Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
MOHON PERHATIAN DISINI ADEGAN DEWASA, JIKA DI BAWAH UMUR TOLONG DI SKIP!!!
POKOKNYA UPDATE SATU HARI SATU BAB SESUAI JANJI AKUUU!!!!
Ratih memejamkan matanya merasakan bibirnya dengan milik Naga Seta menyatu----tak merasakan bibirnya bersentuhan dengan seekor ular----hanya bibir manusia yang di rasakannya.
Tubuh kekar pangeran Naga Seta menangkup wajah Ratih, dengan memejamkan matanya---gadis ini bisa merasakan hangatnya dekapan pria kembali---setelah hubungannya bersama Arya kandas.
"Berbaringlah," pinta Naga Seta dengan lembut.
Ratih yang mengenakan jarik batik warna hitam dengan motif kawung, tangannya membenarkan kain yang melekat di tubuh cantiknya----di depan dada dan kakinya agar bisa berbaring.
Naga Seta dengan lembut mencium leher Ratih dan memperlakukannya dengan penuh cinta, kain yang melekat di tubuh Ratih perlahan di lepas.
"Bisakah kamu pelan-pelan, ini yang pertama buatku."
Ratih mengatakan kalimat itu dengan lugu, kepada siluman ular yang sekarang menjadi suaminya.
"Tenang saja Dinda...malam ini kamu akan melakukan penyempurnaan, jadi kamu memiliki kekuatan dengan separuh sepertiku."
Ratih hanya memejamkan mata dan membiarkan Naga Seta melakukan ritual penyempurnaan, dirinya pasrah saat Naga Seta menyentuh tubuhnya.
Malam ini sebuah lilin di kamar tertiup angin, searah dengan arus sungai Seta yang kencang menerbangkan lilin-lilin menjadi lampu di kamar----Dua mahkluk berbeda dunia yang melakukan pergulatan intim.
Ratih yang berbaring jika di lihat oleh mata awam manusia-----tengah memeluk ular raksasa warna putih, besarnya hampir sepohon kelapa dan mungkin lebih besar lagi.
Gadis manusia ini sudah terikat selamanya menjadi pendamping Siluman ular pengganti Kanjeng Ratu Minanti----Ratih merasakan jika malam ini kep*rawanannya sudah di serahkan demi keamanan Desa Cempaka.
Tubuhnya merasakan kenikmatan yang tak biasa, seolah lebih puas saat---melakukannya dengan mahkluk yang bukan sesama manusia.
Tangan kekar Naga Seta menatap wajah Ratih yang tidur----wajah yang lugu, "apa dia menikmatinya?" batin Naga Seta menatap Ratih.
Telapak tangannya lalu menepuk-nepuk pipi Ratih dengan lembut, lalu mata Ratih yang terpejam langsung terbuka melihat wajah tampan Naga Seta.
"Ganti posisi Dinda, kau di atas, aku di bawah," ujar Naga Seta.
Ratih yang masih setengah mengantuk hanya mengangguk patuh, dirinya mengubah posisi yang tadi tiduran menjadi di atas Naga Seta.
Kain jarik yang melekat di tubuh Ratih, perlahan jatuh ke lantai, dari atas kasur menyisakan keduanya bergumul---demi melakukan penyempurnaan.
Ratih duduk di atas ular raksasa putih tanpa sehelai benang, jika di lihat dengan mata manusia biasa.
Tapi dalam pandangan Ratih ular putih Raksasa ini----ialah sosok tampan dengan tubuh atletis yang menjadi suaminya.
Di bawahnya Ratih bukan melihat ular--- Tapi pria berwajah tampan dengan tubuh atletis, rambutnya panjang penuh wibawa yang juga tanpa mengenakan sehelai benang.
Tangan kekar Naga Seta menyentuh bagian depan Ratih, seolah ada sensasi menggelanyar antara ledakan nikmat sang pelaku perjanjian.
Ratih harus berusaha menyenangkan Naga Seta, karena disini dirinya bukan untuk bersenang-senang dengan kemewahan atau mengenai hal intim privasi---tujuannya disini adalah menjaga keseimbangan alam----demi menjaga Desa Cempaka dan Desa sekitarnya.
Tangan Naga Seta sesekali menyingkirkan rambut Ratih yang di depannya---menghalangi pemandangan dimana Naga Seta ingin menatap wajah Ratih nan ayu.
Ratih menggeliatkan pinggul seirama dengan waktu ritual---sebuah ritual penyempurnaan yang akan menjadi takdir Ratih seumur hidupnya.
Mata Ratih seolah tak mengantuk atau sayu lagi, karena hasrat membumbung sanubarinya sudah menyala---aroma dupa di kamarnya yang di pasang oleh para dayang menjadi penyemangat aktivitas keduanya.
Asap dupa yang membumbung di udara seirama dengan angin yang menerbangkan tirai---kain sutra di ranjang empat tiang itu, menjadi saksi desahan gadis manusia yang memeluk ular Raksasa berwarna putih.
Siluman ular itu seolah melakukan ritual penyempurnaan ini, ingin memberikan Ratih tubuh yang sempurna. Waktu demi waktu berlalu---Ratih menjerit saat titik puncak kenikmatan mengelayar di hatinya.
"Dinda---dinda---jangan berhent--berhenti---du--dulu, tolong---bu-buat--aku---me--men-yelesaiakan---ini--sam--pai akhir," ujar Naga Seta yang posisinya Ratih di atasnya.
"Ma-mas--Naga-Naga Seta," kata Ratih yang matanya berair dengan ledakan nikmat dari ritual penyempurnaan ini.
Naga Seta masih berpacu menunggangi tubuh Ratih, sampai dirinya melakukan setidaknya pelepasan sekali untuk bersama istrinya yang dari bangsa manusia ini.
Ratih sudah melakukan titik puncak dengan posisi dirinya di atas Naga Seta, lalu tak lama siluman ular ini melakukan sekali pelepasan.
Pada Akhir pelepasan dan ledakan nikmat, Naga Seta dengan bibirnya menikmati bagian depan Ratih menggunakan mulutnya.
Ratih langsung tumbang dengan posisi masih sama, Naga Seta di bawah dan----Ratih diatas. Lalu Ratih menaruh kepalanya di dada atletis Naga Seta.
Tangan kekar Naga Seta membelai rambut Ratih dengan lembut, "ritual penyempurnaan sudah usai Dinda...kamu sekarang milikku," ucap Naga Seta dengan lembut membelai rambut Ratih.
"Mas---Mas Naga Seta, Bagaimana keadaan Ibu?" tanya Ratih yang masih dengan napas terengah-engah, seolah aktivitas tadi menguras energinya.
"Panggil aku Kanda atau kakang Mas, Itu akan lebih etis," sahut Naga Seta dengan lembut, tangannya masih terus membelai rambut Ratih yang panjang hitam legam lurus.
"Iy-iya Kakang Mas," jawab Ratih.
Posisi Ratih masih di atas Naga Seta, dengan di peluk. Gadis ini terus menanyakan dimana sang ibu.
"Apa Dayang yang aku kirim tak mengajarimu etika sebelum bertemu aku? Seperti menyapa, memanggil, dan bersikap?" tanya Naga Seta pada Ratih.
"Mereka hanya mengatakan agar aku jangan tidur sebelum Kakang ke kamar," jawab Ratih dengan polosnya.
"Tapi kenapa kamu tidur sebelum aku datang?" tanya Naga Seta dengan kecewa.
"Aku tak bisa menahan rasa kantukku Kanda...karena tadi Kakanda sangat lama sekali," ucap Ratih menjawab dengan polosnya.
"Lain kali...Permaisuri ada peraturan tak boleh tidur sebelum suaminya...itu aturan mutlak Dinda."
Ratih hanya menjawab 'iya' dengan posisi kepalanya di dada Naga Seta dengan pelukan hangat, tangan kekar Naga Seta membelai lembut rambutnya.
"Kakang belum menjawab pertanyaanku," kata Ratih, jiwa manusianya masih ada---penasaran.
*
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.
Aq tuh semenjak baca yg horor2 gini, sering mimpi yang aneh2 thor, 😔ke mimpi ke dunia lain gitu, mlihat wujud yang aneh-aneh juga sering, bahkan mimpi diperlihatkan pesugihan pun pernah 😬😩.
Mimpi ketemu gelang emas, pas aku pegang tiba-tiba berubah jd mata uang yang aneh, trus dimata uang itu ada gambar raja yg serem bngt rambut gimbal, dan bersuara aaaaaaa bergema gitu.
Trus tidak lama keluar asap hitam pekat dri mata uang itu, tiba-tiba berubah jd sebuah peta, dimana dipeta itu aku diperlihatkan ke singgasana kerajaan gitu, terus aku melihat ada bnyk mas berlian permata yg berkilauan, serta sesajen di wadah bundar besar.
Dan aku melihat para kunti berbaris rapi , lupa ada brp barisan.
Aku lihat aura mereka juga berbeda beda, bermacam-macam warna, kecuali putih.
Aku sangat takut mlihat begituan, trs aku bca ayat kursi dlm hati kemudian kebangun deh. 😫😫😫😫
Mimpi x udh sangat lama bngt.