NovelToon NovelToon
Wanita Bermuka Dua

Wanita Bermuka Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Contest
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: mpu gandring

Sebelum ibunya Sherin menghembuskan nafas terakhir,tubuhnya sangat lemah.dengan susah payah ia pun berkata."pergilah! carilah anakmu,ayahnya bernama...Devan...tapi,kamu harus berjanji tidak boleh menemui laki laki itu dengan wajah aslimu!"dan Sherin pun segera menyetujuinya.
"kenapa harus seperti itu bu?kenapa harus menyembunyikan wajah asliku?bukanya raut wajahku yang cantik yang ibu turunkan pada diriku ini yang selalu ibu banggakan?"
Namun sejak kejadian itu,ibunya Sherin menggunakan teknik kecantikannya menyembunyikan wajah asli Sherin...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mpu gandring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertama kali

"Hari ini aku akan cuti satu hari, kamu tolong renungkan baik-baik!"

Melihat sorotan mata Simon yang merasa sangat bersalah itu membuat Sherin tidak sampai hati, tapi hal ini bukan masalah kecil, dia harus memberi anak ini pelajaran.

Setelah meminta izin kepada mbok lili, Sherin pun pergi keluar dari rumah itu.

Hanya saja,beberapa tahun ini karena ibunya sakit, dia tidak ada teman,tidak ada sanak saudara, maka kejadian seperti ini terjadi membuatnya sadar bahwa dia tidak akan ada teman untuk ngobrol,apalagi orang untuk berbagi keluh kesah.

Terakhir,dia meminta pak Hasan untuk mengantarkannya ke stasiun kereta.Dari daerah ciput ke daerah wol, duduk kereta hanya butuh waktu satu jam labih.

Sherin pergi ke makam ibunya....

Di sana adalah pemakaman elit daerah wol, ini adalah salah satu balasan yang di terimanya saat dia melahirkan Simon.

Setelah membiayai berobat ibunya dan membayar keperluan hidup sehari-hari mereka beberapa tahun ini, uang tersisa hanya beberapa puluh juta saja, dan semua uang itu dia gunakan untuk membeli makam ibunya.

Karena dari lubuk hati terdalamnya, dia tidak ingin lagi menggunakan uang imbalan itu, bahkan dia tidak sudi dengan uang itu.

Duduk di batu nisan ibunya, dia menangis lama sekali.

Bertahun-tahun ini,demi ibunya yang sakit itu dia tidak pernah menangis di hadapan ibunya, selain hari itu saat ibunya meninggal, ini adalah yang pertama kali.

Walaupun zaman sekarang ini tidak terlalu mempersoalkan masalah keperawanan lagi, tapi dia sangat menjungjung tinggi akan hal ini sampai mendarah daging.

Berpikir sampai di sini,hatinya bertambah sesak lagi.

Walau dia tidak pernah berpikiran untuk mencari laki laki,tapi dia juga tidak pernah berpikiran untuk memberikan *pertama kalinya* kepada seorang laki laki yang tidak dia cintai.

Tapi Simon adalah anaknya, tujuan utamanya juga demi kebaikan dirinya, maka kejadian seperti ini dia juga tidak bisa menyalah kan anak itu, juga tidak bisa memukulnya dan memarahinya, tapi perasaan yang sangat sedih ini juga nyata keberadaannya.

NINGGA GROUP

Di dalam kantor CEO, Dylan menghela kan nafas yang panjang karena di lempari dengan dokumen-dokumen yang berserakan di lantai tersebut.

" CEO kita ini di buat marah oleh apalagi? kemarin bukan seharusnya sangat menikmati moment itu, walau waktunya sangat singkat,tapi kenapa kok malah seperti nya malah menyalahkan diri sendiri?" ujar Dylan yang menertawakan Devan sambil membungkukkan badannya memunguti dokumen-sokumen di lantai.

Tadi pagi seharusnya ada suatu hal yang penting yang harus di kerjakannya, tapi sekretarisnya bersikeras memanggilnya untuk masuk ke kantor dengan segera.

"kamu tolong cari tahu, semalam di pesta,siapa yang Simon temui?" ujar Devian sambil menundukkan kepala dengan jari jemari kedua tangan yang saling berselingan satu sama lain itu, walaupun agak sedikit kabur apa yang terjadi semalam, tapi waktu itu,semua nya tidak bisa direkayasa,dan satu persatu terbayang olehnya lagi.

Kenyataan memberitahunya bahwa itu adalah yang pertama kalinya untuk wanita itu, walaupun tidak pecah dan berdarah, tapi zaman sekarang ini tidak pecah dan tidak berdarah juga menjadi normal karena kegiatan olahraga para wanita lebih banyak.

Walaupun Devan tidak terlalu menganggap hal ini, tapi Devan mengerti dengan jelas,wanita itu tidak sama dengan wanita di luar sana yang sembarangan itu,dan yang terjadi semalam sangat jelas bahwa semua ini adalah hasil dari kemauan dari anaknya.

Sebagai seorang ayah, dia sudah seharusnya menanggung tanggung jawab.

Hatinya pertama kali merasakan perasaan tidak berdaya.

"kamu tolong pergi buka cek 100 juta,cek tunai!" ujar Devan. Dylan mengerutkan dahi semakin mendengar dia pun semakin bingung,tapi sangat jelas bahwa kondisi laki laki itu saat ini, tidak cocok jika dia banyak bertanya.

"Nenek,mamaku belum kembali ya?" tanya Simon.Sherin tidak ada seharian membuat Simon yang sangat menyukai pemrograman ini pun menjadi tidak tertarik dengan hal ini, sebentar duduk di kamar melamun, sebentar duduk di ruang tamu melamun.......

Mbok lili mengangguk kan kepala dan menjawab."belum."

"apa dia bisa tidak pulang lagi ya?" ujar Simon yang merasa bersalah dan yang lebih banyak lagi adalah gelisah. Sebenarnya dia seharian hari ini merasa menyesal.dia juga merasakan bahwa dirinya memang benar mungkin sudah membuat masalah, saat mama pergi,dia sungguh sedih.

"tidak pulang?" jawab mbok lili, walaupun dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi semalam,tapi tadi pagi Devan pergi ke kantor dengan raut wajah yang kusut

Sherin juga memecahkan rekor untuk meminta cuti.

Mbok lili pun menerka,pasti telah terjadi sesuatu di antara mereka.

Berpikir sejenak,dia menggelengkan kepala, "seharusnya tidak mungkin!"

Malamnya,Simon agak sedikit tidak nafsu untuk makan, kemudian kembali ke kamar,menolak si mbok yang mau memandikan nya, sendirian duduk di tepi ranjang, menunggu kepulangan Sherin.

Mbok lili tidak tega melihatnya,kemudian menelpon Devan.

"kemana dia?"

"tidak tahu,Sherin hari ini cuti seharian, katanya ada urusan, pak Hasan bilang Sherin pergi ke stasiun kereta." jawab mbok lili.

Devan sudah jelas tahu alasan Sherin cuti, dahinya sedikit mengerut, memejamkan mata sejenak lalu membukanya dan menjawab." tidak perlu di pedulikan anak itu, kalau dia ingin menunggu,ya biarkan saja dia menunggu!"

Berbuat kesalahan besar seperti ini, dia juga seharusnya harus menanggung resikonya.

Saat itu, Dylan yang tengah membawa USB dari luar sana kebetulan mendorong pintu dan masuk, raut wajahnya tidak terlalu enak di lihat.

"semalam....tidak terjadi apa-apa dengan dirimu kan?"

Devan mengangkat kepala dan melihat nya,mengambil USB itu dan menancapkannya ke komputernya.Dia melihat satu persatu gerakan di layar itu,membuat dahinya mengerut semakin dalam, lalu mencabut USB itu dan menghempaskan nya ke lantai dengan sekuat tenaga.Kemudian melepaskan jaketnya dengan penat dan tidak tenang,,menghela kan nafas yang berat dan berkata. "pergi cari tahu siapa laki laki itu, mau bagaimana menyelesaikannya terserah kamu!"

Tidak bisa melakukan apapun terhadap anak sendiri, setidaknya perlu mencari seseorang untuk mengeluarkan emosi ini.

Dylan pun mengerutkan dahi, menggigit bibirnya, raut wajahnya seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi juga tidak membuka mulut.Hanya menatap Devan, karena dia merasa mungkin dia sendiri juga bertanggung jawab atas hal ini.

Devan melihatnya sejenak dan bertanya. "bagaimana menurutmu?"

Dylan menelan ludahnya dan bertanya."apa dia itu pengasuh itu?" perasaannya memberitahunya hal ini berkaitan dengan Simon, jadi pasti orangnya adalah pengasuh itu,tidak perlu curiga lagi.

Devan tidak menjawab,tapi dia juga tidak melihat keanehan pada Dylan.

"Oh my Good..." ujar Dylan sambil menghela kan nafas panjang.

Dia membungkukkan badannya,memungut USB di lantai itu,berpikir berulang kali,tapi tetap memberanikan diri untuk mengatakan dengan perlahan-lahan:

"kemarin,anakmu bertanya kepadaku, dia bilang kalau seorang wanita menyukai seorang laki laki, tapi laki laki itu tidak menyukai wanita itu, lalu dia bertanya kepadaku, harus bagaimana?"

Devan mengangkat kepala dan melototinya, dari sorotan matanya terlintas tatapan curiga

"aku bilang,naik....ranjang....baru bisa bersatu," ujar Dylan dengan cepat sambil memejamkan matanya, lalu tidak berani membuka matanya untuk melihat ekspresi Devan,..jujur,ketika saat itu tidak terpikir olehnya apa tujuan anak kecil itu?

Masalah ini menjadi seperti ini,dia sebenarnya tidak bisa melarikan diri untuk bertanggung jawab.

tapi....

"Anakmu bilang seorang wanita menyukai seorang laki laki?" ucap Dylan tiba-tiba,menatap Devan lalu berkata."apa mungkin yang di maksudnya, pengasuh itu benar-benar menyukai mu?"

Devan langsung melototinya,tapi tidak menjawab apapun lagi, dia merasa wanita itu tidak tertarik pada dirinya, hanya saja Simon yang berpikiran seperti itu.

Berpikir sampai disini, hatinya tiba-tiba menjadi sedikit lelah dan tidak tenang.

"aku rasa semua ini sudah terjadi, kamu sekarang lebih baik menenangkan pengasuh itu dulu, siapa tahu bisa saja dia berencana menggunakan ini untuk memerasmu, saat itu hal ini pun akan menjadi repot, oh iya... benar,tadi kamu menyuruhku untuk membuka cek tunai 100 juta...." ujar Dylan sambil mengerutkan dahi dan lanjut berkata. "apa kamu berencana menggunakan 100 juta itu untuk membereskan pengasuh itu?"

Devan tidak bersuara seakan meng-iya kan hal itu, memang dia berencana seperti itu, selain uang,dia tidak bisa mengganti rugi kepada Sherin dengan hal lainnya.

" menurutku kamu lebih baik jangan memberinya uang, seharusnya dia adalah orang yang mempunyai harga diri yang tinggi, kalau kamu seperti ini memberinya uang, malah bisa ada kemungkinan membuat masalah ini menjadi semakin kacau!" analisa Dylan.

Devan mengeluarkan suara."hmph" harga diri yang tinggi? kenapa bisa memilih menjadi pengasuh ??

Tapi dia pun mengambil cek di atas mejanya itu dan menyimpannya di salah satu sisi laci mejanya.

"Gimana rasanya?" tanya Dylan yang seakan kembali ke watak aslinya yang jahil itu setelah melihat Devan tenang kembali.

Devan mengelus-elus dahi di antara kedua alisnya itu, raut wajahnya berubah menjadi dingin. " Simon menaruh sebungkus penuh obat itu, kamu rasa apa bisa ada perasaan lagi?"

Dylan mengerutkan dahi,mengangguk dan berkata."aduh,sayang kalau begitu." berhenti sejenak, dia berjalan beberapa langkah ke depan meja Devan ,membungkuk setengah badan, melototinya dan berkata. "Devan,kalau aku tidak salah ingat, kemarin adalah yang pertama kalinya bagi dirimu sejak Simon ada, betul tidak?"

Suara hati Devan seakan terdengar oleh Dylan, raut wajahnya sekejap menjadi suram,meliriknya sejenak dan berkata. "jaga dengan baik mulutmu!"

"ini kamu tenang saja, aku pasti tidak akan membuat Gabriel tahu tentang hal ini, bagaimana pun dia juga sudah menunggumu beberapa tahun, belum makan sampai ke mulut, malah sudah di dahului oleh pengasuh itu, siapapun pasti tidak akan bisa menerima hal ini." koreksi dan tambah Dylan.

Devan melemparkan dokumen yang ada di tangannya ke wajah Dylan dan berkata. "aku sudah terjatuh, kamu masih ingin menimpugkan tangga lagi? bisa mati ya kalau begitu??"

Saat ini,mbok lili menelponnya lagi.

"pak, Sherin sudah pulang,tapu dia bilang dia ingin bertemu denganmu." ujar mbok lili

1
Diana Silaen
berbahagialah Clover 👍
Diana Silaen
top makotop🌟🌟🌟🌟🌟
Diana Silaen
Depan Cemen tidak berani mengambil keputusan
Diana Silaen
obat insomnia Depan adalah Sherina
Diana Silaen
bingung bacanya tp terus nyimak 😁
Diana Silaen
ternyata ayah Sherina ayah Gabriel juga
Ratnasihite
suka 🥰
Diana Silaen
👍
Ratnasihite
kpn ya simon ketemu ibunya
Ratnasihite
udah ada rasa ga ngaku
Ratnasihite
Luar biasa
Ratnasihite
ada rahasia nih🤭
Naufal Tan Arsenio
Amy ini paling keren menurutku
Naufal Tan Arsenio
akhirnya penantian Amy ada peningkatan hasil
Naufal Tan Arsenio
anak kedua lagi
Naufal Tan Arsenio
gimna kalo bapaknya tau kalo Sherin ini anaknya, sudah jahat banget dia
Naufal Tan Arsenio
gery ini saudara sama Sherin kayaknya, bapaknya sama ibunya yg beda
Keisha Hery
suka alur ceritanya
mamahnya El
itu sherin selama dirawat apa gk cuci muka dll kapan wajah asli.a terbongkar sii
mamahnya El
cerita.a gk bisa ditebak susah dicerna muter kaya kitiran tpi penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!