Disarankan untuk membaca ternyata aku Istri Kedua terlebih dahulu
"Aku benar-benar tidak bisa"
Pemuda itu segera berlari, menyambar apapun yang bisa digunakan menutup tubuhnya.
Sampai dikamar mandi Pemuda menguyur tubuh nya dengan air dingin.
Ini lali pertama mereka mencoba mendekat, mereka dua orang yang saling menyayangi tetapi dalam hal yang berbeda.
Si wanita dulunya adalah Kaka iparnya, mereka menikah demi dua anak yang sama-sama mereka sayangi.
" Aku merindukan mu Kak" Wanita itupun meremas selimut yang menutupi tubuhnya, belum terjadi apapun diantara mereka, bayangan masalalu tak bisa mereka tinggalkan begitu saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
" Apa kamu belum kasih tau Rinjani yang sebenarnya??" Tanya Ibu Maria, saat mengunjungi Ansel ke rumah sakit"
" Belum Bi! aku takut Rinjani khawatir, apa lagi saat ini disini hawanya sedingin ini, kurasa akan lebih baik Rinjani tetap di Indonesia"
" Tapi biar bagaimanapun Rinjani juga berhak tau, kondisi mu"
" Pelan-pelan Bi, aku sih berharap Rinjani ngak sampai tau, aku takut dia sedih dan berpikir macam-macam nanti"
" Kau sangat perduli dengan nya"
" Bibi tau sejak dulu bukan??"
" Ya' tetapi aku masih belum percaya kau benar-benar bisa hidup bersama Rinjani"
" Aku juga Bi!! kadang aku terlalu takut jika apa yang terjadi hanya mimpi dan akan hilang di pagi hari, tetapi saat aku terbangun lebih dulu dan menemukan dia terbaring di sisiku, aku merasakan hati ku penuh dengan kebahagiaan" Ansel tersenyum memikirkan itu, pemuda lembut dan sangat baik hati itu sangat menawan meski dirinya sedang terbaring di brangkar rumah sakit.
" Jimmy dan teman-teman mu lainya akan segera datang, kamu membuat kami semua khawatir Ansel! harusnya kau tak datang jika akan seperti ini"
" Benarkah Bibi tak mengharapkan kedatangan ku, bagaimana dengan rindu mu untuk diri ku Bibi??"
" Aku tak se-mis-kin itu sampai tak bisa mengunjungi mu, bahkan jika kau tinggal di kutup Utara" sanggah Ibu Maria, sengaja mengeja kalimat miskin penuh penekanan.
" Sayangnya aku tidak tertarik sama sekali untuk bergabung dengan suku Inuit" jawab Ansel dengan mata yang berotasi, karena menanggapi lelucon Ibu angkat nya
" Dasar bodoh!" Nyatanya biar kata-katanya keras Ibu Maria malah memeluk Ansel. " Kau harus segera keluar dari sini, jika kau tak ingin terus-menerus harus berbohong pada istri mu!" nasehat Ibu Maria.
" Iya Bi, aku berharap juga begitu!"
" Aku harus mengambil hasil pemeriksaan mu, kau beristirahat lah."
" Ya, terimakasih , Kau sungguh gadis yang sangat dermawan"
" Hentikan omong kosong mu, atau akan ku tendang pantatmu "
" Astaga, kenapa Bibi berubah sekeras ini?"
" Berhenti meledek ku Ansel, berbaringlah dengan benar dan tutup matamu."
Meski sempat tertawa kecil tetapi Ansel tetap mengikuti perkataan Ibu Maria, Ansel tidur dan memejamkan matanya.
Pemuda itu masih sedikit pucat akibat perutnya yang terus bergejolak, meski sudah dirawat cukup lama tetapi Ansel belum di izinkan pulang karena keadaannya yang masih lemas.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Di Indonesia
Rinjani tak berhenti mencemaskan Suaminya, meski hampir setiap tiga jam sekali Ansel menghubungi nya untuk berbicara dengan anak-anaknya tetap saja Rinjani merasa ada sesuatu yang tidak enak di hatinya.
Rinjani sedang duduk di balkon kamar, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk lututnya sendiri.
Ada perasaan yang mengganjal saat Ansel menghubungi nya dengan panggilan Video, Ansel berada di tempat yang sedikit asing di mata Rinjani, meskipun dirinya tak mengatakan apapun, atau bertanya tentang keberadaan suaminya tetapi Rinjani merasa Ansel tidak sedang berada di rumah mereka, atau bahkan di rumah Ibu Maria.
" Mommy!!"
Rinjani langsung bangkit dari duduknya saat mendengar suara si kembar memanggilnya.
Rinjani turun dari tangga dan segera menghampiri si kembar, kekamarnya
" Sayang habis menghubungi Daddy??" Tanya Rinjani saat Rania baru saja meletakkan tab nya.
" Iya mom , Daddy telpon aku, mom kenapa tangan Daddy di pasangi selang ? Apa Daddy sakit??" Gadis tujuh setengah tahun itu bertanya serius pada mommy nya.
Tentu saja ucapan Rania membuat dada Rinjani berdenyut nyeri, sebenarnya ada apa dengan Ansel, apa benar pemuda itu sakit??
" Rania tidak tanya sama Daddy??"
" Sudah mom! tapi kata Daddy, Daddy buru-buru mau ke kantor"
Makin bertambah rasa khawatir Rinjani, Rinjani berlari ke kamarnya dan mengambil ponselnya, bergegas menghubungi Andrean.
Tidak! Rinjani harus tau apa yang sedang Ansel sembunyikan darinya.
Rinjani juga menghubungi kedua orang tuanya yang tentu saja orang tua Ansel, menceritakan perihal kecurigaan nya.
" Bagaimana??"
Papa dan Mama Ansel juga langsung meluncur ke kediaman Putra nya.
" Tidak bisa di hubungi Pa, Ma!" Gusar Rinjani.
" Sayang, di sana sedang musim dingin apa kamu benar-benar akan pergi!"
" Ma itu lebih baik dari pada Rinjani hanya tinggal di sini dengan perasaan tak karuan, Rinjani minta tolong titip anak-anak, Mama dan Papa jangan khawatir, Rinjani akan langsung menghubungi kalian jika telah sampai"
" Ya Tuhan___ kenapa sebenarnya anak itu!" Papa Ansel mengusap wajahnya.
" Pa, Ma, kesehatan kalian juga sedang menurun biar Rinjani yang menyusul Ansel, Mama dan Papa tunggu kabar dari Rinjani saja" Rinjani berpamitan pada kedua orang tua Ansel, akhirnya Rinjani benar-benar memutuskan menyusul suaminya, tidak perduli meski saat ini di Inggris sedang musim dingin, Rinjani tidak mau menunggu tanpa kabar pasti.
" Andrean!"
" Semua sudah siap, apa kamu benar-benar menyusul suami mu??" Andrean juga mengkhawatirkan keadaan bos sekaligus wanita yang di anggap sebagai adik nya.
" Iya Dre! aku ngak mungkin diam ajah saat tau Ansel sakit" Jawab Rinjani sembari membereskan dokumen nya.
" Apa kau sudah bisa menerima Ansel??"
Rinjani terdiam sejenak dari aktivitas nya memasukkan keperluan nya.
Rinjani mengulum bibirnya sembari menghela nafasnya.
" Aku memang harus menerimanya bukan?? Ansel sudah menjadi suamiku"
" Aku sedang membicarakan tentang hati mu Rinjani" Andrean menatap Rinjani serius.
" Aku sudah benar-benar mengiklaskan kepergian Kak Nurry Andrean, Dan aku juga sedang berusaha untuk mencintai suami ku"
" Ansel pemuda yang lembut Rinjani, aku yakin tidak rugi jika kau melabuhkan hati mu sekali lagi untuk pemuda seperti Ansel"
" Ya, kamu benar"
" Apa kau yakin akan pergi??"
" Apa yang kamu bicarakan Andrean nyatanya kita sudah pergi menuju bandara!"
" Aku melihat mu sangat perduli dengan Ansel, ku harap pandangan ku tidak salah!"
" Aku juga sedang berpikir begitu, aku juga merasa aneh pada diriku sendiri" Aku Rinjani
" Sepertinya kamu sudah mulai mencintai nya"
" Apa menurutmu itu tidak terlalu cepat??"
" Cinta memang seajaib itu Rinjani, datang dan pergi tak bisa di tolak atau di larang"
Rinjani diam setelah sedikit bicara soal Ansel pada Andrean, sampai pada akhirnya mereka tiba di bandara.
" Ini untuk pertama kalinya kau pergi sendiri ke London, hubungi aku saat tiba di sana" pesan Andrean.
" Ya Dre, salam untuk Andria dan anak-anak kalian"
" Ya, kamu jaga diri baik-baik, aku juga harus ke Cepu secepatnya kesepakatan kemarin belum diel"
" Ya Dre, aku titipkan perusahaan Ayah ku, maaf sudah tidak bisa membantu terlalu banyak"
" Apa sih kok ngimong gitu, aku bukan siapa-siapa tanpa kalian! Pergilah, dan jangan lupa kasih kabar!" Andrean melepas kepergian Rinjani.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Di Inggris
Ansel sedang luar biasa gusar saat Rinjani dan kedua orang tuanya tidak bisa di hubungi.
" Apa sudah ada kabar??"
" Aku kira ponselku yang rusak, tetapi ternyata mereka semua memang tak bisa di hubungi!" Ansel meraup wajahnya
" Jangan terlalu khawatir, mungkin jaringan sedang sedikit terganggu, dari tadi juga salju turun mungkin akan bisa di hubungi nanti"
Ansel sama sekali tak bisa tidur, ini sama sekali tidak ia inginkan, meskipun hilir mudik teman-temannya berdatangan, tetapi pemuda itu terlihat murung dan khawatir.
" Sayang kalian kenapa susah di hubungi" Ansel meremas ponselnya tak sabaran.
bisakah ada cerita lagi tentang mereka di kehidupan ke2 kak nurry sama istri pertamanya dan rinjani sama ansel....
semangat terus dlm berkarya
nitip satu dong buat mantu yah...
kok bisa kecolongan sama tante sendiri...?
tetap semangatin Sel...