NovelToon NovelToon
Laras: The Beginning Of Temptation

Laras: The Beginning Of Temptation

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pihak Ketiga / Keluarga / Konflik etika / Wanita Karir
Popularitas:746
Nilai: 5
Nama Author: Imen Firewood

Apa jadinya, ketika hubungan rumah tangga jauh dari rasa saling memperhatikan?

Apakah Laras akan mampu terus menahan jeritan-jeritan batin-nya yang selama ini ia pendam?

Simak keseruan konflik etika yang terjadi dirumah tangga Laras! Jangan lupa dukung karya baru ini, ya. See you~

Update: setiap hari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imen Firewood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan Bisnis

Ting~!

Pesan masuk yang baru saja dikirim oleh Laras masuk ke ponsel Andi yang berada di hadapanya. Di tengah sela-sela pekerjaan Andi di ruangan yang sedang menatap komputer, fokusnya teralih pada notifikasi yang baru saja berbunyi.

Andi melihat dan mengambil ponselnya. Sebuah pesan yang meminta tolong Andi menjemput Dina anaknya baru saja di baca. Setelah membaca pesan itu, Andi tidak membalasnya. Ia meletakan kembali ponselnya dan melanjutkan pekerjaan.

Di sisi lain. Laras dan Riko telah berangkat keluar dari area perusahaan dengan membawa mobil pribadi mereka masing-masing. Mengemudi melalui jalan tol, agar lebih cepat menuju luar kota.

Selama mengemudi, Laras memperhatikan ponselnya. Menunggu balasan pesan dari Andi yang tidak pernah akan terjadi. Laras menghembuskan nafas pendeknya.

Pyuuh~

Untuk kemudian, kembali fokus berkendara di dalam jalan tol yang panjang ini. Beberapa jam telah berlalu. Kini, Laras dan Riko telah sampai di depan area hotel mewah sebelum memasuki area parkir. Laras sempat berpikir tentang hotel yang di lihat mewah ini.

"Astaga ... Apakah ini tidak terlalu mewah?" -Laras

"Apakah aku akan menginap disini?"

Buurmm ...

Suara mobil Laras dan Riko di belakangnya, saat mereka masuk ke dalam area basement parkir hotel di bawah tanah. Seseorang penjaga portal parkir memberikan tiket untuk pengunjung hotel yang ingin menginap atau transit. Terlihat juga beberapa baris mobil mewah telah berjejer disana.

Kini mereka masuk ke dalam hotel. Seorang pria berdiri di depan pintu kaca yang terbuka secata otomatis ketika Laras dan Riko melewatinya. Pria itu menyambut mereka dengan sangat ramah.

"Selamat datang~"

Memberikan senyum yang di balas juga oleh mereka berdua. Riko dan Laras melihat sebuah lampu gantung yang besar. Serta beberapa sofa mewah berwarna merah maroon sedang di duduki oleh orang-orang berpakaian jas.

Riko dan Laras kini telah berada di depan meja resepsionis. Laras melihat jam kecil yang di pakai di lengan kirinya.

"Pertemuannya besok. Dan sekarang, baru pukul 6 sore. Apa yang harus aku lakukan di hotel mewah seperti ini?"

Laras berkata di dalam hatinya, ketika melamun di depan seorang pegawai hotel wanita yang berada di hadapannya. Pertemuan dengan klien mereka esok hari. Dan sekarang, mereka harus menginap satu malam di hotel mewah ini.

Laras kaget, ketika melihat hanya satu kunci yang di berikan pegawai itu kepada Riko di sampingnya. Laras yang sedari tadi melamun entah memikirkan apa tiba-tiba berkata.

"Apakah kita hanya memesan satu kamar?" -Laras

Riko juga merasa kaget. Padahal jelas-jelas kunci kamar Laras sudah berada di depan tangannya keteka menempel di meja resepsionis. Riko memberikan kode. Untuk Laras dapat melihat apa yang ada di depan tangannya.

"Itu ..." -Riko

Pegawai wanita itu memperhatikan Laras. Seketika itu juga Laras yang telah tersadar merasa malu. Karena tidak memperhatikan apa yang baru saja terjadi di sekitarnya.

"Ah, maaf ... Aku tidak melihatnya" -Laras

Mereka memesan 2 kamar di hotel mewah ini. Kemudian mereka menuju lift untuk naik ke lantai dimana kamar mereka berdua berada. Riko menoleh ke arah Laras.

"Apa yang sedang kamu pikirkan Laras? Apa aku membuatmu merasa tidak nyaman?" -Riko

"Ah, tidak ... Bukan seperti itu ..." -Laras

"Lalu?" -Riko

Riko merasa bingung. Karena semenjak awal tadi sebelum masuk ke dalam hotel. Wajah Laras terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Bahkan, Laras saja tadi tidak fokus. Ketika pagawai wanita yang berada di resepsionis itu telah memberikan kunci kamar kepadanya.

"Aku hanya sedang memikirkan, berapa total anggaran yang di perlukan untuk pengeluar ini." -Laras

Laras memberikan alasan itu, agar Riko berhenti dan tidak terlalu memikirkan perasaannya. Walau sebenarnya, Laras merasa senang ketika mendapat perhatian dari Riko.

"Astaga ... Itu biar menjadi urusan perusahaan. Kita tidak perlu mencemaskan hal itu Laras." -Riko

"Iyaa, aku mengerti." -Laras

Ting!

Suara lift yang menampilkan lantai 4 dengan warna kuningnya baru saja menyala. Ketika pintu lift itu terbuka, Laras dan Riko keluar dari sana. Mereka berjalan bersama melewati beberapa lorong yang tinggal beberapa langkah lagi sampai di kamar mereka masing-masing.

Ketika mereka sedang berjalan. Tiba-tiba saja Laras kehilangan ke seimbangan. Membuat Riko bergerak secara reflek memegang pinggang dan bahu Laras.

Laras yang posisinya berada di kiri dinding lorong. Kini harus merapatkan punggungnya yang tidak sengaja di tahan oleh Riko agar tidak jatuh.

Duk!

Suara punggung Laras ketika berbenturan dengan dinding tembok. Kini posisi mereka saling berhadapan. Dengan tinggi badan Riko yang lebih tinggi dari Laras. Laras juga menatap Riko.

Hingga hembusan nafas mereka. Bisa mereka dengar masing-masing. Walu pelan. Tapi itu cukup untuk membuat pipi Laras memerah. Ia tersipu malu dan membuang pandangannya ke bawah.

Tangan kiri Riko tidak lepas dari pinggang Laras. Dan tangan kanannya, Riko gunakan untuk mengangkat kembali dagu Laras. Agar ia dapat terus melihat wajah cantik Laras yang sedang merasa malu.

Kini tatapan mereka kembali bertemu. Dan detak jantung Laras, semakin kencang dari sebelumnya. Hingga tiba-tiba saja datang seorang pelayan yang sedang berjalan di lorong mereka. Moment itu berakhir ketika Laras melihat pelayan itu. Dan Riko segera berdiri kembali melepaskan pegangan di pinggang dan dagu Laras.

"Ah, maaf ... Lagi-lagi aku ceroboh." -Laras

"Tidak apa-apa." -Riko

Setelah itu, mereka kini sudah berdiri tepat di hadapan kamar mereka masing-masing. Laras menempati kamar 207. Sedangkan Riko, menempati kamar 208. Sebelum mereka masing-masing membuka pintu. Pandangan mereka kembali menatap satu sama lain.

Riko memberikan senyum, yang di sambut hangat juga oleh Laras. Sebelum akhirnya, Laras lebih dulu masuk ke dalam kamarnya. Di susul oleh Riko yang juga masuk ke dalam kamarnya setelah merasa puas menikmati wajah Laras dari dekat, yang menurutnya sangat cantik.

Bruuk!

Suara Laras yang langsung duduk ketika menemukan tempat tidur di sisinya. Laras sempat memikirkan tentang kejadian beberapa saat yang lalu. Ketika wajah Riko sangat dekat dengannya.

"Astaga ... Jantungku bisa copot, jika ini berjalan terus menerus." -Laras

Ucapan itu terdengar berbarengan dengan Laras yang mencoba mengatur kembali nafasnya. Seraya ia memegang dada untuk mengecek denyut jantungnya saat ini.

Sebelum Laras membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Laras ingin merebahkan badannya. Langit-langit atas kamar yang cantik menjadi pemandangan Laras saat ini. Ketika dirinya terpikirkan dengan Dina.

Laras ingin menanyakan tentang anaknya kepada Andi. Namun setelah melihat pesan yang ia kirim hanya di baca, Laras jadi tidak ingin melanjutkan niat itu. Sebuah gambar dari foto keluarga kecil mereka menjadi tampilan yang Laras tatap saat ini.

Dimana sebelum perubahan sikap Mas Andi menjadi lebih terlihat dari sekarang. Begitu menurut Laras. Di foto itu, semuanya tampak lebih bahagia. Dengan senyuman hangat, dan dari sinar matahari yang menambah efek hangatnya foto keluarga itu.

"Astaga ..."

"Badanku sangat lengket. Aku harus segera mandi terlebih dahulu." -Laras

Ia kembali melihat jam kecil di tangannya, sebelum melepaskan bajunya dan pergi menuju kamar mandi, yang berada di dalam kamarnya.

Suara air dari shower keluar ketika Laras sedang membilas tubuhnya. Wangi aroma sabun yang membuat Laras semakin suka untuk berlama-lama di dalam kamar mandinya.

Beberapa waktu kemudian. Ketika Laras telah selesai membersihkan dirinya. Kini hanya handuk hotel berwarna putih yang membungkus dirinya. Laras memegang ponselnya ketika mendapat sebuah pesan dari Riko. Pesan itu, berbunyi:

"Apakah kamu mau minum bersamaku, malam ini?" -Riko

Bersambung ...

1
Nii
semangat Thor
Imenfirewood: Aaaa~ terims!
total 1 replies
𝙈𝙤𝙟𝙖_𝙠𝙤(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)
wah ide bagus, aku si yes👍
𝙈𝙤𝙟𝙖_𝙠𝙤(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠): Sama-sama semangat kak
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
keren Thor... saling dukung yuuk. baca 1bab tiap hari. dan like perbab yukk
HNP_FansSNSD/Army
Ceritanya bagus Kaka 💐💐💐. Jangan lupa mampir di novel aku, Professor & student Love through, & novel baru berjudul Tahta Dari Dosa.
HNP_FansSNSD/Army
terus ini nantinya gimana???
Imenfirewood: Nggak seru dong .. kalo di ceritain! hihi .. pokoknya bikin penasaran dah. Terimakasih yaa, sudah baca sampai sini ..
total 1 replies
HNP_FansSNSD/Army
aku usahain tekunin ya Thor.
Imenfirewood: Waah! ... Siapapun dan dimana 'pun kamu, terimakasih, yaa ... Senang dengarnya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!