NovelToon NovelToon
Wedding Agreement

Wedding Agreement

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:39M
Nilai: 4.9
Nama Author: duwi sukema

Peringatan! Harap bijak dalam membaca. Ini karya dipersembahkan untuk hiburan emak yang sudah berusia 21+ dan sudah menikah! Dibawa 21 harap jangan baca! Dosa tangung sendiri!


Sequel dari Dipaksa menikahi tuan muda duda

Ashanum Ananda Wijaya terpaksa menerima perjodohan dengan pria yang sama sekali tak ia kenal setelah pergaulan bebasnya diketahui sang papa yaitu Raka Wijaya. Asha harus mengorbankan cintanya menikahi pria sederhana yang bukan tipenya yang tak ada daya tarik sama sekali yang hanya berkerja sebagai guru ngaji di pondok pesantren dan sebagai ob di rumah sakit ternama dikota Malang.

Dibalik kesederhanaannya Asegaf Albramata adalah seorang pengusaha muda yang sukses disegala bidang, namun ia menyembunyikan semuanya karena berbagai alasan.

Asha sangat membenci Ega karena adanya dia, ia harus kehilangan cinta pertamanya.

Nb : Jangan lupa follow ig:Duwi Sukema author ya, agar tahu visual juga novel author lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon duwi sukema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19.Bertaubatlah!

Rara segera berlari memeluk seseorang yang berdiri di depan pintu.

"Asha kangen sama kalian," ucapnya sambil memeluk bunda Aira.

Raka pun ikut serta memeluk Asha dan istri tercintanya. Raka segera mengusap kepala anak bungsunya yang sudah hampir tiga bulan tak bertemu.

"Sudah jangan berdiri saja begini! Kalian kalau sudah bertemu, selalu mengabaikan papa," ucap Raka.

"Maaf pah, aku kangen sama Asha," jawabnya dengan merangkul Asha sambil duduk di sofa ruang tamu yang tak terlalu besar.

"Bunda, sama papa mau aku buatkan minum apa?" tanya Asha.

Asha segera menuju ke dapur mengambilkan beberapa camilan yang akan ia suguhkan pada kedua orang tuannya.

Asha segera membawa toples-toples kecil yang berisi roti kering ke meja ruang tamunya.

"Bun, mau Asha buat kan minum apa? Gimana jika Asha buatkan susu jahe ya bun?" tawar Rara yang sangat menyayangi sang bunda Aira.

"Iya sayang, dengan sedikit gula ya," jawab Aira.

Setelah kepergian Asha, Aira memandangi setiap sudut rumah sang anak yang sangat berukuran kecil. Mungkin luas rumah Asha sama dengan kamar utama rumah milik Wijaya.

Walaupun rumahnya kecil sungguh penataan desain yang sangat sempurna. Bahkan dia bisa membuat rumah sekecil ini nyaman batin Aira.

"Pa, jadi selama ini Asha tinggal disini?! Kenapa papa tak menawarkan rumah kita yang berada di dekat hotel Wijaya agar di tempati Asha dan Ega," bisik Aira ke suaminya.

"Sayang, mas sudah menawarkan berkali-kali itu ke Ega, tapi dia tak mau. Dia memiliki cara lain untuk membuat Asha bahagia dan menerima dirinya, biarlah mereka menjalani semuanya dengan cara mereka sendiri," jelas Raka.

"Benar itu mas Raka. Biar Asha mencoba mandiri dan menerima apa pun keadaannya, manusia tak tahu apa yang akan terjadi hari ini dan esok. Aku takut jika dia selalu bergelimang harta dan mendapatkan apa yang ia inginkan tanpa bersusah payah akan membuat dirinya sombong, dunia itu selalu berputar, tak mungkin kita tak akan mengalami kesusahan," jelas Aira.

"Benar kamu sayang, biarkan saja dia begini! Sepertinya dia bahagia," jawab Raka.

"Mas, apa mereka sudah saling cinta?" tanya Aira dengan mengerutkan dahinya ke atas.

Ia mengingat perjalanan perjodohan yang ia alami hingga akhirnya bahagia itu tak muda membutuhkan proses yang cukup lama hingga satu tahun lebih. Itu pun banyak mengalami sandungan batu krikil yang tak sedikit hingga membuatnya hampir menyerah untuk berjuang mempertahankan rumah tangganya.

"Entahlah bun," jawab Raka dengan mengangkat kedu bahunya.

Asha membawa nampan berisi tiga cangkir dengan minuman yang berbeda-beda sesuai selera mereka masing-masing.

"Ini untuk bunda, susu jahe! Ini untuk papa, susu kopi hitam," ucap Asha meletakan minumnya di atas meja.

"Dan itu untuk kamu, susu vanila," sahut Aira.

"Bunda tahu saja," ketus Asha sambil tertawa lepas melupakan belenggu yang ada di hatinya.

"Sha, mana suami kamu? Papa kok ngak lihat dia dari tadi?"

"Oh mas Ega lagi kerja pah," jawab Asha sambil tersenyum menyembunyikan semua masalah rumah tangganya.

"Sayang, ini kan hari minggu kok kerja?! Apa dia tak libur?" tanya Aira penuh menyelidik.

Aira melihat aura kecemasan dari sudut mata sang Asha, namun ia tak berani bertanya lebih jauh sebelum dia bercerita dengan sendirinya.

"Mas Ega hari ini lembur, dia pekerja keras bun. Dia setelah kerja di rumah sakit, dia kerja menarik ojek online di sela-sela dia tak mengajar di pesantren. Hari ini mas Ega lembur," bohong Asha.

Ya Allah semoga mas Ega pulang, sebentar saja. Aku tak tahu harus bagaimana jika sampai larut malam dia tak pulang. Apa yang harus aku jelaskan pada kedua orang tuaku? Pasti bunda akan sakit jika mengetahui masalah rumah tanggaku yang sebenarnya batin Asha yang merasa tak tenang.

"Berarti kamu harus bersyukur Sha, mendapatkan laki-laki seperti Ega.Tak seperti Dion, yang hanya cowok matre yang memanfaatkan kamu saja," sindir Raka.

"Mas!" sela Aira. "Sudahlah pah! Lupakan itu! Jangan ungkit itu lagi, Asha susah mencoba melupakan Dion, jangan bahas masa lalu itu," tegas Aira menatap suaminya dengan tatapan membunuh.

"Iya, Asha terlalu bodoh dulu dibuta kan oleh cinta. Maafkan Asha telah membuat dosa kalian bertambah karenaku," lirih Asha menyesali semua kesalahannya.

"Iya sayang, bertaubatlah sebelum terlambat! Segera memohon ampunlah pada Allah, agar hidupmu menjadi lebih baik dan bahagia tak ada dosa besar dalam dirimu," ucap Aira memberikan nasehat pada anak bungsunya.

"Iya bunda," jawab Asha memeluk Aira. "Bunda, mau makan siang apa? Biar Asha buatkan?" tawar Asha.

Kamu setelah menikah sedikit lebih dewasa dan mandiri, nak. Kami tak salah mengambil keputusan, kami hanya ingin yang berbaik untukmu agar kamu bisa menuju surga batin Aira merasa lega.

"Tak perlu repot sayang, bunda tadi sudah membawakan makanan kesukaan kamu, rendang, dan rica-rica ayam pedas," jelas Aira.

"Mana bun?" tanya Asha yang tak melihat sang bunda tak membawa rantang makanan. "Kok Asha tak melihatnya bunda bawa menu kesukaanku," ucapnya lagi.

Raka segera menepuk jidatnya pelan telah melupakan perintah sang istri untuk membawanya turun rantang yang berisi bekal kesukaannya.

Aira segera menatap Raka seperti memberikan sebuah acaman yang berarti awas saja kamu mas mengabaikan perintahku tak akan ku beri jatah malam ini begitulah arti tatapnya.

Raka yang melihat tatapan Aira segera berlari menuju mobilnya untuk mengambil masakkan yang telah Aira bawa dari rumah.

"Bunda dan papa malam ini akan menginap disini kan?" tanya Asha yang sebenarnya merasa takut jika orang tuanya menginap.

"Sepertinya iya, tapi entalah papamu gimana nanti. Kamu ikut bunda sama papa ngak ke rumah abah Jafar untuk menghadiri haul ke 30 kyai abah Shodiq," ajak Aira.

"Gimana ya bun, aku nunggu mas Ega saja dulu tak enak jika dia pulang kerja capek-capek Asha tak ada di rumah," bohongnya.

"Kita akan menunggu suamimu pulang dulu, ini juga masih jam sebelas siang. Acaranya juga jam tigaan," sahut Raka yang baru saja masuk.

Apa papa mengajak bersamaan? Gimana jika mas Ega tak pulang juga? Dia kan tak pernah pulang batin Asha yang sudah tak tahu harus berbuat apa.

"Gimana sayang?" tanya Aira.

"Ya, bun. Aku siapkan makan siang dulu ya, papa dan bunda istirahat saja dulu," tutur Asha.

Asha menyiapkan semuanya hidangan di atas meja, melihat sang papa dan bunda sedang asyik bercengkrama di teras rumahnya, ia segera mencoba menghubungi Ega namun hasilnya nihil.

Jam sudah menunjukkan makan siang, mereka bertiga menikmati makan siang bersama, tanpa terasa sudah hampir jam tiga sore mereka menghabiskan waktu bersama.

"Sha mana Ega? Kok belum pulang juga?" tanya Raka.

Apa yang harus aku katakan pada mereka, tak mungkin mereka menunggu mas Ega sampai pulang, itu pun akan sia-sia dia tak akan pernah pulang. Bahkan aku saja yang tinggal bersamanya tak pernah melihat bagaimana keadaanya. Dia kurus atau gimana aku tak pernah tahu pikir Asha.

"Sha!" ucap Raka kembali.

Harus bagaimana aku batin Asha menundukkan wajahnya tak berani menatap kedua orang tuanya.

Bersambung..

ayo beri vote lagi...agar aku up satu lagi...😘😘😘

1
Dahlia Anwar
wanita Ter tolol ya asa bego egois
Dahlia Anwar
Tolo si asha bego..
Saptya Wedna
Kecewa
Saptya Wedna
Buruk
huwaida nafeesa
mas Ega seorang OB adalah dokter al dan juga pemilik cafe albram
Icka Soesan
bagus
edi
ok
Delpia Wp
masih masuk d akal ceritanya
Marliyana
ganteng banget visudlnya.....🤤
Mama Lana
keren thor
nella juli
kak, untuk karya single mom kok g ada ya...
Mitraidola
Andaiii d dunia nyata ada suami seperti dalam cerita novel!
Rustita Malinda
3 jengkal mah msh jauh thor 😀😀
Rustita Malinda
sholat thor bkn salat🙏🏻🙏🏻
Zulni Fitta
kyk nya teman asha nayla deh🤔🤔🤔🤔
Rustita Malinda
menantu thor bkn mertua😀😀
Zulni Fitta
kyknya suami asha deh dokternya🤔🤔🤔🤔
Rustita Malinda
bungsu Thor 😀😀
Rustita Malinda
Saliva Thor bkn salvina 😀😀
Husna 99
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!