Sequel Story Of [SELEPAS KATA TALAK]
"Dia!" Tetuah itu menunjuk ke arah ... Bukan ke arah perawan desa yang dari dulu menantikan tubuhnya di jamah oleh Pak Kades yang menurutku biasa saja ini, tapi dia menunjuk ke arahku. "Non Gea, yang akan menjadi Bu Kades."
"Hah?" Aku mendelik, tipe orang macam Tetuah desa ini lah yang ingin aku libas akhir-akhir ini. "Sialan."
*****
Bagaimana jadinya. jika Gea yang ingin membalaskan dendamnya kepada Kades yang sudah menghamili kakaknya malah terjebak menjadi istri Kades itu sendiri dengan identitas rahasia yang masih ditutupi.
Akankah Gea bertahan dalam balas dendamnya. atau malah menyerah dengan rencananya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20. Observasi Mas Ozan
•
•
•
Ada apa dengan Pak Kades ini?
Aku agak bingung sekarang.
Apakah dia menderita semacam penyakit yang bisa membuat orang depresi berkepanjangan karena masa lalunya?
Aku tidak ingin memikirkan hal ini, Mas Ozan kini masih memelukku dalam diamnya rasanya, dia masih menangis, karena terisak, kenapa hatiku berkata, tidak seberapa begitu tega terhadapnya?
"M-Mas Ozan?"
Mas Ozan mengangkat wajahnya menatapku dalam, dia meraih wajahku dan menangkupnya sesaat. "Maafkan saya, Gea, kamu menikahi seorang pria pendosa."
"M-maksud Mas Ozan?" tanyaku yang membuat Mas Ozan membuang muka sesaat
"Lupakan, dek!"
Mas Ozan bangkit hendak pergi keluar, tapi aku menahannya, Mas Ozan menatapku sekilas dan melepas tangannya dariku, rasanya Mas Ozan tidak ingin bercerita sekarang.
Aku sendiri tidak ingin berpikir lagi, Mas Ozan sekarang tengah dibayangi masa lalunya dengan kak Ratna dan aku yakin feelingku benar.
Aku juga berjalan keluar dari kamar, tapi bukan untuk menyusul Mas Ozan tapi mengambil laptopku, malam sudah semakin larut, ku dengar ada suara gemericik air dari luar, mungkin Mas Ozan sedang ambil air wudhu.
Mengingat sekarang waktu yang tepat untuk sholat di sepertiga malam, aku sendiri belum tidur jadi tidak bisa melakukannya, setahuku yah begini.
Sembari menunggu Mas Ozan kembali, aku mengarahkan laptopku menuju browser dan mulai mencari sendiri apa penyebab dari trauma tadi, dan aku menemukan fakta bahwa Mas Ozan sepertinya menderita Guilt Complex, yaitu semacam Syndrome penyesalan mendalam yang tak tersampaikan.
Aku berpikir sejenak, sakit mental itu lebih susah disembuhkan dari sakit yang wujud, apalagi kalau objek penyesalan itu sudah tiada, apakah Mas Ozan akan terus hidup dalam penyesalan mendalam?
"Dek, Mas mau sholat dulu yah," Mas Ozan rupanya sudah kembali ke kamar.
Aku hanya menganggukkan kepala kemudian melanjutkan melihat artikel yang aku baca sebelum menutup mata dan tertidur.
Dalam fase akan tertidur, kalian tahu, diantara dua alam, alam bawah sadar dan alam nyata, diantara kalian ingin tertidur tapi kalian masih bisa merasakan sekitar.
Aku merasakan Mas Ozan meraih tanganku dan mengecup keningku, aku tidak memberontak rasanya damai sekali, kudengar dia bergumam.
"Maaf, dek, Mas belum bisa cerita sekarang."
Setidaknya itu yang aku dengar sebelum aku benar-benar tertidur.
• • •
Hm?
Jam berapa ini?
Aku melirik jam dinding dikamar itu menunjukkan pukul sembilan pagi, astaga! Aku sudah telat, hari ini aku akan menjalani penyuluhan untuk memulai program penelitian dari kampus di salah satu sekolah di desa ini.
Aku segera bangkit dan mengadaptasi sekitar, tidak ada Gibran maupun Mas Ozan, aku sengaja mengintip keluar dan melihat Gibran tengah digendong oleh Mas Ozan dan Mas Ozan tidak hanya berdua tapi bersama seorang pria berseragam dinas.
Camat?
Aku tidak tahu.
"Begini Pak Ozan, Bapak sudah empat tahun menjabat sebagai kepala desa, banyak sekali gebrakan yang Bapak berikan, tapi kami meminta sebuah formalitas, apakah Bapak bisa?" tanya pria yang sudah tampak tua itu.
Terbukti dari rambut putih dikepalanya sedang dia masih menatap Mas Ozan yang duduk di depannya, Mas Ozan tampak terdiam beberapa saat.
"Formalitas? Bagaimana yah Pak?"
"Begini, Pak Ozan, kamu meminta Bapak menyusun sebuah laporan observasi dari desa ini, kami memintanya hari Sabtu ini, berarti empat hari lagi, kalau Pak Ozan gagal membuat laporan tersebut, sesuai keputusan, Pak Ozan akan kami gantikan posisinya dengan sebuah pemungutan suara kembali, agar bersikap demokratis."
"Kalau saya berhasil?"
"Pihak perangkat pemerintah akan mengajukan banding untuk tetap merekomendasikan Pak Ozan sebagai kepala desa."
Aku menguping pembicaraan mereka, Mas Ozan tampak terdiam sesaat kemudian menganggukkan kepalanya pada pria tersebut.
"Insha Allah, hari Sabtu semuanya akan segera siap."
Pria tersebut tersenyum pada Mas Ozan sebelum pamit, aku yang melihat itu segera berpura-pura keluar dari kamar dengan membawa handuk.
"Dek?"
"Mas?" Aku membalikkan badan menatap Mas Ozan dia tampak berjalan ke arahku dengan menggendong Gibran.
"Mau mandi?"
"Iya, Gibrannya rewel yah?" tanyaku seolah tidak mendengar pembicaraan barusan.
"Gak kok, dia anak yang baik tadi saya mandiin juga dia anteng," jawab Mas Ozan padaku.
Jelaslah ANTENG! orang dia anakmu Mazzeh!
Aku tersenyum seolah seperti orang bodoh kemudian melenggang pergi ke kamar mandi untuk segera mandi, karena sekarang aku benar-benar telat untuk melakukan penyuluhan
Didalam kamar mandi aku berpikir sejenak tentang pembicaraan Mas Ozan dan pria tadi, aku tampaknya menemukan sebuah ide untuk membalaskan dendamku.
YAH! AKU AKAN MENGGAGALKAN LAPORAN MAS OZAN!
•
•
•
mengingat putra bungsuku bernama Akhta yg 4 lalu berpulang d usia 4 thn 4 bln😢
suka ngakak deh pas baca suara hatinya Gea..
lain di mulut lain di hati itu mah, wkwkwkwk..
Gea ini kriteria cewek yg dibaperin dikit udah meleyot, jadi gampang banget berubah haluan..
apalagi kalo Allah udah turun tangan, jadilah benci dan dendam berubah jadi cinta dan sayang.. hehe..
belum sampai hamil ceritanya, tapi it's okay..
oke deh dek othor, Terima kasih atas ceritanya yg bagus banget..
semoga sehat sehat selalu dan tetap semangat untuk terus berkarya..
semoga sukses selalu yah dan lancar untuk kuliahnya jg..
barokallahu fiik🙏
ada jg 1 na 2000 x thor...
mode emak2 menjeriittt...😲😲😲
😃😃😃
Gea nya kocak 😂😂😂😂👍👍👍👍