acara family gathering besok.
“Hah? Mynda Rhea?” tukas Rhea di ujung panggilan saat mendengar Vicky memberitahukan jika Dean akan memanggilnya dengan sebutan itu.
“Iya, Rhe! Vicky akan memanggilmu seperti itu karena ia merasa kau masih teramat muda untuk dipangil mommy olehnya. Rhea gak keberatan kan?” tanya Vicky dengan sangat hati-hati.
“Tentu saja tidak, Pak! Panggilan dari Dean sangat bagus dan saya juga sangat menyukainya. Lalu, besok saya harus panggil bapak dengan sebutan apa dong?”
Pertanyaan Rhea kali ini membuat Vicky tersenyum penuh kemenangan, “Kamu bisa panggil saya dengan sebutan sayang atau cinta! Simple kan?” jawab Vicky.
“Terus gimana dong cara manggilnya? Hai, say! Atau gini, Hai, Ciint!” balas Rhea dengan nada yang sedikit ngondek.
“Yah bukan kek bencong gitu juga dong, Rhea! Kamu nih nggemesin banget sih! Nanti saya cium lagi loh!” timpal Vicky yang sudah memulai dengan obrolan nakal.
“Hehehe, jangan gitu atuh, Pak! Ntar saya malah ketagihan lagi!” balas Rhea sambil bercanda, namun membuat Vicky yang mendengarnya justru sangat shock.
“Haaah? Ka-kamu serius, Rhe?” tanya Vicky dengan sedikit tergagap.
“Yah enggak lah, Pak! Mana mungkin saya ketagihan! Ntar malah kutukannya gak lepas-lepas lagi!” balas Rhea sambil terkekeh pelan di ujung telpon.
Vicky langsung menghela nafasnya panjang saat menyadari jika Rhea tengah bercanda.
“Kamu nih, yaa! Bisa-bisanya bikin saya hampir jantungan. Lama-lama saya lamar, nih!” timpal Vicky dengan nada mengancam.
“Wooow! Boleh banget, Pak! Kapan atuh, saya tunggu loh!” balas Rhea yang kemudian tertawa panjang.
“Maaf, pak! Maaf banget! Saya bercanda aja tadi!” tutur Rhea di tengah gelak tawanya.
“Sekarang kita kembali ke pembahasan awal ya, Pak!”
“Jadi, saya harus panggil bapak apa?”
