NovelToon NovelToon
Dari Babu Jadi Mantu

Dari Babu Jadi Mantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:15.9k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Bagaimana caranya Hanum si preman pasar yang bar- bar seketika menjadi anggun saat dia harus menikah dengan anak majikannya.

"Ada uang Abang kucinta. Gak ada uang Abang kusita."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jaminan Kematian

Hanum memasuki kamar Arya saat pria itu pergi bekerja. Hanum bekerja selayaknya pembantu pada umumnya. Merapikan ranjang dan membersihkan seluruh kamar sampai tak ada yang terlewati.

Untuk sekelas ukuran kamar, Hanum cukup lelah. Bagaimana tidak, kamar Arya ini mungkin tiga kali atau empat kali lipat rumahnya.

Pantas saja pelayan disini sangat banyak sebab untuk satu kamar saja Hanum membutuhkan waktu seharian hingga tak ada debu yang menempel sedikitpun.

Setelah kamar bersih Hanum menyalakan aroma terapi sesuai yang di ajarkan, lalu saat jam menunjukan pukul lima sore Hanum membuat secangkir teh chamomile yang di percaya dapat menenangkan dan membuat tidur nyenyak, dan meletakannya di atas meja.

Sebelum Arya benar-benar pulang Hanum keluar dari kamarnya. Sebisa mungkin Hanum mengurangi interaksinya dengan tuan gila itu.

Saat Arya benar-benar datang Hanum hanya perlu diam tak jauh dari kamar dan menunggu kalau- kalau Arya membutuhkannya.

Saat ini Arya diikuti Lukman dan memasuki kamar. Sebelum benar-benar masuk Arya sempat menoleh pada Hanum masih dengan tatapan tak suka yang jelas di mata Hanum.

Hanum menunduk menyembunyikan wajahnya, hingga saat Arya benar-benar sudah tak terlihat barulah dia mengedutkan hidungnya dan mendengus sebal. Luka di dahinya belum sembuh benar dan Hanum yakin akan berbekas. Lihat saja kalau ada kesempatan akan Hanum balas tuan muda gila itu.

Baru saja Hanum menghela nafasnya, Hanum mendengar suara gebrakan dari dalam ruangan Arya di susul Lukman yang melangkah cepat keluar dari kamar tersebut.

Lukman menatapnya dengan tajam membuat Hanum mengernyit. "Apa yang kau lakukan pada kamar tuan muda?"

Apa? Hanum tak melakukan apapun selain membersihkan kamar.

"Masuk sana, dan kembalikan semua pada tempatnya!" Lukman menggerakkan kepalanya agar Hanum segera masuk.

Hanum mengerjapkan matanya lalu membuka pintu dengan pelan. Hanum melongokan wajahnya memastikan tidak ada barang yang melayang ke arahnya. Setelah memastikan suasana aman Hanum segera masuk dan melihat si tuan muda tengah menatapnya nyalang membuat Hanum segera menundukkan wajahnya.

"Anda memanggil saya, tuan?" tanya Hanum masih dengan menunduk.

"Kamu memindahkan barang- barangku?" ucapan itu terdengar dingin membuat Hanum semakin ragu untuk mendongak.

Hanum menggeleng. "Lihat aku!" Hanum mendongak dan melihat Arya yang melangkah ke arahnya membuat Hanum mundur sedikit karena segan.

"Apa yang salah, tuan?" Hanum tidak takut. Sungguh, hanya saja bulu kuduk Hanum sedikit meremang saat ingatan gelas melayang ke dahinya.

Saat satu langkah lagi jarak mereka Aryan menunjuk mejanya, lalu lemari nakas dan rak buku di sudut ruangan. "Jangan sampai kamu menyentuh itu, dan bergeser satu senti pun. Ingat urutannya." Arya berjalan ke arah meja kerjanya dan menggeser laptopnya sedikit ke arah kanan.

Hanum mengerjapkan matanya. Orang gila mana yang memperhatikan itu? Bahkan laptop itu tak bergeser lebih dari lima senti. Dan Hanum cukup waras untuk mengingat dia tak memindahkan barang lain ke tempat lain kecuali membersihkan satu persatu benda disana dengan lap.

Aryan meraih ballpen yang ada di meja lalu menunjuk dada atas Hanum. "Jangan berlaga di depanku. Kamu, gadis sepertimu ... aku tahu maksudmu masuk ke rumahku."

Hanum mengernyit. Apa maksudnya itu? Tentu saja Hanum kesana demi uang.

"Jadi, jangan coba mencari perhatian dan membuat semuanya seolah itu akan membuatku terkesan akan pekerjaanmu. Aku tidak butuh itu."

Hidung Hanum berkedut, kesal. Maksudnya Hanum mencari perhatian karena ingin menarik perhatian si tuan muda.

"Jangan belibet ngomongnya, tuan. Bilang aja saya caper," gumam Hanum. "Lagian gimana saya inget itu gesernya berapa senti."

Aryan mengerutkan dahinya mendengar cara bicara Hanum. "Memang itu urusanku? Kamu jangan keluar dari sini sebelum mengambalikan semuanya ke tempat semula." Setelah mengatakan itu Arya pergi ke arah kamar mandi.

"Kalau gitu kenapa gak sekalian aja debu sama kotorannya juga di balikin. Dasar gila!" gerutunya. Hanum meninju udara dengan mengarahkannya ke arah kepergian Arya.

Hanum berjalan ke arah rak buku dan melihat dengan matanya apa yang salah. Hanum bahkan mendekatkan wajahnya untuk melihat mana yang bergeser dari tempat awalnya. Tapi seperti apapun Hanum melihat, tetap saja dia tak tahu dan tak ingat.

Hanum masih melihat sekitarnya saat terdengar suara pecahan kaca dari kamar mandi dan dia segera berlari untuk melihat apa yang terjadi.

"Ya ampun!" Hanum bahkan langsung menerobos tak peduli dengan tuannya yang hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya. Cermin besar di dinding sudah pecah berserakan.

Hanum melihat tangan Arya berlumuran darah. Nampak beberapa pecahan beling masih tertancap di punggung tangan pria itu membuat Hanum memekik terkejut.

Bukan hanya Hanum yang terkejut Lukman dan Ratna juga datang dan berteriak saat melihat tuan mereka terluka. "Tuan, kau baik- baik saja?"

"Pergi," desis Arya saat Hanum mendekat.

"Tuan, lukanya harus di obati," ucap Hanum dengan tangan bergetar. Melihat darah mengucur membuat Hanum sedikit ngeri.

"Aku bilang pergi!" Arya menggerakan tangannya yang masih tertancap kaca disana ke arah Hanum hingga tangannya tergores ujung kaca.

Hanum meringis perih.

"Tidak mendengar." Hanum menoleh pada Lukman dan Ratna lalu mendorong mereka agar pergi lalu menutup pintu. Hanum rasa keberadaan mereka bukannya membantu tapi justru membuat si tuan gila semakin marah.

Hanum berlutut mensejajarkan tubuhnya di depan Arya untuk meraih tangan pria itu. Namun saat ini Arya kembali bereaksi dengan mendorong Hanum menjauh sementara dirinya bangun tak peduli darah masih menetes- netes dari tangannya.

Hanum gemas sendiri, tapi sekaligus takut jika Arya justru akan melukainya.

Hanum melihat Arya berdiri di depan wastafel lalu mencabuti satu persatu kaca yang masih menempel itu tanpa meringis sama sekali.

Tanpa mengobati lebih dulu, Arya meraih handuk kecil di rak atas, lalu membalut tangannya dan keluar dari kamar mandi.

"Keluarlah," ucapnya saat Hanum mengikutinya keluar dari kamar mandi.

Hanum melihat sekali lagi ke arah tangan Arya, lalu keluar saat merasakan tatapan dingin dari pria itu.

Saat keluar dari kamar Hanum melihat Lukman dan Ratna masih ada di depan pintu. Keduanya menatap khawatir dan langsung menghampiri Hanum.

"Bagaimana tuan muda?" tanya keduanya bersamaan.

Hanum menggeleng membuat keduanya semakin khawatir. Tatapan Ratna kini jatuh pada Hanum. "Kamu terluka?" Ratna melihat tangan Hanum memiliki goresan dengan sedikit darah di sela-nya. "Obati dulu luka kamu." Hanum mengangguk dan segera pergi untuk mengambil kotak obat.

Hanum melihat luka di tangannya, lalu mengoleskan antiseptik disana. "Untung gak dalem. Tuan gila." Hanum menatap pintu kamar Arya yang tertutup. "Sialan emang." Namun Hanum mengerucutkan bibirnya saat merasa kasihan. Darah yang mengucur di tangan Arya lumayan banyak dan pria itu hanya membalutnya dengan handuk tanpa mengobatinya.

Hanum masih disana menunggu kurang lebih satu jam hingga dia memutuskan untuk melihat keadaan Arya dengan membawa kotak obat di tangannya. Hanum mengetuk tiga kali dan saat tak mendapat respon Hanum segera mendorong pintu hingga terbuka.

Nampak Arya tertidur dengan terlentang bahkan kakinya masih menjuntai di tepi ranjang. Tubuhnya masih berbalut handuk, namun matanya tertutup seolah tak peduli jika dia belum berpakaian.

Hanum berjalan mendekat dengan perlahan dan berjinjit agar langkah kakinya tak membangunkan Arya. Tiba disana Hanum berlutut untuk meraih tangan Arya yang terluka, lalu membuka handuk yang membalut lukanya. Hanum melakukannya perlahan, lalu mengobati luka tersebut dengan hati- hati, Hanum bahkan meniupi luka tersebut agar si empunya tidak kesakitan lalu terbangun dan akan membuat suasana makin menakutkan.

"Sialan emang, sekalinya dapet gaji gede taruhannya nyawa," ucap Hanum dengan membalut luka di tangan Arya. "Meski pun si nyonya menjamin mati gue, tapi jangan bunuh gue juga kali. Enak aja. Gue belum menikmati hidup gue, belum kawin juga." Hanum terus menggerutu pelan sambil menyelesaikan pekerjaannya.

"Nah, udah." Hanum berdiri dan segera pergi setelah dia berhasil membalut luka si tuan gila, yang tanpa sepengetahuan Hanum tiba-tiba matanya terbuka menatap pintu yang baru saja tertutup.

1
Patrish
melihat karakter Hanum... sepertinya akan mudah dia melalui drama drama lanjutan....
Nana Colen
iya Hanum pasti akan banyak drama karena orang kaya itu rumit 🤣🤣🤣🤣
Patrish
susah banget ya mau dapat 20M...
Patrish
Arya... ingat.. jangan mengingkari suara hati..... pamali boz
Patrish
apakah dulu setelah diculik sudah ditangani psikiater? sampai se dewasa ini Arya tidak bisa mengendalikan diri...
Patrish
gubraaakkk.... bagaimana cara ngajaknya... 🤔🤔🤔🤔😮😮😮
Patrish
calon mantu orang kayaahh ... pengamanan tingkat premium
Patrish
cari donor ginjal di mana Num... 😢😢😢😢
Patrish
welcome to the jungle .. Hanum.... akan banyak semak belukar yang akan menghadang jalanmu... semangat... niat baik akan berakhir baik...
Patrish
sudahlah Num... 20 M.... semua aman...
Patrish
SAKRAL.... kalo SAKLAR itu sumber aliran listrik🤭🤭🤭😃😃😃😃
nenah adja: 🤣🤣🤣 baru liat maaf, typo ternyata 🙏
total 1 replies
Patrish
💪💪💪💪💪💪💪💪
Patrish
pastinkerasa juga pas tangannya dibalut... makanya pura2 tidur... denger juga dia gumannan si Hanum
Patrish
pelatihan teori.. prakteknya jauuh.... 😄😄😄
Patrish
baru ketemu malam ini... langsung cuuzz.. sampai part ini aku syuuka.... bahasanya enak dinikmati.... terus menulis ya.... semangaat.. 💪💪💪
partini
siap kan lidah tajamu Hanum sebentar lagi Ketemu para Kunti
Amidah Anhar
Up lagi donk,...
Doble Up kalau boleh kak
Amidah Anhar
terimakasih Upnya
💗vanilla💗🎶
duh si ibu bs aja modus nya maksa si hanum
partini
kalau mulut tajam nya jangan di latih jadi lembut kaya lelembut yg satu itu di butuhkan untuk menghajar lawan nanti di pesta
Amidah Anhar: Up lagi donk...
Jangan buat Hanum kehilangan jati dirinya untuk melawan dengan kata kata yg elegan
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!