The Magical Elf

Retra berusaha menjauh sendiri sadari semakin tak bisa menahan diri, jelas ia tidak bisa menahan nya jika terlalu lama.

“Sudah kita pulang saja,” kata Retra yang langsung berdiri, membuat Pika memperhatikannya sambil tersenyum pasalnya terlihat jelas jika Retra menghindar.

Pika yang langsung bangun dan mengikuti di belakang Retra tak menyangka waktu semakin larut, padahal hanya terasa sebentar tapi hari sudah malam, Pika yang ada di belakang Retra berusaha jalan lebih cepat agar bisa berada di depannya pasalnya jelas ia merasa takut jika ada di belakang.

“Kenapa tadi kau menghindar begitu saja, kau suka padaku yah?” tanya Pika yang jelas mengajak Rera bercanda mengetahui ekspresi Retra dan apa yang dia lakukan membuat Pika makin berani menggodanya.

Tadinya ia mengira Retra akan marah, tapi setelah tahu Retra yang tak marah dan bahkan memberikan respon yang benar-benar membuat Pika tak takut lagi pada Retra dan malah senang bisa bersamamu makhluk satu itu, yang digoda malah diam saja dan tidak mempedulikan Pika.

Pika yang berjalan di depan Rera pun berjalan mundur sambil memandangi Retra yang dari diam tak mau bicara padahal Pika sudah berusaha bertanya padanya, tapi ternyata tidak ada respon sama sekali, entah apa yang membuat Retra tak mau menjawab sambil terus berjalan dan diam saja.

“Kau jalan mundur seperti itu nanti jatuh,” kata Retra memperingati Pika yang berjalan mundur, membuat Pika pun akhirnya membalikkan badan dan menentukan perjalanannya.

“Ah tidak asik aku sedang menggodanya, kenapa dia tetap dia seperti itu, ah mengesalkan,” gerutu Pika yang berjalan di depan Retra yang jelas semua itu terdengar oleh Retra membuat dia tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh Pika yang seperti anak kecil, jelas hal itu membuat Pika tidak tahu jika Retra sedari tadi memperhatikan tingkahnya.

Yang mana Pika masih konsentrasi melihat jalan yang semakin malam semakin tak begitu jelas apalagi jika cahaya ban tertutup awan, maka hanya kegelapan malam yang remang-remang saat Pika berjalan. ia yang belum pernah berjalan malam hari tentangnya menjadi kesulitan tersendiri. Biasanya di kota banyak lampu, tapi disana tidak ada lampu sama sekali membuat Pika kesulitan tentunya.

Reyra berusaha sebisa mungkin menyelesaikan apa yang ingin ia selesaikan membiasakan diri dengan apa yang harus ia lakukan dan tidak mengabaikan apapun yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga Pika dan selalu ada di dekatnya.

Hal itu membuat Retra juga memiliki perasaan suka pada Pika, sejak pertama kali bertemu Retra juga sudah menaruh perhatian padanya, tapi tidak di sangka jika Pika dari dunia manusia yang jelas membuat Rerta juga tidak bisa gegabah, meski ia menyukai Pika.

Retra yang hanya bisa menyimpan perasaannya hanya untuknya sendiri, karena ada larangan bagi bangsa Elf, yang mana tidak boleh menyukai bangsa lain, mereka para elf hanya boleh menikah dengan sesama elf, itulah mengapa Retra hanya bisa menyimpan perasaan suka nya, dan berusaha menyelesaikan tugasnya dengan benar.

Retra juga ingin masalah bangsa Elf cepat terselesaikan dan bisa mengantar Pika kembali ke dunia manusia dengan menggunakan Batu Biru yang merupakan sumber kekuatan bangsa elf yang sudah lama hilang.

Harapan besar bangsa Elf yang ingin bangkit kini menjadi tugasnya untuk mencari keberadaan batu tersebut dengan Pika yang juga memiliki kepentingan dengan menggunakan batu sihir biru.

Pika yang sedari tadi berjalan santai di depan Rerta tiba-tiba berhenti, membuat Retra juga ikut berhenti.

“Ada apa?” tanya Retra penasaran melihat Pika yang berhenti.