"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin"
Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis.
"kau.. Aku tidak ingat"
"Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buronan itu hingga ia meringis kesakitan.
"Berhenti, wanita gila" Umpat nya.
"Kembalikan ciuman pertamakuu!!" Seru nya histeris, habis nya Glamora tak rela ciuman pertama nya diambil buronan sialan ini.
"Baik, kalau itu mau mu". Buronan itu mendekat kan langkah nya perlahan ke wanita yang ada dihadapan nya, sehingga Glamora terpojok dan tidak bisa kabur lagi, buronan itu mendekat kan wajah nya pada Glamora. Apa ini haruskah Glamora merasa terancam karena takut dilecehkan.
Cupp
Glamora melebarkan mata nya kaget, apa yang berusan terjadi, buronan itu tersenyum geli. Ia mengambil dagu Glamora dan menahan nya, lalu melumat bibir Glamora yang sedikit tebal. Glamora mendorong tubuh kekar buronan itu.
"Sialan kau!"
PLAKK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melza Apriliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Mereka bertiga akhirnya sampai dikediaman keluarga Kyller, Dimana sekarang mereka berada di distric 1, mereka membuka gerbang besar yang menjulang tinggi keatas. Mereka masuk ke dalam sana dan terdapat banyak orang-orang yang menyapa mereka, sesekali ada yang menanyakan kabar kepada Arsyad dan Agler, dan terdapat tatapan bingung saat melihat wanita yang ada ditengah ayah dan anak laki-laki ini, disana sangat ramai seperti kota biasa, namun di distric 1 ini tertutup oleh gerbang dan dinding, seperti kawasan khusus untuk keluarga Kyller.
Glamora melihat sekeliling tempat itu, ada seorang laki-laki berkumis yang sedang memukul besi yang akan dibuat pedang dengan palu besar, yang lebih besar 20x lipat dari palu biabsa. Selain membuat pedang dan menjualnya, laki-laki itu juga membuat kris.
Lalu disampingnya terdapat wanita paruh baya yang sedang menjual kain anyaman dan keranjang.
Disebrang sana terdapat wanita cantik dan anak kecil yang sedang berjualan pakaian, perhiasan antik, dan perkakas, yang masih terlihat bagus dan indah jika dipakai, karena model nya yang sangat sederhana namun elegan.
Dan masih banyak toko, supermarket kecil yang terdapat di distric itu. Lalu hingga sampailah mereka dirumah Arsyad, sangat besar dibandingkan rumah-rumah penduduk distric 1 yang lain, dibelakang rumah pun terdapat lahan pertanian yang luas.
.
.
Rumah ini memang lumayan besar dan sudah lama ditinggal, namun Arsyad memerintahkan pekerja rumah nya untuk selalu membersihkan rumah ini, dan bodyguard untuk menjaga rumah nya dari musuh ataupun niat jahat manusia lain, jadi jika suatu saat mereka kembali ke rumah ini, rumah ini masih layak ditempati.
Keluarga Arsyad memang ketua di distric 1 ini, dan orang-orang yang ada didalam kawasan ini tetap hidup karena pertolongan keluarga Kyller, diluar sana keluarga Kyller dikenal jahat dan suka menindas orang lain.
Namun sebenarnya, berkat keluarga Kyller, sebagian besar orang-orang yang ada dikawasan ini mendapatkan tempat tinggal yang layak, dan bersyukur menjadi bagian dari Kyller, jika saja tidak ada keluarga ini mungkin mereka tinggal diluar sana dengan lalu lalang, dan ditindas orang yang tidak bertanggung jawab.
"Wah.." Mata Glamora berbinar saat melihat rumah milik Asryad.
Glamora berlari kecil ke arah pintu, disana terdapat 2 penjaga berbadan kekar dan tinggi melotot kepada Glamora. "Siapa kau?". Tanya salah satu penjaga itu.
"Hei, tenang-tenang dia kekasihku". Ujar Agler sambil merangkul Glamora, namun Glamora mengindar hingga Agler hanya merangkul angin.
"Baik, sudah lama kalian tidak menginjakkan kaki disini tuan" Ucap sang penjaga, walaupun pertanyaan yang dilontarkannya sedikit perhatian, tetapi mimik wajah mereka tetap kaku dan fokus pada satu titik.
"Fokus nya berlebihan" cicit Glamora iseng. Penjaga itu sedikit melirik pada Glamora. "Kenapa apakah aku cantik?". Tanya Glamora yang sadar akan hal itu. Lalu penjaga itu mengfokuskan dirinya.
"Mari masuk" Suruh Asryad yang memimpin jalan masuk ke dalam rumah.
Disana terdapat beberapa pelayan wanita yang tak kalah cantik, ada yang masih berumur 17, 20, seterusnya sampai ada wanita paruh baya.
Glamora tersenyum dan merunduk dikit maksudnya memberi hormat, lalu dijawab dengan perlakuan yang sama oleh pelayan disana.
"Cantik dan sangat sopan ya".
"Cantik sekali"
"Apakah itu kekasih tuan muda?"
"Sangat cocok jika memang benar"
Beberapa pelayan berbisik membicarakan Glamora, lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.
Arsyad, Agler dan Glamora duduk diruang tamu, ruang tamu disini sangat mewah dan ada beberapa bingkai foto yang sangat besar, dan ditengahnya terdapat lampu yang sangat besar hingga cukup menerangi seluruh ruangan tengah itu.
"Glamora, kamu bisa memilih kamar mana saja sesuai kemauanmu". Ucap Arsyad sambil tersenyum. "Terimakasih tadi sudah menolong saya". Tambah Asryad.
"Terimakasih paman, apa aku boleh lihat sekeliling rumah ini sambil memikirkan kamar yang ingin aku tempati?". Tanya Glamora terus merocos.
"Boleh, jika butuh apa-apa bisa panggil pelayan yang ada disini saja ya". Jawab Arsyad yang lalu pergi meninggalkan mereka ke kamarnya.
"Mari aku temani". Agler tersenyum manis sembari mengulurkan tangannya.
Glamora tidak menerima uluran itu dan langsung berjalan melihat-lihat, hingga mereka sampai dilantai 2, disana terdapat beberapa kamar yang sangat besar dan bagus, namun Glamora mengambil kamar yang sangat ia taksir.
"Bagus pilihanmu, kenapa tidak memilih kamarku?". Tanya Agler merengut menatap Glamora.
"Untuk?" Jawab Glamora singkat.
"Untuk tidur bersama". Agler menyengir kecil. Dijawab tatapan sinis oleh Glamora.
"Yasuda, apalagi yang ingin kau lihat?". Tanya Agler mengangkat alisnya.
"Tidak ada"
Akhirnya mereka turun ke lantai satu, Agler dan Glamora memutuskan keluar untuk melihat-lihat distric 1, karena Glamora masih penasaran dengan kawasan ini.
Glamora tertarik pada kakek tua yang sedang berjualan bunga, bunga itu sudah disiapkan pertangkai untuk dijual. "Bunga nya indah kek, berapa harga satuannya". Tanya Glamora ramah pada penjual tersebut.
"20 euro saja nona". Jawab kakek itu.
Wajah Glamora berubah sedih saat ingat ia tidak punya uang, karena selama ini dia memakai uang Agler. Glamora menatap Agler lembut sambil mengedipkan matanya berkali-kali. "Belikan satu untukku". Ucap nya.
"Tidak"
"Ayolah.. hanya 20 euro saja"
"Cium aku dulu". Agler menyilangkan kedua tangan diperutnya.
"Cih" Glamora menatap malas pada Agler. "Pelit sekali, sini dekatan". Ujar Glamora, lalu Agler meuruti perintah itu, mendekatkan pipi nya pada wajah Glamora.
Cupp
"Saya beli semua bunga nya kek". Agler memberikan uang euro yang tertumpuk sangat banyak, dari jas besar yang ia pakai.
Glamora mengambil satu ikatan, dan yang lain nya diantarkan kerumah Agler.