Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
********
Ia terus menatap ponselnya, berharap ada kabar dari gadis itu.
Edo seperti merasa ada yang hilang di dirinya, setelah beberapa hari tidak melihat Suina.
Sementara di rumah ayahnya, Suina tengah berada di kamarnya sambil membaca buku.
" Kamu sedang apa sayang? " tanya ayahnya masuk.
" Eh ayah! nggak kok ya, Suina sedang baca buku saja. " jawab Suina tersenyum.
" Suina menemukan beberapa buku saat sedang beres beres kamar tadi. " lanjutnya sambil memperlihatkan buku buku itu.
" Oh ya? bukanya ini buku buku dongeng masa kecilmu? " tanya ayahnya sambil melihat lihat tumpukan buku buku itu.
" Em! Suina nggak nyangka, ternyata buku buku ini masih sangat bagus. " jawab Suina.
" Terus yang sedang kamu baca, buku apa? " tanya ayahnya penasaran.
" Ini dongeng tentang pangeran kecil ayah, ayah mau Suina bacain? " jawab gadis itu sambil menawarkan.
" Tentu saja, dulu ayah yang sering dongengin kamu. sekarang gantian kamu yang dongengin ayah. " jawab ayahnya.
Keduanya pun duduk di sofa yang menghadap kejendela, sambil Suina bersandar kepada sang ayah.
Ia pun mulai membaca buku dongeng itu, sementara ayahnya mendengarkan dengan sangat serius.
Ketika sedang asyik membacanya, tiba tiba Suina berhenti. hal itu membuat ayahnya bingung.
" Loh kok berhenti? " tanya ayahnya bingung.
Suina hanya diam saja seperti sedang memikirkan sesuatu.
" Kamu kenapa? apa terjadi sesuatu? " lanjut ayahnya penasaran melihat raut wajah putrinya itu yang terlihat murung.
" Suina hanya merasa ada yang mengganjal saja ayah, seperti perasaan sedih, tapi Suina sangat sulit untuk mengartikannya. " jawab Suina.
" Sudah ayah duga, pasti ada yang tidak beres sampai kamu memutuskan untuk pulang kesini. " ucap ayahnya.
" Ayah tidak akan bertanya apa penyebabnya sayang, tapi yang pasti. ayah percaya bahwa putri ayah sudah bisa menentukan pilihanya sendiri, lakukan apa yang bisa membuatmu bahagia. ayah akan selalu ada di sini mendukungmu. " lanjutnya memberi semangat pada putrinya itu.
" Terima kasih ayah, Suina benar benar sangat beruntung punya ayah sebaik ayah. " ucap Suina sangat senang.
" Udah, nggak usah murung begitu. kamu kan kesini untuk liburan, jadi nikmatin aja sebelum pulang. " ucap ayahnya.
" Em! " jawab Suina mengangguk sambil tertawa.
Keduanya pun melanjutkan kegiatan mereka, menikmati waktu bersama sebagai ayah dan anak.
Sementara di rumah sakit, Edo tengah duduk bersama dua sahabatnya di ruang istirahat.
Pria itu masih saja tampak murung sambil mengaduk aduk makanan yang ada di depanya.
" Silahkan. " ucap Iyan sambil meletakan beberapa potongan buah di hadapan mereka.
" Terima kasih dok. " ucap Sus Mia yang langsung mengambil sepotong.
Kemudian ia mulai membahas lagi masalah Edo.
" Gini dok, mungkin saja karena profesor itu yang datang kerumah dokter. " ucap sus Mia.
" Memangnya apa hubungan? " tanya Edo bingung.
" Sudah jelas dong dok, dia pasti suka sama dokter. " jawab Sus Mia.
" Kok bisa? " tanya Iyan bingung.
" Dok! aku perempuan pasti faham lah, dia pasti cemburu karena melihat Dr.Edo bersama wanita lain. " jawab Sus Mia.
" Benarkah? " tanya Edo yang langsung tersenyum senang.
" Wow! dokter langsung tersenyum aja, berarti senang nih? " ejek sus Mia.
" Aku yakin dok, dia pasti cemburu. coba dokter fikir deh, kalian bahkan tidak bertengkar ataupun saling menyinggung. terus tiba tiba saja gadis itu menghindar, iya kan? " jelas sus Mia.
" Tapi, aku rasa bukan itu harus kamu khawatikan lagi Do, tapi keluargamu. " imbuh Iyan.
" Untuk hal itu, aku juga bingung Yan. rasanya tidak adil baginya untuk bertemu orang orang seperti orang tuaku. " jawab Edo yang selalu mencemaskan hal itu.
" Memangnya apa yang akan mereka lakukan? " tanya sus Mia penasaran.
" Kalian tau kan gimana sifat kedua orang tuaku, semua yang aku lakukan saja selalu menjadi urusan mereka. apalagi dalam hal memilih pasangan hidup. " jelas Edo.
" Sepertinya ini akan sangat sulit dok, kita hanya bisa memberi semangat saja. tapi kita yakin pasti dokter bisa melewati ini semua, lakukan apa yang bisa membuat dokter bahagia. karena yang menjalaninya adalah dokter sendiri, bukan orang tua dokter. " ucap sus Mia sambil menepuk pudak Edo.
" Betul tuh Do, walaupun mereka orang tuamu. tapi yang akan menjalaninya adalah kamu sendiri. hidupmu adalah milikmu, kau pantas bahagia. " imbuh Iyan yang ikut menyemangatinya.
" Sepertinya dengan menjadi lajang selamanya, itu hal terbaik untukku. " ucap Edo sambil menghela nafas panjang.
" Agar tidak ada yang perlu berurusan dengan orang tuaku. " lanjutnya lagi.
" Nggak gitu juga Do, itu namanya kau menghidari masalah dan tidak memperjuangkan kebahagianmu. " ucap Iyan heran dengan pemikiran sahabatnya itu.
" Untuk apa mengambil resiko, jika sudah bisa melihat masalah yang akan terjadi kedepanya Yan. " jawab Edo.
" Karena itu sepadan dengan resikonya Do, orang orang akan tumbuh setelah berhasil melewati masalah mereka. " ucap Iyan.
" Tidak semua orang Yan. " jawab Edo yang terus saja berfikir sempit.
" Dok! dokter jangan terus memfokuskan hidup dokter pada mereka, mungkin saja orang tua dokter tidak terlihat bahagia bukan karena dokter, mungkin saja ada hal lain. " ucap sus Mia.
Edo pun mulai memikirkan semua ucapan kedua sahabatnya itu.
Pukul 10 malam Edo tiba di rumah, di lihatnya putih sudah menunggunya di depan pintu.
Ia menatap kucing itu sejenak sambil memikirkan Suina.
" Kamu nungguin dia ya? " ucap Edo pada kucing itu.
Kucing itu ikut terlihat murung seperti mengerti perasaan Edo saat ini.
Setelah membersihkan tubuhnya, kini Edo duduk di meja makan berhadapan dengan berbagai hidangan yang ia beli dalam perjalanan pulang.
Namun pria itu tak kunjung menyentuhnya dan malah menatap semua makanan makanan itu, karena tidak berselera.
" Huff.. " gumamnya yang malah menghela nafas panjang, kemudian beranjak pidah keruang tengah.
Di ruang tengah, Edo duduk sambil memeluk salah satu bantal sofa yang dulu Suina ganti motifnya menjadi gambar kucing.
Pria itu terlihat melamun seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya.
Tiba tiba putih datang menghampirinya, kemudian langsung duduk di pangkuan Edo.
" Kau merindukannya ya? " ucap Edo yang bicara pada kucing itu.
Edo semakin larut dalam lamunannya, mencoba menemukan solusi untuk perasaanya saat ini.
Keesokan harinya, Edo tengah berada di bandara untuk mengantar ibunya.
" Ibu minta maaf, karena tidak bisa melakukan banyak hal untukmu. " ucap ibunya tiba tiba, karena melihat raut wajah putranya itu sedang murung.
" Ayahmu mengatur segalannya untukmu Do, karena dia ingin yang terbaik untukmu. " lanjut ibunya.
Sementara Edo hanya mendengarkan ucapanya tanpa memotongnya sedikit pun.
" Ayahmu memang bukan pria romantis seperti orang lain di luar sana, tapi dia orang yang konsisten. " ucap ibunya lagi.
" Terus! apa ibu akan tetap memilih ayah, jika ibu di izinkan kembali kemasa lalu? " tanya Edo penasaran.
" Itu pertanyaan yang aneh Do. " jawab ibunya heran.
Edo langsung tersenyum mendengarnya.
" Kadang Edo berfikir, apa selama ini ibu bahagia hidup bersama ayah. seperti yang ibu katakan tadi, ayahlah yang menentukan semuanya untuk kita. " ucap Edo.
" Kamu adalah alasan ibu bertahan. " jawab ibunya.
" Ini memang terdengar aneh Do, tapi bersama ayahmu. ibu bisa membuktikan kepada orang lain, jika ibu bisa seperti mereka. " lanjutnya lagi.
Edo hanya bisa terdiam mendengar penuturan ibunya itu.
" Setelah kamu menemukan seseorang untuk hidup, kamu akan mengerti bagaimana perasaan ibu. " ucapnya lagi dengan bersungguh sungguh.
Tiba tiba ayahnya datang setelah selesai dengan urusanya di kantor.
Hari ini mereka akan bertolak menuju inggis untuk perjalanan bisnis dan juga liburan.
" Ibu sudah cek-in kan? " tanya sang suami.
" Sudah yah. " jawabnya.
" Oh ya Do, ayah akan mengatur pertemuan lagi dengan keluarga Cindi lagi setelah pulang dari perjalanan bisnis ini. " ucap ayahnya.
" Edo sudah bicara dengan Cindi ayah, kami sepakat untuk tidak menjalin hubungan yang serius. " jawab Edo.
Mendengar hal itu, seketika raut wajah ayahnya berubah marah.
" Apa maksud kamu? " tanya ayahnya yang mulai emosi.
Sementara ibunya hanya bisa melihat dengan cemas ketika ayah dan anak itu mulai berdebat.
" Edo sudah mencobanya ayah, tapi! tetap saja tidak berhasil. " jawab Edo.
" Karena Edo sudah jatuh hati pada seseorang. " lanjutnya lagi.
" Seseorang? siapa dia? siapa orang tuanya? dimana kamu bertemua dengan gadis itu? " tanya ayahnya marah.
" Dia gadis yang baik ayah, orang tuanya juga sangat baik. ayah tidak perlu menghawatirkan Edo, karena Edo faham mana yang terbaik untuk Edo sekarang. " jawab Edo.
" Edo akan memperkenalkan dia setelah ayah dan ibukkembali. " lanjut Edo.
" Bagaimana jika ayah tidak menyukai gadis itu? " tanya ayahnya yang sudah sangat marah.
" Ayah pasti akan menyukainya. " jawab Edo yakin.
Kemudian ia menatap ibunya sambil tersenyum.
" Buk! Edo telah menemukan seseorang untuk hidup, ibu tidak perlu khawatir lagi tentang Edo. " ucap Edo sungguh sungguh.
" Nikmati liburan kalian. " lanjut Edo kemudian pamit pergi.
Ayahnya hanya bisa menggeram menahan emosinya mendengar semua penuturan Edo.
Ia benar benar di buat kesal, karena Edo sudah mulai berani menentang perkataanya.
###NEXT###