Saat berumur lima tahun orang tua Santika membuangnya namun 12 tahun kemudian orang tuanya berusaha mencarinya. Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan kembali.
Namun dua tahun kemudian dirinya di paksa untuk menggantikan Adik Tirinya yang dijodohkan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejaman dan dingin namun lebih parahnya pria tersebut ternyata lumpuh.
Awalnya Santika menolaknya namun orang tuanya mengancamnya akan menghentikan biaya rumah sakit Nenek angkatnya membuat Santika terpaksa bersedia menikah dengan pria tersebut.
Santika sama sekali tidak menyangka kalau banyak rahasia keluarga suaminya yang selama ini tidak diketahui oleh orang luar. Rahasia apakah itu?
Apakah Santika bahagia menikah dengan suaminya atau berakhir bercerai mengingat keluarga suaminya sangat membenci suaminya dan juga dirinya? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah Ibu Wulan dan Dian
Santika yang tahu akan di cium langsung memejamkan matanya. Hingga Santika merasakan bibirnya di sentuh oleh bibir suaminya.
Ke dua bibir mereka saling menyatu lebih tepatnya me lumat nya hingga lidah mereka saling bertautan dan saling membelit. Walau masih terbilang kaku namun mereka sangat menikmatinya.
Hingga beberapa saat mereka melepaskan ciuman dikarenakan Santika kehabisan nafas dan membuatnya menepuk punggung suaminya. Mereka saling menatap dengan hasrat yang menggelora dan ingin dituntaskan dengan segera.
"Bolehkah?" Tanya Diego yang tidak ingin memaksa Santika dengan nafas memburu.
Walau Diego sangat menginginkannya terlebih mereka sudah resmi menikah. Namun Diego bukan tipe pria yang suka memaksa terlebih terhadap orang yang dicintainya dengan sangat tulus.
"Tapi ke dua kakimu?" Tanya Santika dengan wajah kuatir karena dirinya tidak ingin melukai ke dua kaki Diego yang belum sepenuhnya sembuh.
"Ke dua kakiku sudah mulai membaik berkat perawatan istriku, jadi istriku jangan kuatir." Jawab Diego yang sangat senang karena Santika peduli dengan dirinya.
"Bolehkah?" Tanya Diego mengulangi perkataannya dengan penuh harap.
"Aku ..." Ucap Santika menggantungkan kalimatnya.
"Aku tidak akan memaksamu untuk melakukannya." Ucap Diego dengan wajah sedikit kecewa sambil melepaskan pelukannya karena dirinya ingin mandi air dingin untuk menidurkan adik kecilnya.
"Kamu adalah suamiku jadi tentu saja boleh menyentuhku." Ucap Santika sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher Diego.
"Sungguh?" Tanya Diego yang tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Ya. Tapi pelan-pelan ya karena ini pertama kalinya Aku melakukannya." Pinta Santika dengan wajah bersemu merah.
"Istriku tenang saja, suamimu akan melakukannya pelan-pelan." Ucap Diego sambil tersenyum bahagia.
Santika hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum malu, hal itu membuat Diego sangat bahagia. Kemudian Santika membantu Diego dengan cara di papah menuju ke arah ranjang.
Sampai di ranjang merekapun kembali saling berciuman dan entah bagaimana tubuh mereka kini polos tanpa sehelai benangpun.
Merekapun melakukan hubungan suami istri untuk pertama kalinya di mana Santika yang berada di atas. Hal ini dikarenakan ke dua kaki Diego belum begitu kuat.
Walau terasa perih pada bagian intinya tapi Santika menikmatinya sedangkan Diego sangat bahagia karena bisa mendapatkan harta berharga yang selama ini di jaga oleh Santika.
Tiga puluh menit kemudian mereka selesai melakukan hubungan suami istri. Tubuhnya yang lelah membuat Santika tertidur dengan lelap sambil memeluk tubuh kekar suaminya.
Cup
("Aku sangat mencintaimu dan Aku berjanji akan selalu menjagamu serta melindungimu dari orang jahat." Ucap Diego kemudian mencium pucuk kepala Santika).
Diego kemudian menutupi tubuh polos mereka dengan menggunakan selimut. Tubuhnya yang lelah membuat Diego memejamkan matanya dan tidak membutuhkan waktu lama Diego tertidur dengan pulas.
Sedangkan di tempat yang berbeda seorang wanita mendapatkan laporan dari orang kepercayaannya. Yaitu tentang acara kompetensi yang dimenangkan oleh Santika dan tidak tanggung-tanggung sepuluh kompetensi dimenangkan oleh Santika.
"Si*l .... Si*al, kenapa wanita si alan itu bisa menang?" Tanya Ibu Wulan sambil membanting barang-barang yang ada disekitarnya.
Siapa saja yang melihat wajah Ibu Wulan maka akan terlihat sangat menyeramkan karena sedang menahan amarah dan kebenciannya yang teramat sangat terhadap Santika.
"Gara-gara wanita itu memenangkan kompetensi, anak si alan itu mendapatkan pujian. Kenapa? Kenapa kedua putraku tidak bisa mendapatkan wanita seperti Santika?" Tanya Ibu Wulan dengan wajah frustrasi.
"Nyonya Besar, Saya punya rencana yang sangat bagus." Ucap orang kepercayaannya yang bernama Pelayan Surti sambil tersenyum jahat.
"Katakan!" Perintah Ibu Wulan yang tidak sabar untuk menghancurkan Diego dan Albert.
Pelayan Surti hanya menganggukkan kepalanya kemudian membisikkan sesuatu di telinga Ibu Wulan. Hal ini dikarenakan agar para pembaca tidak mendengar apa rencana jahat Pelayan Surti.
Setelah selesai berbisik, Ibu Wulan tersenyum jahat sambil menganggukkan kepalanya tanda dirinya setuju dengan ide jahatnya.
"Kalau begitu besok lusa baru kita lakukan." Ucap Ibu Wulan.
"Baik." Jawab Pelayan Surti dengan patuh.
Kemudian Pelayan Surti pamit dan meninggalkan Ibu Wulan seorang diri di kamarnya. Hal ini dikarenakan suaminya tidur di kamar utama seorang diri.
"Diego, Albert dan Santika. Tunggu saja hari kematian kalian yang sebentar lagi dijalankan oleh orang-orangku." Ucap Ibu Wulan sambil tersenyum jahat.
Tubuhnya yang lelah membuat dirinya berbaring di ranjang dan tidak membutuhkan waktu lama Ibu Wulan tertidur dengan pulas hingga keesokan paginya.
Sedangkan di tempat yang berbeda lebih tepatnya di tempat kediamanan Dian sekaligus Adik Tiri dari Diego dan Albert dengan ditemani asisten setianya.
"Si*l, baru kali ini ada wanita yang sangat berani meminta uang padaku. Selain itu Aku tidak ingin Kak Diego sembuh dan kembali bekerja sebagai Direktur dan di bantu istrinya." Ucap Dian sambil menahan amarahnya.
Hal ini dikarenakan dirinya sangat takut jika Ayah Roberto akan memberikan warisan yang banyak dan saham untuk Diego dan Santika.
"Karena itu kamu pergi bersama orang-orangku untuk membunuh Kak Diego bersama istrinya agar rencanaku yang sudah lama Aku susun tidak gagal!" Perintah Dian sambil menggebrak meja.
"Baik, Tuan Muda." Ucap asisten setianya.
Kemudian asisten setianya pergi meninggalkan Dian sendirian untuk menjalankan perintah Dian.
"Diego dan Santika, sebentar lagi kalian akan mati." Ucap Dian sambil tersenyum jahat.
mudh membunuh mafia juga diego sdh siao sedia dgn pengawal bayangannya