Tamara adalah seorang wanita muda yang independen dan mandiri. Ia bisa hidup bahagia dan kaya tanpa dukungan seorang laki-laki. Ia juga membenci anak-anak karena menurutnya mereka merepotkan dan rewel.
akan tetapi takdir membuatnya harus mencicipi kehidupan yang paling ia benci yaitu bertransmigrasi menjadi seorang ibu muda dari anak yang bernasib malang...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Q Lembayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi ke-2
Tamara menatap tulisan di atas kepala sistem lobak, seolah ia melihat sesuatu yang menyebalkan. Lagipula setelah lama menganggur, ia akhirnya mendapatkan misi baru. Walaupun Tamara merasa bahwa momen ini sangat tidak tepat. Tamara saat ini sangat lelah dan butuh istirahat setelah melahirkan, tapi sistem sepertinya enggan melihatnya beristirahat dan buru-buru memberinya misi baru.
Sistem lobak. 'Maaf tuan rumah, sistem tidak bisa mengontrol datangnya misi baru karena ini telah di setting oleh sistem utama'
'Tidak usah membuat alasan, cepat katakan misi apa itu'
Tamara tidak mau mendengar alasan sistem, ia hanya ingin mengetahui misi apa yang akan ia lakukan setelah ini. Hal tersebut dikarenakan Tamara ingin segera menyelesaikannya agar ia dapat istirahat dengan cepat.
'baik tuan rumah'
[Selamat Tuan rumah atas kerja keras anda melewati plot cerita sehingga memicu munculnya misi baru. Misi ke-2 Tuan rumah di dunia ini adalah memberi kesempatan pada Dave untuk memberikan nama untuk adik perempuannya. Hadiah yang akan Tuan Rumah terima setelah menyelesaikan misi adalah 500 rb. Misi harus diselesaikan dalam waktu 1 jam setelah misi diberikan. Misi dimulai dalam waktu 3... 2... 1...]
Mendengar misi yang telah diberikan oleh sistem, Tamara berkekeh pelan. 'Aku baru selesai melahirkan dan hampir mati beberapa kali. Rasanya sangat sakit dan rasanya seperti tulang ku dipatahkan belasan dalam waktu yang sama. Aku kelelahan dan kamu datang dengan tidak tau malu serta memberiku misi yang begitu bodoh'
Misi ini sangat mudah dan itu membuat Tamara marah. Jika misi remeh semacam itu, kenapa sistem begitu ngotot membuatnya mengerjakan secepat mungkin. Apakah sistem ini sedang mengejeknya? Apakah sistem sialan ini tidak melihat dia sedang lelah dan butuh istirahat?
Jika misi yang diajukan sistem adalah sesuatu yang mendesak dan penting, mungkin Tamara akan memakluminya. Tapi misi ini benar-benar terlalu mudah, Tamara bisa mengerjakannya setelah tidur dan beristirahat. Bahkan ia bisa mengerjakannya esok hari, tapi sistem sialan di depannya ini memberinya waktu 1 jam setelah misi dirilis.
Keluhan Tamara terlihat jelas di mata sistem lobak, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia takut saat melihat Tamara marah, akan tetapi misi bukan sesuatu yang bisa ia atur. Misi ini telah di setting oleh sistem utama, jadi sekeras apapun Tamara memarahi atau mengancamnya, itu tak akan merubah apapun.
'Harap Tuan Rumah jangan meremehkan misi. Jika tuan rumah gagal dalam misi maka tuan rumah akan dihukum'
Tamara pun mencibir, akan tetapi ia tetap melaksanakannya. Lagipula misinya sederhana jadi ia akan melakukannya dan ia bisa beristirahat dengan tenang. Tamara pun melihat ke arah Vin yang masih menyiapkan air hangat untuk membersihkan beberapa bagian tubuhnya yang masih kotor.
"Vin..."
Suara Tamara sangat lemah, akan tetapi Vin dapat mendengarnya dengan jelas. Laki-laki itu segera melepas barang-barang di tangannya dan mendekat ke arah sang istri.
"Ada apa? Apakah ada yang sakit? Katakan padaku mana yang sakit?"
Tamara menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tidak ada yang sakit, aku hanya merindukan Dave. Biarkan Dave masuk, aku ingin menemuinya."
Dave dan Dharma telah menunggu untuk waktu yang lama di depan ruangan bersalin. Keduanya berpelukan sambil berdoa untuk keselamatan Tamara dan bayinya. Setelah menunggu untuk waktu yang lama akhirnya suara bayi yang menangis terdengar jelas di telinga mereka. Hal tersebut membuat keduanya merasa bahwa beban mereka berkurang satu. Akan tetapi kekhawatiran mereka tak sepenuhnya hilang mengingat belum adanya kabar terkait dengan keadaan Tamara saat ini.
Beberapa menit setelah suara bayi terdengar, Adam keluar dengan senyuman yang ada di bibirnya.
"Ibu dan bayi dalam keadaan selamat. Tidak ada kekurangan suatu apapun."
Mendengar hal itu Dave pun menangis, akan tetapi tangisannya kali ini bukan karena kesedihan melainkan karena kegembiraan. Akhirnya ia bisa menjadi seorang kakak untuk adik kecilnya. Dave berjanji di dalam hati bahwa ia akan menjadi kakak terbaik yang ada di dunia.
Setelah itu dokter Adam pun masuk kembali untuk memeriksa lebih lanjut keadaan bayi beserta ibunya. Tak lama setelah Adam pergi, Vin pun keluar untuk mencari putranya.
"Dave, ibumu ingin bertemu denganmu."
Mendengar hal itu dia pun segera melepas pelukannya dari Dharma dan segera berlari untuk menemui ibunya. Akan tetapi hal pertama yang ia lihat adalah banyaknya darah yang masih belum dibersihkan secara total. Ia juga melihat beberapa noda darah di kain yang ada di meja sebelahnya. Akan tetapi Dave mencoba untuk mengabaikannya dan fokus untuk memperhatikan keadaan sang ibu.
"Bu, apakah ibu baik-baik saja?"
Tamara tersenyum saat melihat putranya mendekat. "Kemari, ibu merindukanmu."
Vin pun membantu Dave untuk naik ke atas ranjang agar dapat memeluk ibunya dengan lebih leluasa.
"Bu, aku sangat khawatir padamu. Aku berdoa sangat panjang untukmu dan adik bayi."
"Ya, ibu tau. Dave pasti berdoa pada Tuhan untuk keselamatan ibu dan adik bayi, karena ibu tau kamu sangat menyayangi kami."
Dave memeluk ibunya dengan erat dan mencium bau ibunya seolah hal tersebut adalah sesuatu yang dapat membuatnya lebih tenang. Tak lama seorang suster datang membawa adik bayi yang telah dibersihkan.
"Nyonya Tamara selamat anda memiliki bayi perempuan yang sangat cantik."
Setelah itu bayi perempuan itu diserahkan kepada Tamara. Bayi itu terlihat sangat cantik dengan kain berwarna merah muda. Dia tak lagi menangis seperti sebelumnya dan terlihat sangat tenang. Dave dan Vin mendekat dan melihat bayi itu untuk waktu yang lama. Keduanya terlihat begitu mengagumi mahluk kecil itu, mereka menahan nafas agar dapat berhembus dengan sangat pelan, karena mereka takut suara nafasnya akan membangunkan putri mereka yang sedang tidur.
Tamara yang melihat tingkah ayah dan anak itu pun tersenyum sumringah. "Dia cantik bukan?"
"Ya, adik bayi sangat cantik."
"Dave pasti akan menjadi kakak yang hebat di masa depan. Dave telah merawat ibu selama kehamilan, Dave juga telah menyelamatkan ibu saat ibu sakit. Dave selalu memasakkan makanan sehat untuk ibu. Dave juga telah berdoa yang terbaik untuk kesehatan ibu dan adik bayi. Jadi sebagai hadiahnya, ibu mengizinkan Dave untuk memberi nama untuk adik bayi."
Mendengar hal tersebut Dave tertegun sejenak, ia tidak menyangka bahwa ibunya menyuruhnya memberi nama untuk sang adik.
"Bu..." ucap Dave tak percaya.
"Ayo pikirkan nama yang cantik untuk adikmu."
Dave pun terdiam sejenak, air matanya jatuh perlahan dan ia tersenyum kecil sambil melihat wajah adiknya yang tertidur.
"Yumna..." ucap Dave pelan.
"Nama yang cantik. Baiklah, mulai hari ini nama adik bayinya adalah Yumna."
Vin pun ikut tersenyum senang. Ia sesekali menghapus air matanya karena bahagia. Akhirnya keluarga berkumpul kembali dan lembaran hidup mereka di tulis di lembaran yang sama lagi. Vin sedikit cemburu karena Dave diberi kesempatan untuk memberi nama pada anak perempuan mereka. Akan tetapi Vin merasa bahwa Dave memang pantas melakukan hal itu, mengingat selama kepergiannya Dave pasti adalah orang yang paling sering menemani Tamara. Apapun itu, Vin intinya bahagia melihat keluarganya kembali harmonis dan ia berharap momen semacam ini akan berlangsung untuk waktu yang sangat lama.