Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anatari yang Perkasa.
Anatari pulang ke villa sore ini dengan hati yang sangat senang. Ia tak perlu masak makan malam, tak perlu membersihkan rumah, bahkan mengganti seprei di kamar.
Entah manusia dengan tingkat kebersihan seperti apa Erland itu. Seprei harus di ganti setiap 3 hari sekali. Pada hal mereka hanya tidur saat malam hari.
Sesampai di villa, Anatari langsung mandi dan bermalas-malasan di atas kasur. Ia bahkan menyetel musik keras-keras dari tape recorder yang ada di kamar itu.
Sambil rebahan dan main hp, Anatari teringat untuk pesan makan malam. Ia pun memesan nasi tempong kesukaannya.
Setelah pesanannya datang, Anatari langsung makan dengan lahapnya. Erland tak suka pedas. Makanya semua yang dimasak sesuatu yang tanpa cabe.
Ponsel Anatari berdering. Ia kaget saat melihat kalau itu adalah Mayang.
"Mayang, ada apa?"
"Kamu di rumah mu ya? Keluar sebentar yuk! Aku sudah di depan rumahmu. Aku butuh teman untuk berbincang." Suara Mayang terdengar tidak baik-baik saja.
"Eh, aku....aku sedang di luar rumah." Anatari tak mungkin mengatakan kalau ia tinggal dengan bule gila.
"Kita ketemu ya? Kamu di mana?"
"Eh..., aku ada di dekat hotel tempat magang. Aku tunggu kamu di depan hotel saja ya?" Anatari langsung berlari ke kamar untuk mengganti piyamanya dengan celana jeans dan kaos. Gadis itu mengikat rambutnya lalu segera keluar dari villa. Ia merasa tak perlu membawa motor. Jarak rumahnya ke hotel bisa sampai 20 menit. Belum lagi kalau macet. Makanya Anatari memilih jalan kaki sekalian menurunkan lemak yang baru saja dimakannya.
Gadis itu menunggu kedatangan Mayang sambil menikmati segelas kopi matcha di sebuah cafe. Ia sudah mengirimkan lokasinya pada Mayang.
Tak lama kemudian, Mayang datang dengan mobilnya. Mata gadis itu terlihat sembab sepertinya ia banyak menangis.
"Mayang, ada apa?"
Mayang langsung memeluk Anatari dan tangisnya pun pecah. "Aku takut, Ana."
"Takut kenapa?"
Mayang melepaskan pelukannya. Ia melihat ke kiri dan ke kanan seakan memastikan kalau tak ada yang melihatnya.
"Aku hamil."
"Apa? Terus Don bilang apa?"
"Aku tadi menelepon Don. Dia kan sekarang sedang ada di Thailand. Ada pekerjaan DJ di sana. Don bilang belum siap untuk menikah."
"Enak saja belum siap menikah. Dia sudah menjadikan kamu sebagai pelampiasan napsu nya lalu seenaknya saja tak bertanggungjawab."
"Aku yang salah, An. Aku lupa meminum pil anti hamilku."
Anatari menggelengkan kepalanya. "Kok kamu mau sih pacaran seperti ini? Aku akui Don memang tampan. Namun apakah kamu harus menyerahkan dirimu secepat ini?"
Mayang tertunduk sedih. "Aku tak kuasa menolaknya. Don bilang tak akan meninggalkan aku."
"Kapan cowok itu kembali dari Thailand?"
"3 hari lagi."
"Kita akan menemuinya jika dia kembali. Kamu tenang saja. Apapun yang terjadi jangan pernah berpikir untuk mengeluarkan anak itu. Dia nggak salah, Mayang."
Mayang memeluk Anatari kembali.
*************
3 hari kemudian......
"Aku belum siap, Mayang. Usiaku baru 26 tahun. Aku bahkan berencana menikah saat usiaku 35 tahun. Karena aku punya rencana panjang untuk karir DJ ku ke depan." kata Don sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Aku nggak mau menggugurkan anak ini. Aku juga belum siap untuk punya anak. Tapi harus bagaimana lagi?" Mayang terlihat sangat tertekan.
"Aku nggak bisa! Rencana bulan depan aku mau berangkat ke Australia untuk kolaborasi dengan beberapa DJ di sana."
"Terus aku? Mana janjimu yang bilang kalau kamu mencintai aku? Mana sumpah mu yang mengatakan kalau kamu akan tanggungjawab setelah kamu merebut kesucianku?"
"Aku sayang kamu tapi aku tak siap menikah apalagi punya anak."
Buk....!
Satu tendangan kaki kiri dari Anatari melemparkan Don dari tempat duduknya. Sebelum ia bangun, tendangan kaki kanan sudah mendarat di perutnya lagi.
"Ana.....!" Mayang terkejut.
"Kamu mau mempermainkan temanku? Dasar laki-laki banci kamu! Tak punya hati, tak bertanggungjawab. Silahkan kamu pergi dari sisi Mayang. Dan semoga karma Tuhan menimpamu sehingga seumur hidup kamu tak akan pernah punya anak." teriak Anatari sambil kaki kanannya masih menginjak kaki Don.
"Ana..., sudah." Mayang menarik tangan Anatari.
"Ingat baik-baik, Don. Hukum karma berlaku. Kamu punya dua adik perempuan. Apa yang kamu lakukan pada Mayang, bisa saja terjadi pada kedua adikmu! Cih!" Anatari meludahi Don. Ia langsung pergi karena Mayang sudah menariknya. Keduanya pun meninggalkan kawasan pantai itu diiringi tatapan mata para pengunjung di sana. Keduanya tak peduli.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Anatari saat keduanya sudah tiba di depan rumah Mayang.
"Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah memberikan Don pukulan. Aku sebenarnya ingin memukulnya namun aku tak mampu."
"Bagaimana sekarang?"
"Kamu kan tahu kalau kedua orang tuaku sudah lama tak ada. Nenek juga sudah tua. Namun Nenek bilang, seandainya Don tak mau bertanggungjawab, maka nenek akan terus mendukung aku membesarkan anak ini."
"Aku bangga padamu."
"Terima kasih. Oh ya, kamu pulang dengan apa?"
"Aku bisa pulang sendiri." Anatari memang tak pernah takut lagi jalan sendiri di malam hari karena ia tahu kalau anak buah Erland menjaganya dari jauh.
Mayang kembali memeluk Anatari. "Terima kasih."
"Sama-sama, temanku." Anatari pun turun dari mobil lalu segera menghubungi taxi online.
***********
Erland yang baru saja menerima laporan dari para bodyguard nya langsung tertawa melihat bagaimana Anatari memukul Don.
"Astaga...., gadis ini bahaya juga. Itu kan tendangan taekwondo yang sangat mematikan? Ternyata diam-diam dia bisa bela diri juga ya? Aku harus waspada bila berhadapan dengannya." guman Erland.
"Kamu bicara apa, sayang?" tanya Faith sambil menuruni tangga.
"Nggak, mom." Erland langsung menyimpan ponselnya.
"Kepala pelayan lapor kalau kamu tak mengijinkan mereka mencuci pakaian mu. Ada apa?" tanya Faith lalu duduk di samping anaknya.
"Aku akan membawanya kembali ke Indonesia."
"Seharusnya yang dibawa adalah pakaian bersih, nak. Kenapa juga pakaian kotor?"
"Soalnya gadis penjaga laundry sangat cantik, mom Aku jadi suka."
"Kamu serius? Secepat itu bisa melupakan Amezza. Mama senang mendengarnya."
Erland memeluk mamanya. Tak enak rasanya harus berbohong. "Biarkan saja semua pakaian itu, mom."
"Baiklah. Memangnya kapan kamu akan kembali ke Bali?"
"Besok."
"Apa?"
"Kok mommy kaget sih?"
"Sayang, kenapa kamu tak betah tinggal di sini? Kamu sengaja tetap di Bali karena ingin mengobati luka hatimu, kan?"
Erland tersenyum. "Aku sedang mencari ide untuk film terbaruku. Aku pikir di Bali akan membuat aku berkonsentrasi."
"Sampai berapa lama, nak?"
Erland meletakan bahunya di pangkuan sang mama. "Jangan bangunkan aku ya, mom Aku capek sekali."
Faith mengusap kepala putra bungsunya itu. Sebenarnya ia sudah curiga dengan putranya ini. Apalagi ada pengeluaran dana yang cukup besar di saldo putranya. Faith ingin tahu apa itu. Namun dia tak mau bertanya pada putranya.
Erland yang sedang memejamkan matanya sedang tersenyum dalam hati karena ia sudah membayangkan apa yang akan ia lakukan pada Anatari saat ia kembali ke Bali.
Anatari blum pengalaman jd meski di arahkan dl sama si sutradara nya yaitu Erland 😀🤣😍🫢🤭
Erland ngeselin sekali buat Anatari..
apakah mereka akan malam pertama yg sdh sll tertunda itu hehehehehe..
lanjut thor 🙏
lanjut thor 🙏
Anatari bnyk akal tp Erland kyknya tdk kurang akal utk mengerjai nata 😄😁🫢🤭