NovelToon NovelToon
MONOLOG

MONOLOG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:507
Nilai: 5
Nama Author: Ann Rhea

Kenziro & Lyodra pikir menikah itu gampang. Ternyata, setelah cincin terpasang, drama ekonomi, selisih paham, dan kebiasaan aneh satu sama lain jadi bumbu sehari-hari.

Tapi hidup mereka tak cuma soal rebut dompet dan tisu. Ada sahabat misterius yang suka bikin kacau, rahasia masa lalu yang tiba-tiba muncul, dan sedikit gangguan horor yang bikin rumah tangga mereka makin absurd.

Di tengah tawa, tangis, dan ketegangan yang hampir menyeramkan, mereka harus belajar satu hal kalau cinta itu kadang harus diuji, dirombak, dan… dijalani lagi. Tapi dengan kompak mereka bisa melewatinya. Namun, apakah cinta aja cukup buat bertahan? Sementara, perasaan itu mulai terkikis oleh waktu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ann Rhea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin Ku Kejar Semakin Kau Jauh

Perasaan Lyodra seperti bom waktu yang siap meledak. Duduk di kursi mobil, menunggu Kenziro pulang, hatinya tak karuan. Baru beberapa menit dia pergi, tapi dadanya sudah sesak, seperti ada tangan tak kasat menekan ulu hatinya. Bodohnya, ia tetap diam di sini, membiarkan kecemasan merambat ke setiap urat syaraf.

Tanpa berpikir panjang, Lyodra meraih kunci. Tangan gemetar saat menyalakan mesin. Suara starter mobil seperti ledakan kecil di telinganya, memantul di antara detak jantung yang terlalu cepat. Matanya menelusuri jalan, sesekali menatap layar handphone, berharap muncul pesan dari Kenziro.

"Ken… kamu di mana sih? Maafin aku… aku nggak maksud ngusir kamu," bisiknya, suaranya serak, nyaris tercekat.

Nada tadi itu terlalu tinggi, cemas, terburu-buru tapi pasti menyakiti Kenziro. Rasa bersalah menembus kulitnya, menusuk seperti duri halus.

Lyodra keluar dari mobil, udara malam menyambut wajahnya dengan dingin menusuk tulang. Ia menatap sekeliling, berharap melihat Kenziro duduk di trotoar, atau sekadar bayangan siluetnya di lampu jalan. Tidak ada. Tangannya gemetar, mengusap kepala, bibir meringis pelan.

"Ken… kamu ke mana coba?" Suara hatinya bergetar, hampir pecah.

Ketakutan mencekamnya, seperti gelombang panas di dada, membuat napasnya tersengal. Bayangan Kenziro terluka, terjatuh, atau sekadar tersesat di jalan membuat kepala Lyodra berdenyut. Ia menyalakan mobil lagi, menelusuri lalu lintas, matanya tajam menelusuri setiap sudut jalan. Setiap suara rem mobil, klakson, atau motor yang lewat membuat jantungnya loncat tak karuan.

Beberapa tempat ia datangi, menghubungi Nadeo, tapi nihil. Suara handphone yang tak berdering membuatnya hampir meledak. Tanpa menunda, ia menempuh perjalanan panjang menuju rumah Berlin.

Saat berhenti di depan rumah itu, Lyodra menahan napas, merasakan dingin kaca mobil menempel di wajahnya. Motor Kenziro tidak tampak. Rasa cemasnya meledak menjadi gelombang panas di perut.

Kalau bukan di sini, berarti ke mana?

Instingnya berteriak kalaj mungkin dia ke klub lagi. Lyodra menggerutu, gigi terkatup, tangan mengepal, adrenalin mengalir deras hingga ujung jari. Tanpa menunggu, ia menyalakan mobil, menyusuri klub-klub yang biasa dikunjungi Kenziro.

Dua klub pertama nihil. Setiap langkah mobil, suara ban di aspal, dan lampu jalan yang berkelebat seperti jarum jam menambah ketegangan. Di klub ketiga, jantungnya berdetak seperti genderang perang. Motor Kenziro terparkir manis di halaman, kunci masih menancap. Napasnya tercekat, telinga menangkap suara musik klub yang memukul dari dalam, apalagi bass yang bergetar, tawa dan teriakan pengunjung, aroma rokok dan minuman memukul hidungnya.

Lyodra meraih kunci, tangannya dingin tapi bergetar. Ia melangkah masuk, sepatu menyentuh lantai keras, suara langkahnya terpantul di ruangan yang ramai. Adrenalin seperti api, membakar seluruh tubuhnya. Mata menelisik setiap sudut, hati berdegup kencang ia harus menemukannya, sekarang juga.

Langkahnya cepat, hampir terseret oleh ketegangan sendiri. Napasnya tersengal, telinga berdenging, dan setiap detik terasa seperti selamanya.

Tubuh Lyodra seketika menegang. Mata terbakar marah saat melihat Kenziro dilumat bibir oleh seorang perempuan yang terlalu percaya diri dengan pesonanya. Jantungnya berdegup kencang, dada sesak, tangan gemetar menahan diri.

"Ken!" suaranya pecah, tegang. Tanpa pikir panjang, ia menampar Kenziro dan menyingkirkan wanita itu dengan dorongan kasar.

"Jadi gini kelakuan kamu? Di belakang aku malah senang-senang selingkuh sama cewek random? Padahal aku mati-matian kerja buat menghidupi kita!" kata Lyodra, suaranya serak, napas tersengal.

Kenziro mengusap pipinya yang panas. Matanya redup, akal sehatnya berantakan. Ia hanya tertawa, suara getir tapi datar. "Gue cuman beban lo, Ly. Udahlah, nggak usah munafik. Lo sama aja kayak nyokap lo."

"Aku sama aja kayak mama aku?!" Suara Lyodra meninggi, hampir pecah. Tangannya mengepal, lalu mencengkeram dagu Kenziro, menatapnya lekat seolah ingin menembus jiwanya. "Tega kamu."

Wanita itu melipat tangan di dada, senyum sinis di bibir. "Oh, lo ceweknya?" tanyanya, nada penuh sindiran.

"Iya. Gue istrinya. Gak tau diri banget lo cium suami orang. Gak punya harga diri ya? Oh, gue tau… lo mau morotin dia kan?" Lyodra menatap tajam, tubuhnya bergetar menahan amarah yang mendidih.

"Harga diri? Lo kali gak punya harga diri sampe biarin suami lo keluyuran dan gue godain aja. Dia aja gak nolak kok. Dia kayak gitu karena lo nggak bisa puasin dia, ya?" ejek wanita itu, suaranya menusuk seperti pisau.

Lyodra menelan ludah, jantungnya seperti ingin melompat keluar. Capek kerja, emosi meningkat, perasaan tak berdaya meluap. "Asal lo tau ya, dia gak kerja. Gue yang kerja! Jadi gak usah sok tau!"

"Oh, bagus lo umbar aib suami lo sendiri? Pantes aja dia lebih betah sama gue daripada sama istri kurang ajar kayak lo," sindirnya lagi, tajam.

Lyodra menggigit bibir, ingin mencakar wajah wanita itu, tapi menahan diri. Ia menatap Kenziro, suara gemetar, "Ken… kenapa kamu diem aja?"

"Aku harus gimana, Ly? Kamu udah memperlakukan aku sekarang," jawab Kenziro, suaranya datar tapi menusuk. "Kamu bahas soal harta dan lupa sekeras apa aku berjuang."

Lyodra meletakkan kunci motornya dengan tangan gemetar, air mata sudah mengaburkan pandangannya. "Gak nyangka aku sama kamu… bisa-bisanya kamu kayak gitu."

Kenziro berdiri, bergegas mengejar Lyodra, tapi tubuhnya tak mampu menahan rasa bersalah dan bingung. Lyodra sudah membuka mobil, napas tersengal, mata memerah, dan menangis tanpa suara.

Wanita itu tertawa, dingin, sinis. Lyodra menelan ludah. Untuk apa ada orang seperti ini? Kenziro bukan targetnya demi uang, padahal dirinya juga kaya, pengusaha.

"Lyly!" panggil Kenziro, mengetuk kaca mobil dengan panik, tapi Lyodra tetap menekan gas, mobil melesat.

"Apa yang udah gue lakuin… kenapa gue… arghhh!" gumamnya, tangan memegang setir hingga gemetar. Hatinya hancur, kecewa mendalam. Ia khawatir mencari Kenziro, tapi ternyata dia malah pergi lagi ke klub bersama orang lain.

Rasa sakit merayap ke dada, seolah membakar tulang. "Kau dianggap apa sama dia?" batinnya, perih, amarah dan kecewa bercampur jadi satu.

Kenziro sebenarnya cuma ingin duduk sebentar, menenangkan kepala yang penat. Tapi wanita itu muncul, menggoda, menawarkan minuman, bahkan membayar semuanya. Kenziro menolak, tapi pikirannya kacau, ingin segera memberi penjelasan pada Lyodra.

Tiba-tiba, nenek tua menyeberang di depannya. Reflex, Kenziro banting setir, motor meluncur liar. Ban mencicit memekakkan telinga, asap karet terbakar menyengat hidung. Tubuhnya terpental, terhuyung, lalu jatuh ke sungai yang mengalir deras, airnya menabrak wajah dan tubuhnya dengan kekuatan dingin yang menyakitkan. Motor yang menabrak jembatan meledak, percikan api melompat ke udara, menyulut asap hitam yang membumbung tinggi.

Suara decitan dan dentuman keras itu membuat Lyodra menoleh ke spion, jantungnya hampir meloncat keluar. Ia menekan rem sekuat tenaga, mobil berhenti dengan ban berdecit di aspal.

Jantungnya seakan berhenti, detak yang tadinya normal kini berpacu tanpa kendali. Napasnya tersengal, tangan gemetar, kaca spion memantulkan percikan api motor yang membuat matanya pedih. Ia menekan rem mendadak, suara ban berdecit membelah malam, hampir memekakkan telinga.

Tanpa berpikir panjang, Lyodra meloncat keluar, kaki telanjang menyentuh aspal dingin dan kasar. Tubuhnya bergetar hebat saat berlari, setiap langkah seperti ditusuk ribuan jarum. Angin malam memukul wajahnya, aroma asap motor dan bensin menusuk hidung, membuat mata perih dan batuk tersendat.

Motor Kenziro terguling, tapi ia tidak terlihat. Arus sungai deras beriak, membuih, suara gemuruh air menghentak telinga, menimbulkan ketegangan yang menusuk tulang. Lyodra menjerit, suaranya pecah dan parau.

"Ken!" teriaknya, suaranya pecah dan bergetar, air mata membasahi wajahnya. Ia meremas pakaiannya dengan sekuat tenaga, tubuh gemetar, langkahnya tercekat antara kepanikan dan putus asa. Ia berlari ke ujung jembatan, menatap air sungai yang gelap berarus deras, arusnya seolah ingin menelan semua harapan.

"Ken!" panggilnya lagi, suaranya menggema, begitu keras sampai hampir membuatnya melangkah ke tepi jembatan nyaris terjun. Beberapa pengendara panik segera turun, berteriak dan menahan lengannya dengan kuat.

Sesak menyeruak di dada, dada terasa ditekan beban tak terlihat. Napas tersangkut, tangan gemetar, lututnya lemas. "Apa yang sudah aku lakukan? Kenziro… suamiku… kemana kamu?" batinnya.

Tubuhnya menegang, energi seakan tersedot. Lyodra oleng, dunia berputar, jantungnya berdegup secepat alarm kebakaran. Tubuhnya lemas, kaki tak mampu menahan, dan dalam hitungan detik, ia jatuh tersungkur ke aspal jembatan, terhuyung-huyung oleh kengerian yang baru saja menimpa, pingsan di antara asap, percikan api, dan kepanikan yang mengalir deras.

Setiap detik terasa seperti selamanya. Suara arus, dentuman motor, dan teriakan manusia di sekitarnya menembus telinga, meninggalkan gema horor yang sulit dilupakan.

1
douwataxx
Seru banget nih cerita, aku gk bisa berhenti baca! 💥
Ann Rhea: makasihh, stay terus yaa
total 1 replies
menhera Chan
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Ann Rhea: wahh selamat menemani waktu luangmu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!