NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Anak Haram

Istri Kontrak Sang Anak Haram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: NABABY

Kiara terpaksa menikahi Orion karena satu tujuan yaitu untuk balas dendam. Dirinya merasa dipermainkan oleh Leonard Arven Hadinata, anak sulung sebuah keluarga konglomerat Hadinata. Kiara dan Leo sudah menjalin hubungan cukup lama dan dijanjikan akan dinikahi suatu hari nanti. Namun sang pria justru menghilang tanpa satu alasan. Kiara hingga merasa sedih dan kecewa.

Kiara melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan Orion Alaric Hadinata, sang putra tidak sah alias anak haram Hadinata. Dari Aditya Pramana Hadinata, sang kepala keluarga dengan seorang wanita yang tak diketahui siapapun. Sekaligus adik tiri dari sang putra sah yaitu Leonard.

Orion menyetujui pernikahan itu karena ia juga ingin menghancurkan keluarga yang selama ini merawatnya dari kecil. Juga untuk mencari tau dimana keberadaan ibu kandungnya sekarang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NABABY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelukan Hangat

Orion masih mondar-mandir didepan pos simaksi Patak Banteng. Hujan sudah reda, namun udara dingin masih terasa. Dia menggosok-gosokkan kedua tangannya agar tercipta panas yang membuat tubuhnya agak mendingan.

"Pak, minum kopi dulu." Pak Darma menyodorkan secangkir kopi untuk Orion.

"Terima kasih." Orion hanya menjawab, namun tidak mengambil kopi tersebut dari tangan Pak Darma.

"Saya tau anda khawatir, tapi setidaknya perhatikan tubuh anda juga. Kasian jika anda juga ikut drop. Udara makin dingin ini." Pak Darma memberi nasehat.

Dengan berat, Orion mengambil cangkir tersebut. Menempelkannya di telapak tangan. Seharusnya bukan dia yang mendapatkan kehangatan dari cangkir tersebut, melainkan Kiara. Istrinya.

Adzan Maghrib mulai berkumandang. Hati Orion makin teriris melihat belum ada titik temu dari para tim SAR. Namun, salah satu penjaga pos simaksi menghampiri Orion.

"Pak, istri anda sudah ditemukan. Mereka sedang membawa istri anda turun." Ujarnya.

Beban berat seakan hilang dari pundak Orion. Dia duduk, merasa lega. Setidaknya dia tau jika Kiara aman sekarang. Begitu dengan Pak Darma yang mengucap syukur dan menepuk pundak Orion dengan senyum.

"Alhamdulilah pak, istri anda sudah ketemu." Pak Darma refleks memeluk Orion.

"Iya pak. Terima kasih pak ya." Orion senang dan membalas pelukan itu.

Orion kembali duduk di kursi depan pos. Dia akhirnya bisa menyeruput kopi yang sudah mulai dingin itu.

Hampir setengah jam Orion menunggu kedatangan para tim SAR. Dan akhirnya, dikejauhan terdengar samar-samar suara dan cahaya-cahaya senter terlihat. Suara langkah kaki mendekat, disertai teriakan yang cukup samar.

“Tolong beri jalan!”

Orion bangkit, dan langsung berlari menghampiri kerumunan tersebut. Di atas tandu darurat dia melihat sosok Kiara sudah terbungkus rapat oleh selimut darurat berwarna biru navi. Dan juga tubuhnya ditali erat dengan tandu supaya agar tidak jatuh saat proses evakuasi.

“Kiara…” Suara Orion pecah.

Begitu tandu diturunkan di teras basecamp, Orion langsung berlutut, menggenggam tangan istrinya. Rasa khawatirnya kini berganti menjadi rasa lega. Suasana menjadi haru. Orion terus memegang tangan Kiara yang sudah terasa amat dingin itu.

“Kamu selamat, Kiara… syukurlah, syukurlah…” Suara Orion bergetar. Seperti menahan tangis

Kiara duduk perlahan, senyumnya terukir tipis, meski tubuhnya masih gemetar. Air matanya langsung jatuh. Tiba-tiba ia memeluk Orion dengan erat.

“Orion… aku takut sekali…” Tangisnya terisak. Dia menangis sangat keras meluapkan semua emosi yang sedari tadi terpendam.

Orion menangkup tubuhnya dalam pelukan. Orion juga ikut menangis. Keduanya saling mendekap. Orion berusaha memberi rasa aman. Dan Kiara berusaha meyakinkan dirinya jika sekarang sudah baik-baik saja.

“Sshhh... Jangan menangis. Kamu sudah aman sekarang. Tidak apa-apa... Jangan menangis lagi..." Orion mengelus-elus punggung Kiara pelan. Gerakannya lembut agar membuat Kiara lebih tenang.

Tapi tangis Kiara makin pecah dalam pelukan Orion. Suasana basecamp riuh. Seorang anggota tim SAR menyodorkan segelas teh hangat pada Kiara agar suhu badannya kembali normal.

"Mbak, minum dulu tehnya."

Kiara dengan pelan mengambilnya lalu meneguknya pelan. Orion membantu memegang gelas itu. Setelah dirasa cukup, Orion menyingkirkan gelasnya ke samping.

"Mas, mbak nya kakinya terkilir. Pergelangan kakinya udah bengkak gara-gara dipaksain buat jalan. Jadi, sebaiknya kita bawa ke klinik terdekat." Saran dari anggota tim SAR.

Orion mengangguk.

"Baik, saya akan membawanya ke klinik dengan segera. Terima kasih sudah menyelamatkan istri saya." Jawab Orion

Perlahan Orion menggendong Kiara ala bridal style menuju mobil. Pak Darma membantu membawa tas milik Kiara. Pak Darma membuka pintu belakang dan membantu Kiara untuk masuk mobil.

"Tunggu disini sebentar ya." Orion beranjak pergi menuju pos.

Setelah mengurus beberapa hal, akhirnya dia kembali bersama Pak Darma. Mereka berdua masuk mobil. Orion duduk disamping Kiara. Dan, Pak Darma siap membawa mereka menuju rumah sakit daerah terdekat.

"Apakah sangat sakit?" Raut wajah Orion begitu terlihat memelas saat melihat kaki Kiara yang membengkak dan lebam keunguan.

Kiara hanya bisa mengangguk pelan. Orion menghela nafas. Lalu menangkup kedua pipi Kiara. Mengelus pipi indah itu dengan jemarinya.

"Jangan pergi sendirian lagi. Aku nggak bakal mengizinkanmu naik gunung lagi." Kepala Orion bersandar pada milik Kiara. Kedua kening mereka saling bersentuhan.

"Kau tidak tahu betapa takutnya aku tadi." Orion bergumam sambil memejamkan mata.

"Maafkan aku..." Suara Kiara lirih.

"Kau tak perlu minta maaf. Istirahatlah. Kita akan membawamu ke rumah sakit agar kau mendapat penanganan yang terbaik."

"Apa aku boleh bersandar padamu?"

"Tentu, kemarilah. Biarkan aku menghangatkanmu." Orion merengkuh tubuh Kiara menuju pelukannya. Kiara menurut begitu saja. Pelukan hangat Orion membuat tubuhnya semakin rileks, hingga tak selang begitu lama Kiara tertidur dalam dekapan sang suami.

Orion tersenyum. Dia terus mengelus kepala Kiara agar wanitanya tetap dalam posisi tenang dan nyaman.

Di tengah dinginnya malam Dieng, diantara hujan yang sudah reda, Orion dan Kiara bersama Pak Darma masih melaju menuju pusat kota dimana rumah sakit berada.

......................

Sesampainya di rumah sakit daerah, Kiara langsung dibawa masuk ke ruang UGD. Perawat dan dokter segera melakukan penanganan dari membersihkan luka lecet di lengannya, memberi obat pereda nyeri, dan memeriksa kaki kanan Kiara yang terkilir dan sudah membengkak. Orion berdiri tak jauh dari ranjang, wajahnya tegang, tak pernah lepas menatap Kiara yang meringis kesakitan saat diberi perawatan.

Pak Darma mencoba menenangkan, menepuk bahunya.

"Tenang, istri anda pasti akan segera sembuh. Sebaiknya anda tidak terlalu khawatir sekarang."

"Saya merasa bersalah karena membiarkannya pergi sendirian. Seandainya jika dia ada twman mendaki, pasti tidak akan jadi seperti ini." Orion terlihat lesu, namun berusaha tegar.

Pak Darma mengangguk, paham apa yang tengah dirasakan Orion sekarang. Dia memberi tepukan sekali lagi.

"Saya akan cari makan untuk kita bertiga. Pasti nona Kiara juga lapar." Pak Darma beranjak pergi.

Orion mempersilahkannya pergi dan kembali menatap Kiara.

Saat suasana mulai tenang. Kiara sudah selesai diobati. Dokter sudah memperbolehkan mereka pulang, namun Orion bersikeras agar Kiara tetap dirawat satu malam saja.

Setelah makan, Pak Darma undur diri untuk merokok didepan, dan Orion mengizinkan. Hingga saat ini hanya ada Orion dan Kiara saja. Bahkan Kiara sudah tertidur kembali setelah beberapa saat sesudah makan.

Langkah seseorang terdengar tergesa dari pintu UGD. Orion menoleh, matanya sempat menyipit. Sosok itu berhenti di ambang pintu, wajahnya terlihat kacau namun sorot matanya tajam.

Itu Leo.

Keduanya saling menatap dalam diam. Udara di ruangan UGD seketika terasa tegang akibat kedatangan tamu yang tak diundang tersebut.

Orion berdiri lebih tegak, sementara Leo menatap lurus kearah Orion. Keduanya saling pandang beberapa saat seperti ada sesuatu yang belum terucap. Namun akan ada pemantik api emosi jika keduanya bicara.

1
Eka Rahma
nungguin aku thorr
NABABY: iya...
total 1 replies
Eka Rahma
semangat
Eka Rahma
lanjut thor
Eka Rahma
lanjut thor💪
NABABY: siap kakak
total 1 replies
Hoa thiên lý
Nggak sabar lanjutinya.
Celty Sturluson
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
NABABY: Bentar kak ya, hari ini aku usahain.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!