NovelToon NovelToon
Malam Hangat Berselimut Cinta

Malam Hangat Berselimut Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Herka Rizwan

Aini mengira kedatangan keluarga Julian hendak melamarnya. namun ternyata, mereka malah melamar Sakira, adik satu ayah yang baru ia ketahui kemudian hari. padahal sebelumnya, Julian berjanji akan menikahinya. ternyata itu hanya tipuan untuk memanfaatkan kebaikan Aini.
Tidak sampai disitu, ayahnya malah memaksa untuk menjodohkan Aini dengan duda yang sering kawin cerai.
karena kecewa, Aini malah pergi bersenang-senang bersama temannya dan menghabiskan malam dengan lelaki asing. bahkan sampai hamil.
Lantas, bagaimana nasib Aini. apakah lelaki itu mau bertanggung jawab atau dia malah menerima pinangan dari pria yang hendak dijodohkan dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herka Rizwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Pandangan Arjun perlahan berbayang. Rasa panas mulai menjalar di seluruh tubuh. Kegelisahan semakin kuat terasa. Keringat tampak bercucuran di keningnya.

"Aini, kamu sudah tidur?" tanyanya lembut.

"Hm, belum. Memangnya kenapa?" sahut Aini masih tertutup selimut.

"Bisakah kamu ambilkan aku air minum. Kerongkongan ku haus, sayang!"

Suara Arjun begitu berbeda. Aini penasaran dan membuka selimutnya.

"Arjun, kamu kenapa. Sakit ya?" Aini ikut cemas, menyentuh dahi suaminya.

"A-ku gak papa! Buruan, ambil air."

"Ya, baiklah."

Bergegas Aini turun dari ranjang. Mengambil satu botol air mineral dari dalam kulkas mini.

Lalu dia memberikannya pada Arjun. Supaya pria itu bisa menghilangkan dahaganya.

Wajah Arjun memerah, berusaha menahan hasrat yang menggelegak. Tatapannya menyiratkan, betapa sakitnya ia saat ini.

"Aini, maukah kamu menolong ku?" pintanya memegang pundak Aini.

"Meno-long apa?" sahut Aini gagap.

"Sediakan air dingin untukku di kamar mandi. Ah, tidak u-sah. A-ku tak mau merepotkan kamu!"

Pria itu menyeret langkahnya ke kamar mandi. Melihat mimik istrinya yang ketakutan, Arjun sadar kalau dia belum siap untuk melayani suaminya saat ini.

Erangan di bawah pancuran air terdengar lirih. Aini mendekati arah suara. Menempelkan telinganya di pintu yang terbuat dari kaca.

"Apakah dia baik-baik saja? Sebenarnya, apa yang terjadi padanya?" gumam Aini kebingungan.

Di saat dia masih ingin mencari tahu, pintu kamar mandi terbuka. Mata Aini melebar begitu melihat Arjun yang hanya mengenakan handuk setengah badan.

Seketika dia gugup, memalingkan wajahnya karena malu. Arjun diam, seraya memandang balik istrinya.

"Apa yang kau lakukan di sini, Ai?" tanyanya lembut.

"Ah, A-ku... Apakah kamu baik-baik saja. Badanmu panas tadi. Seharusnya di kasih kompres dan minum obat," sahut Aini masih enggan menunjukkan wajahnya.

"Aku sudah gak papa. Dan aku panas bukan karena demam. Melainkan ada yang_"

Ucapan Arjun terhenti. Bukankah Aini tak tahu, kalau dia baru saja datang dari pesta ulang tahun Diana. Sedangkan dia juga tak jujur mengatakan hal ini pada istrinya.

"Kenapa kamu berhenti bicara. Apa aku tadi salah ngomong?" Aini menunjuk dirinya sendiri.

Arjun tersenyum, memberanikan dirinya memeluk sang istri. "Kamu gak salah apa-apa, Sayang. Maaf ya, udah bikin kamu repot."

Perasaan Aini semakin gugup saja. Apalagi, saat tetesan air rambut Arjun jatuh ke pipinya. Hembusan napasnya juga begitu terasa menyentuh tengkuknya. Aroma sampo dan sabun mandi menyeruak di sela-sela indera penciumannya.

"A-ku kebelet! Minggir sana, aku mau masuk!" Aini berbalik dan mendorong Arjun.

Pria itu mengangkat kedua bahunya. Tersenyum tipis, menyaksikan betapa malunya sang istri terhadap dirinya.

Dia menyukai Aini yang seperti ini. Ibarat burung merpati yang nampak jinak, tapi susah untuk di dapatkan.

Ceklek!

Aini keluar mengendap-endap seperti orang takut ketahuan karena melakukan kesalahan. Matanya melihat ke sekeliling kamar. Mencari keberadaan Arjun saat ini.

"Kamu sedang mencari siapa, Sayang?" Arjun tiba-tiba sudah berada di dekatnya.

"Argh!" Aini sangat kaget, ketika wajah suaminya begitu dekat padanya. Bahkan keduanya hampir saja berciuman.

"Ar-jun?" sontak Aini menelan saliva. Wajahnya nampak panik dan pucat.

"Iya, sayang. Aku tadi nanya, kamu sedang cari siapa?" ulang Arjun tak mengalihkan tatapannya.

"Ahh, gak cari siapa-siapa."

Merasa jengah ditatap terus menerus seperti itu, membuat Aini melangkah cepat ke ranjang. Dan Arjun mengikuti dari belakang.

Begitu Arjun sampai juga di ranjang, Aini makin resah. Namun, dia berusaha untuk menguasai keadaan.

"Bagaimana keadaan kamu? Apakah kamu baik-baik saja?" tanyanya melihat sekilas ke arah Arjun.

"Hum, aku baik!" jawab Arjun singkat. Dia sengaja membuat Aini salah tingkah. Baginya, sang istri begitu lucu dan menggemaskan.

"Baguslah kalau begitu. Sekarang kamu istirahat, besok kan kamu harus kerja!"

"Tenang. Aku belum mengantuk. Gimana kalau kita menghabiskan malam bersama?"

"Hah? Kamu ngomong apa barusan?"

Arjun mengulum senyum. Lantas merangkul pundak Aini yang sedikit gemetar.

"Kita sudah suami istri, Aini. Tapi, belum pernah mengobrol secara dekat. Apa kamu gak mau, mengenal aku lebih dalam lagi?"

"Aku udah kenal kamu kok. Seorang bos yang dingin, cuek, suka marah-marah..."

"Sepertinya, aku bukan orang baik di matamu."

"Ya, kamu memang seperti itu."

"Apakah kamu menyukai ku?"

"Tidak. Aku sudah menyukai orang lain!"

"Benarkah?" Hati Arjun sedikit nyeri. Mengetahui kalau sang istri tak memiliki perasaan apapun padanya. "Bolehkah aku tahu, siapa gerangan pria yang beruntung itu?"

"Kau tak perlu tahu. Meski kita telah menikah, kau tak perlu mengurusi kehidupan pribadi ku. Bukannya kau juga demikian. Sudah memiliki wanita lain di hatimu."

Arjun memalingkan wajahnya. Begitu masam dan terlihat tidak terima dengan setiap perkataan Aini.

"Ya sudah kalau begitu. Kamu tidur saja, aku juga sudah mengantuk!" tuturnya seraya memadamkan lampu yang ada di sebelahnya.

Melihat sikap Arjun yang terkesan cuek, Aini makin tidak peduli. Dia pun memejamkan mata dan akhirnya masuk ke dalam mimpi.

Pagi akhirnya menjelang. Aini membuka mata saat merasakan ada bias cahaya masuk mengenai wajahnya.

Namun, dia langsung menutup mulutnya saat menyaksikan tangan Arjun begitu erat memeluknya. Gadis itu terdiam, tak bisa menggerakkan tubuhnya.

Dia pandangi suaminya yang masih terpejam itu. Begitu tampan dan sangat memikat. Seharusnya, dia beruntung mendapatkan Arjun. Yang begitu banyak menjadi incaran para wanita lajang.

Tapi, Aini masih mencari sosok malaikat penolongnya. Selama ini, dia mengira Julian merupakan orang yang pernah membantunya kala dia diganggu oleh sekelompok siswa nakal, di saat dia masih duduk di bangku sekolah menengah.

Sayangnya, Julian hanya memanfaatkan kesempatan saja. Menyakiti hati Aini yang begitu tulus mencintainya. Tak ada sedikitpun, rasa iba pada gadis yang selama ini selalu melakukan perintahnya tanpa pernah membantah sedikitpun.

Sesal pun akhirnya terjadi. Dan Aini memilih mundur ketimbang harus menyaksikan lelaki itu bersama saudaranya yang sama jahatnya dengan Julian. Entah bagaimana keadaan mereka saat ini. Bagi Aini, tak ada yang perlu lagi untuk diingat. Dia sudah tak peduli lagi dengan keduanya.

"Pagi, sayang!" ucap Arjun membuyarkan lamunan Aini.

"Ah, iya pagi juga!" sahut Aini menganggukkan kepalanya. "Hm bisa bantu aku?" tambahnya lagi seraya menunjuk ke arah tangan Arjun yang masih melingkar di perutnya.

Pandangan mata Arjun berpindah arah. Seketika dia mengangkat sebelah tangannya tersebut dengan cepat.

"Maaf, sayang. Ini semua terjadi secara refleks. Apa perutmu sakit. Kalau kamu gak nyaman, kita bisa pergi ke dokter kandungan pagi ini!" kata Arjun khawatir.

"Gak papa sih. Asal kamu jangan lama-lama aja meletakkan tanganmu itu."

"Iya, maaf. Oh ya, nanti kita ke tempat nenek ya. Untuk memberi tahu keluarga ku, bila kita sudah menikah."

"Apa? Memberi tahu keluarga kamu?"

"Hm. Mereka pasti gembira mendengar kabar ini!"

Yang Aini takutkan, kalau Arjun akan mengatakan jika dirinya sekarang telah berbadan dua. Dia tak mau, mendengar tanggapan miring yang nantinya ditudingkan oleh keluarga Arjun. Terutama dari Arum dan juga Briana.

Bersambung...

1
Wayan Sucani
lanjut thor
Aiza Zayn: terima kasih udah mampir 🙏
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
✨Wyn한✨
Mantap jiwa!
Ánh sáng
Aku suka banget sama karakter-karakternya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!