NovelToon NovelToon
PENDEKAR IBLIS

PENDEKAR IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"Dendam bukan jalan keluar. Tapi bagiku, itu satu-satunya jalan pulang"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Pendekar Iblis… Kurang ajar...!" geram Aji Mahendra, membuat Pengemis Laknat yang sedang makan terkejut dan menghentikan suapannya.

"Kau dipermalukan oleh bocah busuk itu…?" tanyanya kaget, menatap tajam ke arah Pendekar Pedang Naga.

"Aku bukan kalah… Dia curang. Menggunakan racun hingga tubuhku lemas. Tapi jika aku bertemu lagi dengannya, akan kucincang tubuhnya dengan pedang ini!" balas Aji Mahendra penuh amarah sambil mengangkat pedangnya.

"Aku juga punya urusan nyawa dengan Pendekar Iblis… Murid kesayanganku, Boma, ketua Partai Tapak Langit, disiksa sampai mati olehnya," geram Pengemis Laknat.

Namun Aji Mahendra tampak tak tertarik menanggapi.

"Sepertinya kita punya tujuan yang sama, anak muda. Bagaimana kalau kita bekerja sama?" ajak Pengemis Laknat.

Aji hanya menoleh sekilas sambil tersenyum sinis.

"Tidak mungkin aku bekerja sama dengan orang dari aliran hitam. Kau tetap musuhku. Tapi untuk sekarang, aku punya urusan yang lebih penting," jawab Aji tegas.

"Hahahahaha... Sungguh aneh, dua orang dari golongan berbeda malah punya musuh yang sama..." kelakar Pengemis Laknat, namun Aji Mahendra tidak menggubrisnya.

"Aku dengar kabar, Pendekar Iblis membuat onar di Bukit Gembala saat Racun Barat mengadakan Saimbara. Ia membunuh salah satu murid Datuk Pengemis Nyawa yang bergelar Nyi Pelet Peteng."

"Yang jelas, Datuk Pengemis Nyawa tidak akan tinggal diam..." komentar Aji Mahendra.

"Malah bocah itu yang mencari Datuk Pengemis Nyawa. Setelah disiksa, Nyi Pelet Peteng mengungkapkan tempat persembunyian Datuk Pengemis Nyawa. Dia pasti menuju ke sana sekarang..." terang Pengemis Laknat, membuat Aji Mahendra si Pendekar Pedang Naga terkejut.

"Di mana tempat itu!?" pinta Aji Mahendra.

"Hahahaha... ternyata kau juga butuh informasiku. Kukira aliran putih tak akan memerlukan bantuan dari orang sepertiku..." ledek Pengemis Laknat sambil mencibir.

"Jangan main-main, Pengemis Laknat...!" geram Aji Mahendra seraya mengangkat pedangnya.

"Kau terlalu terburu nafsu, anak muda. Kalau kau pergi sendirian, kau tak akan sanggup mengalahkan Pendekar Iblis, apalagi Nyi Pelet Peteng yang terkenal hebat saja mampu dikalahkannya tanpa perlawanan, apalagi orang sepertimu, yang jelas-jelas pernah dipecundanginya..." ejek Pengemis Laknat.

"Aku bukan kalah! Bahkan aku berhasil melukainya..." geram Aji Mahendra, napasnya kembang kempis menahan amarah. "Seandainya dia tidak menggunakan cara curang dengan racun, aku pasti sudah membuatnya binasa..."

Mata Pengemis Laknat terbelalak. "Tidak mungkin...! Kalau kau bisa melukainya, kenapa Nyi Pelet Peteng bisa dikalahkan dengan mudah? Bahkan menurut informasi, Nyi Pelet Peteng tidak sempat membalas serangan sedikit pun!"

Keheranan Pengemis Laknat juga dirasakan oleh Aji Mahendra. Ia pun tahu betapa saktinya wanita iblis berjuluk Nyi Pelet Peteng itu bahkan kekuatan dirinya berada di bawah wanita itu. Namun kenyataannya, dialah yang berhasil melukai Pendekar Iblis, sementara Nyi Pelet Peteng bahkan tak sempat melawan.

"Mungkin Pendekar Iblis juga memberinya racun, seperti yang dilakukannya padaku," gumam Aji Mahendra.

"Bisa juga...!" sahut Pengemis Laknat sambil mengangguk-angguk.

Percakapan itu membuat semangat kedua tokoh yang sama-sama menyimpan dendam membara semakin berkobar. Mereka mulai yakin, Pendekar Iblis tidaklah sehebat seperti yang selama ini diberitakan.

Orang-orang percaya bahwa kehebatan Pendekar Iblis berasal dari kecurangannya. Itulah yang mereka yakini.

“Lalu di mana tempat Datuk Pengemis Nyawa yang akan didatangi Pendekar Iblis itu?” tanya Aji Mahendra.

“Di Rawa Lintah... Banyak orang dunia persilatan yang mendengar kabar itu. Pasti mereka juga akan ke sana untuk menyaksikan pertarungan hebat itu,” jawab Pengemis Laknat.

Sekonyong-konyong Aji Mahendra bangkit, meletakkan beberapa keping uang di atas meja, lalu melangkah cepat keluar.

“Hati-hati, anak muda. Jangan anggap remeh lawanmu itu. Tapi jika kau berhasil mengalahkannya, sisakan beberapa bagian tubuhnya untuk kucincang…” teriak Pengemis Laknat.

Aji Mahendra menghentikan langkahnya dan menoleh.

“Aku masih punya urusan denganmu. Tapi untuk saat ini, kita berada di sisi yang sama. Jika kita kebetulan menemukannya bersamaan, kita bagi dua tubuhnya…” ucap Aji Mahendra.

Pengemis Laknat tersenyum sambil meneguk minumannya yang terakhir, lalu ikut meninggalkan kedai itu.

Sejak awal, percakapan mereka telah menarik perhatian seorang gadis berbaju biru dengan cadar menutupi wajahnya. Kebetulan, ia juga berada di dalam kedai tersebut.

1
Hendra Yana
terimakasih
Hendra Yana
up lagi dong
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
lanjut up nya
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
up
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
kaya bkl seru nih
lanjut dong
Hendra Yana
semangat
Das ril
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!