Aku yang dikhianati sahabat dan suamiku kembali ke masa lalu. Aku tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan mereka lagi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20(Pov Dinda)
Aku, Loly dan Sita berangkat dengan mobil di jemput sama pak Jodi. Aku menelpon pak Jodi setelah selesai meminta izin sama bu Ana. Syukurlah beliau mengizinkan. Tapi kalau Loly dan Sita aku juga nggak tahu. Mereka muncul di belakangku dengan tas ransel masing-masing saat aku menunggu pak Jodi di depan pintu pagar sekolah.
"Nona, kita ke rumah dulu atau langsung ke bandara?"
"sekarang jam berapa? Tadi handpone ku lobet, jadi nggak tahu jam berapa sekarang."
Pak Jodi memperhatikan jam di tangannya sebentar, setelah itu kembali fokus menyetir.
"Jam 13 lewat 29 menit nona."
"Mas Dino nya masih di rumah?"
"Oh kalau tuan Dino, saat saya mau berangkat menjemput nona, tuan Dino lagi siap-siap."
"Kalau gitu kita ke rumah saja siapa tahu mereka masih belum berangkat."
Handpone pak Jodi tiba-tiba saja berbunyi.
Pak Jodi begitu serius menerima panggilan dari seberang telepon. Setengah menit saja panggilan itu berlangsung. Pak Jodi lalu menghentikan mobilnya sebentar di pinggir jalan.
"Ada apa pak?"
"Nona sepertinya kita langsung ke bandara saja. Soalnya tuan besar, nyonya besar sama tuan Dino sudah berangkat ke bandara."
"Baiklah kalau begitu."
Karena arah ke bandara berlawanan dengan arah rumah kami, pak Jodi harus memutar balik lagi arah mobilnya.
"Kalian berdua benaran sudah izin sama wali kelas kita kan?"
"Sudah kok, ngapain juga kami berbohong."
"Emangnya alasan apa yang kalian berdua berikan?"
"Ada deh, kepo." Melihatku memasang wajah cemberut membuat Loly dan Sita tertawa.
"Jangan ngambek dong."
"Ngapain ngambek lagian aku kan bukan anak kecil."
"Iya,iya. Kami jelasin ya. Tadi aku bilang sama bu Ana kalau aku lagi datang bulan dan wali kelas kita percaya. Dia akhirnya izinin aku pulang." Jelas Sita.
"Segampang itu? Lalu Loly?"
"Oh aku minta sama ibu buat izinin Loly nganterin aku, dengan alasan kalau rumah kami berdekatan." Tambah Sita.
"Kalian berdua ini bisa-bisanya berbohong sama wali kelas kita."
"Nggak apa-apa lah, lagian ini cuma sekali. Kami hanya mau ikut mengantar kakakmu."
"Terserah kalian deh, aku nggak mau ikut campur kalau sampai ketahuan bu Ana."
"Nggak akan ketahuan, jadi kamu tenang saja."
Mobil kami akhirnya tiba di bandara. Pak Jodi menuntun kami ke tempat mama, papa sama mas Dino berada. Aku berlari ke arah mas Dino dan memeluknya dengan erat.
"Mas Dino kapan liburan lagi ke sini?"
"Katanya sudah bukan anak kecil lagi tapi masih manja seperti ini. Bagaimana mas nggak manggil kamu anak kecil." Goda mas Dino.
"Biarin." Tanpa sadar air mataku jatuh membasahi pipi. Mungkin ini karena di kehidupan sebelumnya ini adalah pertemuan terakhir aku sama mas Dino. Karena setelah ini mas Dino akan lama tinggal di Amerika.
"Mama anakmu nangis." Papa tertawa melihatku. "Mas kamu ini, anakmu nangis bukannya di hibur malah dijadikan lelucon." Mama melirik papa dengan tajam sehingga suara tawanya itu diperkecil dan menghilang perlahan.
"Mas Dino juga nggak tahu kapan mas akan berkunjung lagi. Sudah jangan nangis lagi ya adikku tersayang." Mas Dino mengusap air mataku dengan lembut.
"Malu tuh diliatin sama teman kamu." Loly dan Sita hanya tersenyum melihat tingkahku.
"Kalian datang juga?" Tanya mama yang baru menyadari keberadaan Loly dan Sita.
"Iya tante, kami ikut menemani Dinda."
"Ow gitu."
"Iya ma, kami juga sudah izin sama wali kelas."
Pengumuman: Kepada para penumpang penerbangan untuk tujuan massachussets, Amerika Serikat diharapkan untuk segera naik melalui gerbang C dan harap untuk memeriksa kembali barang-barang kalian agar tidak ketinggalan karena penerbangan akan dilakukan sepuluh menit lagi. Terima kasih.
"Ma, Pa sepertinya aku harus berangkat sekarang." Mas Dino pamit kepada kedua orang tua kami.
"Ya sudah hati-hati ya." Mama juga sempat mencium kening mas Dino begitu pula dengan papa.
"Jangan lupa kabarin kami kalau sudah sampai."
"Iya ma, pa."
"Adik ku yang cantik, mas titip mama sama papa ya. Kalau ada apa-apa kabarin mas."
"Baik mas, serahkan semuanya pada adekmu ini."
"Loly, Sita. Mas titip adik mas yang cengeng ini ya." Kata mas Dino sambil tersenyum dengan ramah kepada Loly dan Sita.
"Apaan sih mas, aku bisa jaga diri kok." Aku merengek tidak terima.
"Baik mas Dino,kami akan selalu menjaga Dinda. Hati-hati mas."
Saat datang dari Amerika, barang bawaan mas Dino tidak banyak jadi mas Dino hanya membawa satu ransel kecilnya saja.
Kami semua melihat kepergian mas Dino yang kini menghilang di tengah kerumunan orang yang sibuk lalu lalang mengejar pesawat atau pun memesan taksi untuk pulang.
10 menit kemudian pesawat yang dinaiki mas Dino akhirnya lepas landas meninggalkan bandara.
Kami memutuskan untuk pulang.
Mama dan papa satu mobil sedangkan aku, Loly dan Sita naik mobil bersama pak Jodi. Kami akan mengantar Loly dan Sita terlebih dahulu setelah itu baru balik pulang.
ansk perempuan klu pacaran RUSAKKKK.