NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:31.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Diterima Bekerja

Usai membereskan bajunya dan berbincang dengan Kahyang, Vexia memutuskan mengunjungi kakeknya.

Begitu membuka pintu ruang kerja, ia mendapati Gumilang duduk di balik meja besar, matanya fokus menatap layar laptop.

“Kakek, aku pulang!” seru Vexia ceria.

Gumilang sedikit terkejut, tapi senyum samar segera terbit di bibirnya. Suara cucunya itu… selalu bisa mencairkan keheningan ruang kerja yang dingin.

“Dasar anak nakal,” gumamnya dengan nada setengah menggerutu. “Sudah menikah, lupa menengok kakekmu, ya?”

Vexia mendekat sambil tertawa kecil. “Kakek jangan ngambek, nanti keriputnya nambah, lho.”

“Huh,” Gumilang pura-pura cemberut, tapi matanya jelas memancarkan kasih sayang.

“Kalau bukan cucuku yang bicara begitu, sudah kuusir keluar dari tadi.”

Ia menatap layar laptop sebentar sebelum menyodorkannya pada Vexia.

“Kebetulan kau datang. Lihat semua laporan ini.”

Vexia memiringkan kepala, tersenyum kecil.

“Bukannya selama ini aku yang periksa duluan, Kek?”

Gumilang mengangguk pelan, bibirnya terangkat samar.

“Benar. Tapi enam tahun ini kau selalu bekerja di bawah pengawasan kakek. Sekarang kakek ingin tahu sejauh mana kau bisa berdiri tanpa arahan.”

Ia menunjuk laptop yang kini berpindah ke tangan cucunya.

“Mulai bulan ini, laporan-laporan itu sepenuhnya tanggung jawabmu. Kakek hanya akan memeriksa ulang. Bukan untuk mengoreksi, tapi memastikan kau tak kehilangan nalarmu dalam angka.”

Vexia tersenyum tipis.

“Baik, Kek. Tapi mulai besok aku kerja di perusahaan Papa mertuaku.”

“Oh ya?” Gumilang mengangkat alis, sedikit tertarik. “Posisi apa?”

“Staf administrasi,” jawab Vexia mantap. “Aku ingin belajar sistem dari bawah. Karena perusahaan mereka dan perusahaan Kakek jelas beda struktur dan budaya.”

Tatapan Gumilang melunak, namun tetap tajam.

“Itu langkah yang tepat. Kalau kau hanya tahu dunia Gumilang Group, kau takkan pernah paham kerasnya pasar di luar sana.”

Vexia mengangguk. “Makanya aku gak keberatan mulai dari bawah, Kek. Aku mau orang menilai aku dari hasil kerjaku, bukan dari nama keluarga.”

Senyum bangga perlahan terbit di wajah tua itu.

“Hmph. Akhirnya kau bicara seperti cucu Kakek.”

Vexia terkekeh. “Kakek memang keras, tapi ngajarnya nancep sampai otak.”

“Bagus,” sahut Gumilang sambil berdiri. “Keras itu cara kakek menunjukkan sayang. Dunia bisnis lebih kejam dari mulut Kakek, Nak.”

Keheningan sempat mengisi ruangan.

Vexia menatap layar laptop. Sederet angka dan grafik menari di sana. Ia tahu, di balik data yang dingin itu ada peluh, ambisi, dan strategi. Sesuatu yang sudah akrab di kepalanya sejak usia delapan belas.

Gumilang duduk di sampingnya, memerhatikan.

Ia mengangguk puas melihat cucunya bekerja cepat dan akurat. Hingga akhirnya, Vexia menutup laptopnya.

“Kau sepertinya terburu-buru sekali,” komentar Gumilang ringan.

Vexia menoleh, senyum kecil tersungging di bibirnya.

“Suamiku sebentar lagi pulang, Kek.”

“Hmph.” Gumilang terkekeh pendek. “Kemarin kabur-kaburan menolak perjodohan. Sekarang malah gak sabar pulang ke suami.”

Vexia tersenyum geli. “Aku takut Kakek pasang gelang listrik kalau aku gak nurut jadi istri yang baik.”

“Tsk,” Gumilang berdecak. “Alasan. Dasar bucin. Ingat, cintai dirimu lebih dari mencintai orang lain. Jangan jadi budak dan buta karena cinta.”

Vexia menatap wajah tua itu lembut.

“Tenang aja, Kek. Aku gak bakal ngulangin kesalahan Mama.”

Ia berdiri, lalu membungkuk sopan. Kebiasaan lamanya setiap berpamitan.

“Terima kasih sudah ngajari aku tanpa henti, bahkan waktu aku sering ngeluh.”

“Hmm.” Gumilang berdehem, menatap cucunya lama.

“Kalau kau berhenti ngeluh, artinya kau berhenti belajar.”

Vexia tertawa kecil.

“Kakek memang gak pernah bisa bilang ‘aku bangga padamu’ dengan cara normal, ya?”

“Karena dunia gak akan bilang begitu padamu juga,” balas Gumilang datar.

Namun sorot matanya melembut, penuh bangga yang tak terucap.

Vexia menatap wajah tua itu. Keriput di sudut matanya, garis tegas di rahangnya, dan sorot matanya yang diam-diam menyimpan kebanggaan pada cucunya.

Ia tahu, cinta kakeknya selalu dibungkus dalam bentuk latihan, teguran, dan ujian.

Mungkin karena itulah ia jarang bisa membedakan mana kasih sayang dan mana tuntutan.

Namun, sejak kehadiran Kahyang dalam hidupnya, sesuatu di hatinya berubah perlahan.

Wanita itu tidak menuntut apa pun, tidak menekan, tidak menguji. Hanya memberi kehangatan seperti selimut setelah hujan panjang.

 

Saat melangkah keluar dari ruang kerja itu, Vexia sempat menoleh sekali.

Gumilang masih menatap layar laptop, tapi bibir tuanya bergerak pelan.

“Kau sudah besar, Xia,” gumamnya nyaris tak terdengar.

Dan di lorong panjang itu, Vexia menyadari sesuatu yang tak pernah ia sadari sebelumnya. Selama ini, kasih sayang kakeknya membuatnya tangguh. Tapi kasih sayang ibu mertuanya mulai membuatnya lembut.

Dua hal yang dulu tak pernah ia tahu bisa berjalan beriringan.

 

Di Sisi Lain

Sore itu, Vega pulang dengan langkah ringan, wajahnya berseri.

“Ma, Pa!” serunya riang, memecah keheningan. “Aku diterima kerja di Mandala Group!”

Soraya spontan menegakkan punggungnya, matanya berbinar.

“Benarkah, Sayang?!” ujarnya girang. “Perusahaan sebesar itu, luar biasa! Di bagian apa, hm?”

“Administrasi,” jawab Vega santai.

Namun ekspresi Surya seketika berubah. Dari tenang menjadi tajam.

“Apa? Administrasi?” suaranya meninggi. “Vega, kau sadar nggak, kau ini lulusan S2. Di perusahaan kita sendiri kau bisa duduk sebagai manajer, bahkan direktur muda kalau mau. Kenapa harus jadi staf biasa di tempat orang lain?”

Soraya menyentuh tangan suaminya, mencoba menenangkan. “Tenang, Pa. Dengar dulu alasan Vega.”

Vega menarik napas pelan, menatap ayahnya dengan lembut tapi tegas.

“Pa, Mandala Group itu perusahaan besar. Lebih besar dari perusahaan kita. Kalau aku bisa diterima di sana, itu artinya kemampuanku diakui. Aku ingin belajar dari sistem yang lebih profesional.”

Ia sempat tersenyum samar. “Dan… mungkin sedikit karena rasa penasaran.”

“Penasaran?” Soraya memiringkan kepala, senyum tipis muncul di bibirnya.

“Ya,” jawab Vega. “Tentang Rayno yang dijodohkan dengan kakak tiriku. Gadis desa itu.” Suaranya berubah dingin. “Aku ingin tahu, apa benar dia berhasil menikahi pria sekelas Rayno… atau cuma mimpi sementara.”

Soraya tertawa pelan, menyilangkan tangan di dada. “Kalau benar mereka menikah, aku ingin lihat seperti apa gadis itu sekarang. Tapi kalau tidak…” Tatapannya bergeser ke Surya sejenak, lalu kembali ke putrinya. “Kau punya kesempatan besar, Nak.”

Surya hanya diam, tapi wajahnya menegang sesaat. Ada sesuatu yang menahan di dalam dirinya. Sebuah rasa bersalah yang bahkan tak sempat ia akui.

Vega menatap ibunya, lalu tersenyum dengan kilat ambisi di matanya.

“Justru itu, Ma. Aku mau lihat sejauh apa hubungan mereka. Kalau Rayno belum menikah… aku akan pastikan dia menatapku, bukan gadis kampung itu.”

Soraya menepuk tangan putrinya dengan lembut, senyum liciknya tipis tapi tajam.

“Bagus, Vega. Buktikan kalau perempuan sepertimu lebih pantas berdampingan dengan Rayno daripada seseorang yang hanya lahir dari keberuntungan.”

Surya menatap keduanya tanpa suara. Ada kilasan bayangan masa lalu yang menyesakkan di matanya. Tentang cinta yang dikhianati, dan anak yang mungkin harus menanggung akibat dari dosa orang tuanya.

Vega tersenyum kecil, tak menyadari bara kecil yang baru saja menyala. Bara yang suatu hari akan membakar tenang dunia kerja seorang Vexia.

***

Keesokan harinya

Vexia berdiri di depan cermin. Blouse putih lembut membingkai tubuhnya dengan anggun, berpadu dengan celana hitam yang sederhana tapi tegas. Makeup-nya tipis. Hanya bedak, maskara, dan sedikit lip tint merah muda.

Elegan. Profesional. Tanpa kesan berlebihan.

Saat menuruni tangga menuju ruang makan, Rayno yang tengah merapikan jas sempat terpaku sepersekian detik.

Ia bahkan lupa menarik napas sebelum cepat menguasai diri.

“Kamu berangkat—”

“Kita masih menyembunyikan pernikahan,” sela Vexia datar sambil menenteng tas. “Jadi kemarin aku beli motor buat ke kantor.”

Kahyang menghela napas.

“Mama sudah suruh pakai mobil di garasi, tapi Xia gak mau. Katanya aneh kalau staf baru datang dengan mobil bagus. Tapi naik motor itu, Nak…”

Mandala menimpali, tenang tapi tegas.

“Biarkan saja. Xia benar. Tapi ingat, hati-hati di jalan.”

Vexia tersenyum, meyakinkan mereka.

“Tenang aja, Pa, Ma. Aku biasa naik motor.”

Pagi itu mereka berangkat.

Rayno melaju dengan mobil mewahnya, sementara Vexia lebih dulu melajukan motor matic-nya yang berdesain ramping. Ringan, gesit, dan cukup bertenaga untuk menyalip mobil sport kalau mau.

Namun pagi itu, ia menahan diri.

Lewat kaca spion, Vexia melihat mobil Rayno mengikuti dari belakang. Ia terkekeh kecil di balik helm.

“Diawasi suami sendiri. Nggak bisa kebut-kebutan, deh. Ah, gak seru.”

Motor itu melaju menembus jalan utama menuju gedung Mandala Group.

Angin pagi menyibak anak rambutnya, membawa aroma kebebasan yang nyaris terlupakan.

Besok adalah awal permainan baru. Di mana tak seorang pun boleh tahu bahwa staf administrasi baru itu… adalah istri bos besar mereka.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
anonim
Vega selalu mendapatkan jawaban dari Vexia yang cukup memukul telak tapi tetap sok gitu. Tak punya rasa malu - Vega hatinya busuk.

Vega masih cari gara-gara maunya - dasar muka badak hati culas.

Nah..nah...nah...Rayno ke club yang sama dengan istrinya 😄.
Dani kaget wooooy.

Yovie teman Rayno ternyata tahu juga tentang masa lalu Rayno.

Masih mengharap gadis di masa lalunya - tapi pikiran dan hati tak bisa dipungkiri - Vexia menari-nari dibenaknya. Dasar Rayno o'on 🤭😄
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Puji Hastuti
Bener banget kata yovie, rayno kamu harus realistis
anonim
Masih bersyukur Vexia mau masakin makan malam - istri yang baik.

Nah lo istri pergi gak pamit - rasain Rayno.

Sampai sepuluh kali Rayno menghubungi istrinya baru diangkat.

Dani jiwa kepo-nya kambuh lagi - tertarik melihat Vexia di tempat hiburan malam.

Vexia pergi mentraktir karyawan satu divisi di tempat hiburan malam paling mewah di kotanya.

Nova ikut ya - tak tahu malu ini orang - suka sirik terhadap Vexia - ee ikut bergabung. Ngomong gak enak di dengar pula.

Vexia hafal berbagai macam minuman - Vega semakin menjadi siriknya.

Jangan-jangan Rayno juga ke tempat yang sama dengan Vexia.
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Kak Nana... 🙏🙏🙏😁
Upi Raswan
jangan bilang yovie naksir ...bisa digorok sama suaminya entar.
kira2 apa mereka saling menyapa pas ketemu.atau pura2 gak liat..harus banget nunggu ya thor...gak bisa sekarang aja apa? baiklah bakalan sabar menunggu, tapi gpl lho
Fadillah Ahmad
Betul banget, Aku berada di posisi ini Sekarang kak Nana 🙏🙏🙏 Sudah 10 Tahun lamanya, aku belum bertemu lagi dengan Wanita itu, Benar juga, apa yang dj katakan sahabay Rayno itu. 🙏🙏🙏 Terima Kasih kak Nana... 🙏🙏🙏😁
Fadillah Ahmad
Nah ini juga kak Nana, aoakah Sampanye ini, kadar alkoholnya juga tinggi kak? Apakah bisqembuat mabuk berat kak Nana? 🙏🙏🙏😁
asih
tuh bener kata yovie rayno aja yg otaknya agak lain kenapa buat janji yg sangat bodoh BLM tau juga jelas siapa yg menolong malah asal ucap janji huhhh

hayo siapa tuh yang panggil vexia rayno atau cowok lainnya
Hanima
lanjut kan kk
abimasta
lanjut thor seru ini ray sama xia di tempat yg sama
Anitha Ramto
Jujur saja Ray..kamu lagi galau akut memikirkan Vexia....apa Xia denger apa yang di katakan Yovi pada Rayno...
Dew666
🔥🔥🔥
mery harwati
Nah lho ketemu kan di club 🤣
Apa Vexia akan dikasih hukuman oleh Rayno atw malah Rayno yang dihukum Vexia dengan tidak disapa & tidak kenal yang namanya Rayno alias dicuekin 😛
Endang Sulistiyowati
Wah jangan2 Yovie udah ngincer Vexia nih. Jangan dulu Yof, Xia masih jadi istri sahabatmu yang oneng itu. Bener tuh Ray kata Yovie, balas budi ga harus lewat pernikahan.
Anitha Ramto
si Vega mh iri saja dan ia tidak mampu karena ia hanya menumpang hidup dari harta mamanya Vexia....Rayno akan ke Klub itu juga sepertinya janjian sama temannya..biar lihat istri Badasnya🤣
partini
emmmmm apa terjadi ya terjadi lah
Dew666
💥💥💥
love_me🧡
aduuuuh Dani dasar kepo akut, sumpah kalau Dani udah keluar bawaannya ngakak mulu soalnya pasti tingkahnya aneh"
mery harwati
Vega biasa minum perasan air jahe, makanya panas terus tuh mulutnya 😛
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!