NovelToon NovelToon
Empat Mata Jatuh Cinta

Empat Mata Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Achmad Aditya Avery

Valda yang saat itu masih SD, jatuh cinta kepada teman dari perumahan seberang yang bernama Dera. Valda, dibantu teman-temannya, menyatakan perasaan kepada Dera di depan rumah Dera. Pernyataan cinta Valda ditolak mentah-mentah, hubungan antara mereka berdua pun menjadi renggang dan canggung. Kisah pun berlanjut, mengantarkan pada episode lain hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achmad Aditya Avery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seragam SMA dan Perkenalan

“Satu … dua … tiga!” teriak Kakak OSIS. Kami melempar topi, tiba-tiba ekspresi wajah mereka berubah ramah.

“Selamat datang di SMA Ricage!” ucap Ketua OSIS dengan menggunakan pengeras suara.

Melihat itu, serempak kami yang ada di lapangan mengambil kembali topi wisuda yang telah tergeletak di tanah lalu melemparkannya lagi dengan penuh tawa. Kami berteriak seperti orang yang sedang demo besar-besaran. Entahlah, sepertinya baru kali ini aku merasa bersemangat.

Setelah semua selesai, kami dipersilakan pulang ke rumah. Itu berarti masa orientasi selama tiga hari ini selesai, meskipun yang berkesan hanya bagian akhirnya sih.

Ini masa orientasi pertama yang membuatku merasa lahir kembali. Merasa bebas, meskipun belum mendapatkan kenalan satu pun. Bahkan aku tidak tahu nama kakak-kakak OSIS-nya.

Hari ini adalah hari pertama menggunakan seragam SMA. Baju yang sama dengan kakak-kakak kelas lainnya. Tidak menyangka sudah sah menjadi anak SMA.

Segera bergegas mencari kelas. Setelah melihat satu demi satu daftar nama murid yang terpasang di kaca jendela kelas, akhirnya berhasil menemukan namaku di sebuah kelas. Kelas yang berada di lantai dua dan berada di paling pojok. Salah satu kelas yang digunakan sebagai aula saat masa orientasi kemarin.

Aku masuk kelas itu, di atas pintunya terpampang tulisan X.3. Batin ini terus bertanya, apakah aku akan berubah setelah masuk kelas ini? Aku duduk dengan polos di kursi paling depan.

Saat itu masih duduk sendiri. Entahlah, mungkin murid lain tidak mau mendekat atau alergi dengan orang yang punya aura kesepian yang tinggi sepertiku. Aku mencoba berpikir positif dan fokus pada apa yang mungkin akan terjadi hari ini.

Tidak lama kemudian, bel tanda mulainya pelajaran pertama berbunyi. Guru yang pertama kali masuk di kelas ini adalah Ibu Zeni. Dialah yang menjadi wali kelas X.3.

Bu Zeni mulai memperkenalkan diri layaknya ibu baru yang sedang berkenalan dengan anak-anaknya. Terdengar aneh memang, tapi itu sebuah kiasan yang menandakan bahwa dialah yang akan menjadi pengganti orang tua asli kami selama di sekolah. Guru yang terlihat baik, mungkin karena kesan pertama yang ditunjukkan cukup baik.

Jam pertama berakhir. Beberapa murid ke luar kelas sambil menunggu guru berikutnya datang. Aku berpikir, aku harus ke luar kelas. Setidaknya untuk berbicara pada satu atau dua murid agar bisa mendapatkan minimal satu teman hari ini.

Akhirnya, dengan kaki yang berat, aku bangun dan meninggalkan tempat duduk lalu dengan sedikit gaya, memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Tidak lama kemudian, aku kembali mengeluarkan tangan. Entah kenapa, rasanya tidak betah bergaya di depan teman satu kelas.

Masih berharap ada satu atau dua orang yang melihatku ke luar kelas. Saat ini, rasanya bagaikan menjadi anak misterius yang menjadi pusat perhatian. Bukan karena kehebatan atau penampilan tapi karena aneh.

Aku melihat ke arah mereka yang ada di dalam kelas, sepertinya sibuk sendiri. Aku berdiri sambil melihat ke arah langit dan sesekali memandang sekitar. Tidak lama kemudian, kembali ke kelas dan duduk tenang di kursi.

Tidak berhasil berkenalan dengan seorang pun, mulut ini terkunci rapat. Apakah aku ini pemalu atau memang bodoh saja? Padahal murid lain terlihat sudah saling mengenal satu sama lain. Setidaknya teman sebangku.

Memang ada beberapa orang yang bukan wajah baru di kelas ini. Agit, dia teman TK dan SD, lalu Uti yang menjadi teman SMP, tapi rasanya mereka sibuk sendiri atau mungkin saja aku yang tidak bisa menarik perhatian mereka.Bodoh, selalu seperti ini setiap awal tahun ajaran. Setiap bertemu dengan orang-orang baru, selalu jadi yang terbelakang.

Sejenak berpikir, apa bisa aku punya pacar di SMA dengan sikap yang selalu seperti ini? Aku berpikir terlalu jauh, teman, cukup apakah bisa mendapatkan teman? Mencoba menyingkirkan pikiran itu dan kembali fokus.

Pelajaran kedua dimulai, gurunya bernama Ibu Riah. Kali ini sedikit unik, jujur saja guru yang satu ini sedikit misterius. Dia memanggil Agit ke depan kelas.Semua murid diam. Ibu Riah menyuruh Agit untuk menghadap samping, tepat ke arah pintu kelas. Ibu Riah mengambil spidol, lalu mulai menggambar sebuah garis lengkung di papan tulis dari kepala Agit hingga lehernya yang menghadap samping tersebut.

Murid lain terlihat bingung, tiba-tiba Ibu Riah menanyakan maksud dari hal yang dia lakukan tadi. Aku melihat lengkungan garis yang dibuat mirip seperti sebuah tanda tanya.

Aku berpikir maksud dari Ibu Riah menggambar itu adalah untuk menunjukkan bahwa di dalam pikiran manusia pasti selalu dipenuhi pertanyaan. Apa aku benar? Rasanya tidak punya keberanian mengutarakan pendapat. Jadi dengan berat hati, aku memilih diam.

Semua yang ada di kelas ini masih terpaku. Tiba-tiba Ibu Riah menjelaskan, jawabannya seperti apa yang ada dalam pikiranku tadi.

Aku menyesal cuma diam. Ini akan jadi pelajaran berharga. Ibu Riah mengajar Fikih Ibadah. Kesan pertama ini masih membingungkan. Beberapa siswa di kelas juga mulai membicarakannya.

Jam istirahat tiba, aku keluar kelas sekadar menghirup udara segar setelah ketegangan akan guru-guru yang datang. Uti datang dan mengajakku bertemu teman-temannya yang duduk di kursi paling pojok dekat jendela kelas. Saat itu pertama kali aku mulai bersosialisasi dengan santai. Mulai bisa membaur walau sedikit kaku.

Ada yang bernama Opi dan Amda yang saat itu mereka sedang duduk berdua. Sepertinya wajah mereka sangar. Aku harus berhati-hati, dalam pikiran, salah sedikit saja dalam percakapan, bisa dipukul oleh mereka.

Tidak seperti perkiraan, di sini aku disambut baik. Ternyata mereka semua begitu lucu. Uti dengan kekonyolannya seperti mesin tawa cuma-cuma yang dikirimkan dari langit kepada kami, gerombolan murid di pojok.

Aku memutuskan untuk pindah tempat duduk dari depan ke belakang agar bisa tertawa sepuasnya dan mengenal mereka lebih jauh. Mereka adalah teman pertamaku di kelas ini. Aku harap bisa mendapatkan lebih banyak teman lagi. Semoga saja.

Suatu hari, pada jam istirahat. Teman-teman sibuk membicarakan tentang kegiatan ekstrakurikuler yang akan diikuti selama berada di SMA Ricage ini. Ada yang memilih tari, silat, sepak bola, basket, dan yang menjadi pokok bahasan paling heboh salah satunya adalah ekstrakurikuler band yang katanya baru diadakan pada tahun ini.

Amda dengan semangatnya mengajakku ikut ekstrakurikuler tersebut. Hati ini terus bertanya, apa yang akan aku lakukan nanti? Tidak bisa bermain alat musik apa pun. Vokalis? Rasanya tidak yakin dengan suara ini. Tidak pula memiliki pengalaman menyanyi. Sedikit tidak yakin, tapi aku coba menjawab,“Iya!”

Akhirnya, aku memutuskan bergabung dengan band yang dibuat Amda. Amda mengajak seorang pria besar yang duduk dengan Agit di kursi depan paling pojok. Tepat di depan meja guru.

Rasa takut muncul saat dia berdiri. Benar-benar besar dan tinggi. Aku mendengarnya, namanya Erdy. Sebenarnya Erdy sudah memilih ekstrakurikuler basket, tapi dia setuju untuk masuk band Amda.

Sejak hari itu, kami resmi menjadi anggota band. Baru kali ini aku benar-benar bergabung dengan band. Dahulu waktu SMP, pernah juga ikut nge-band tapi hanya untuk bermain-main saja, sekadar menyanyi, tidak mengerti apa pun. Untuk itu, aku berharap bisa lebih baik lagi di sini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Osmond Silalahi
dari semua lagu kenapa yg dipilih spongebobs?
Osmond Silalahi: wkwk ...
Achmad Aditya Avery: wkwkwkkwkw yel2 bang
total 2 replies
Osmond Silalahi
aq mampir bro
Osmond Silalahi: sama²
Achmad Aditya Avery: thank you bang
total 2 replies
Y. Kasanova
Baru mampir
Achmad Aditya Avery: thank you /Smile/
total 1 replies
Osmond Silalahi
sakit kepala kalau langsung dibangunin model gitu
Osmond Silalahi: betul kan
Achmad Aditya Avery: betul puyeng langsung wkwk
total 2 replies
Osmond Silalahi
hayo ... salah sapa
Osmond Silalahi: wkwk ... setuju
Achmad Aditya Avery: salah mereka wkqk
total 2 replies
Osmond Silalahi
kali 2 weh
Achmad Aditya Avery: wkwkwkwkwk
total 1 replies
Osmond Silalahi
wah keren arti avery
Osmond Silalahi: tapi keren
Achmad Aditya Avery: artinya berat bang wkwk
total 2 replies
Osmond Silalahi
kunti jenis apa ini? wkwk
Osmond Silalahi: wkwkwk
Achmad Aditya Avery: Kunti yang pake bando wkwk
total 2 replies
Osmond Silalahi
padahal rame matematika
Osmond Silalahi: begh ... rame lo
Achmad Aditya Avery: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 2 replies
Osmond Silalahi
mantap ini
Osmond Silalahi: sama²
Achmad Aditya Avery: makasih bang ~
total 2 replies
Osmond Silalahi
aq banget dlu
Osmond Silalahi: wkwk ....
Achmad Aditya Avery: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Osmond Silalahi
Dera ky nya unmood
Osmond Silalahi: nah kan
Achmad Aditya Avery: betul bang
total 2 replies
Osmond Silalahi
weh ... up bab.
Achmad Aditya Avery: yoaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!