Noda hitam yang sudah mengotori tak akan bisa di hapus oleh waktu. Menikahi perempuan yang pernah di sakiti tidak menjadikannya terobati. Tapi justru dendam akan menjadi bumbu rumah tangga. Tapi kini ia meminta maaf dengan kedatangan dirinya yang telah bertransformasi menjadi ustadz, apakah akan ada ujung dendam?
Simak kisahnya,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma .R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Ustad juga bisa gombal
Di saat Mina dan semua anak anak tengah makan bersama, di saat itu pula Athar tiba di panti. Ia tak menyapa langsung, karena memang sengaja ingin melihat Mina dari jauh.
"Cantik.." kata yang terucap di saat athar tersenyum menatap sang istri.
"Eh..ada ustad, mari makan ustad, tadi Bu Mina ikut masak loh," seorang pengurus panti menyapa Athar yang diam diam memperhatikan.
Namun kini semua orang telah melihat Athar karena suara menyapa ibu pengurus panti itu.
"mari makan ustadz," ajak pengurus panti yang lain.
"Oh iya..iya.. terimakasih,"
Mina masih heran dengan kedatangan athar di jam kerja kantor. Kini semua pengurus panti menatap Mina seolah mengisyaratkan agar Mina mengambilkan nasi untuk Athar.
"Mina..ustad mau makan kayaknya, ambilkan lah..masa iya ustad Athar ambil sendiri," bisik Liana namun agak sedikit keras.
Athar mendengar itu, ia tau pasti Mina tak akan mau. "Nggak pa pa..biasanya juga saya ambil sendiri kok, udah kalian lanjut makan aja," Athar mengambil piring.
Mina merasa risih karena semua orang menatapnya seolah menyalahkan. Ia pun mengambil piring yang sudah di tangan Athar.
"Udah..ustad duduk aja ya, biar aku yang ambil," ucap Mina mempersilahkan Athar duduk, walau sedikit tak ikhlas tapi ia harus melakukan itu agar orang lain tidak beranggapan buruk.
"Terimakasih.." Athar tersenyum, dalam hati ia tertawa lucu melihat ekspresi Mina yang sangat kelihatan bahwa ia melakukannya dengan terpaksa.
...***...
Usai makan Athar menemui Mina yang tengah menemani anak anak belajar. "Terimakasih, kamu begitu baik sama anak anak," ucap Athar sembari duduk di hadapan Mina.
"Aku kan udah bilang, aku lakuin ini bukan buat kamu,"
"Masa sih,"
"Terserah deh, mau percaya atau nggak,"
"Ikut aku yok," ajak Athar.
"Kemana?"
"Udah ayok.."
Athar menarik tangan Mina ke bagian belakang rumah panti. Mina terkejut melihat suasana indah sebuah kolam ikan yang di kelilingi bunga bunga indah Bak sebuah taman yang sering ia lukis saat masih kecil dulu.
"Sejak kapan di sini ada kolam?" tanya Mina menoleh ke arah Athar.
"Udah lama, sejak panti asuhan ini berdiri,"
"Buat apa kamu buat kolam beginian, mau bisnis ikan hias ya, emangnya berapa omsetnya?" tanya Mina sembari ia menikmati keindahan kolam ikan itu.
"Bukan bisnis, cuma tertarik aja, mau buat sesuatu yang di sukai wanita yang aku cintai, meski orang itu menganggap ku seperti nun mati di antara idgham bilagunnah, ada tapi tak di anggap,"
Mina menoleh ke belakang, melihat Athar yang juga menatapnya.
"Apaan sih, nggak jelas bangat deh, kok bawa bawa tajwid, kita nggak lagi ngaji pak ustad,"
"Tapi aku serius, sudah lama aku mempersiapkan diri untuk membahagiakan kamu, aku mohon jangan jadikan aku seperti nun dalam idgham bilagunnah,"
"Aku anggap kalau aku nggak dengar omong kosong kamu ini," ucap Mina, kemudian ia berkeliling menikmati udara segar di belakang.
Tiba-tiba terdengar suara Guntur, langit mulai gelap, angin berhembus cukup kencang. Tak lama kemudian turunlah hujan. Bukannya berteduh Mina malah menikmati hujan itu. Ia memang sangat suka bermain hujan saat masih kecil.
"Ayok neduh, nanti kamu sakit," ajak Athar.
"Nggak usah, aku mau main hujan, kamu aja yang pergi sana," Mina tetap kekeh untuk menikmati derasnya hujan.
"Ya udah kalau kamu nggak mau, aku juga akan tetap di sini,"
"Terserah!"
Mina tak perduli dengan kata kata Athar karena sangat menikmati hujan, percikan percikan Air dari langkahnya terlihat jelas di mata Athar.
Meski tak begitu suka main hujan, namun Athar juga menikmati hujan itu karena adanya Mina.
"Mina.."
"Apa!" sahut Mina yang masih asyik membuat percikan di langkanya.
"Meski di tengah hujan begini, cantiknya kamu tetap saja kelihatan, seperti idzhar : jelas dan terang," kata Athar, ia sengaja ingin merayu Mina.
"Apaan sih,kamu belajar gombal dari mana sih, nggak ada bagus bagusnya sama sekali," Mina tampak cuek meski Athar merayunya.
Aisha yang berteduh di pondok dekat gerbang panti terkejut saat Rizky mendorongnya ke hujan. Ia terlanjur basah, hingga ia memutuskan untuk berlama-lama di hujan.
"Awas kamu ya.." Aisha mendorong balik agar Rizky terkena hujan.
Kedua anak tersebut saling kejar kejaran di tengah derasnya hujan. Hingga sampailah di belakang rumah panti, mereka terkejut melihat Mina dan Athar ikut bermain hujan.
"Umi..Abi..main hujan juga," sapa Aisha mengejutkan Athar dan Mina.
"Kalian kok main hujan sih, nanti sakit, sana sana..jangan main hujan lagi," Mina tampak mengomeli Aisha dan Rizky.
"Lah umi sendiri main hujan, masa kami nggak boleh," ucap Rizky yang komplain.
Rizky melanjutkan permainannya, ia kembali mengejar Aisha.
Mina menatap dengan sedikit kesal, "Astaga anak anak ini kok nakal bangat sih, di bilangin jangan main hujan," gerutu Mina.
"Sabar umi Mina..lagian anak anak akan meniru apa aja yang kita lakuin," tutur Athar.
Mina baru teringat bahwa hp nya tadi ketinggalan di rumah, buru-buru ia mengajak Athar untuk pulang.
"Thar..ayok buruan pulang," ajak Mina, ia tampak berjalan buru-buru.
"Kenapa? kamu kedinginan ya"
"Iya.." jawab Mina yang asal jawab.
Mina buru-buru bergegas menuju ke mobil.
"Ayok buruan, aku pengen cepat-cepat pulang,"
"Iya..iya.." Athar membukakan pintu mobil untuk Mina.
Di dalam mobil, Mina tampak kedinginan, untungnya di mobil itu ada jas Athar, ia mengambil jasnya dan memasangkannya ke pundak Mina.
"Nggak usah," Mina menolak.
"Pake aja, kamu kan kedinginan, sabar ya, kita akan segera sampai di rumah," tutur Athar, ia tampak memperlihatkan perhatiannya pada Mina.
Hingga Mina bingung dengan sikap hangat Athar. Ia menatap Athar seolah bertanya-tanya mengapa Athar memperhatikan dirinya.
"Nggak tau kenapa, tapi semakin kesini kok makin aneh ya, aku bahkan nggak tau sampai dimana aku telah membalaskan dendam, kenapa Athar baik, harusnya dia tidak memperlakukan ku dengan baik, supaya aku membalaskan dendam tanpa rasa bersalah," batin Mina.
"Nanti kamu mandi air hangat ya, jangan lupa rambutnya juga di siram air hangat, biar kamu nggak sakit, nanti aku akan suruh bi Siti buatin kamu air jahe," tutur Athar, ia tampak mengkhawatirkan Mina.
"Iya," jawab Mina singkat, ia tak mau berkata apa-apa lagi, ia bingung bagaimana cara menyikapi sikap hangat Athar padanya.
Sesekali Mina melirik ke arah Athar yang menyetir, "Jangan terpengaruh Mina..ingat! kamu sedang menjalankan misi balas dendam, cepat atau lambat aku juga harus meninggalkan laki-laki ini," batin Mina, ia tak ingin terbawa perasaan dengan kelembutan Athar.
Makasih Thor..
aku tunggu karyamu yang lain..