NovelToon NovelToon
Agen Black VS Pelaku Bullying Di Tubuh Anak SMA

Agen Black VS Pelaku Bullying Di Tubuh Anak SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Bullying dan Balas Dendam / Agen Wanita
Popularitas:645
Nilai: 5
Nama Author: Neogena Girl

Agen Black yang sedang menikmati hari libur dengan tidur di rooftop sekolah lantai 10 malah menyaksikan siswi korban bullying yang ingin mengakhiri hidupnya. Niat hati ingin menolong namun kematian aneh yang menghampiri.

Saat membuka mata, jiwa agen Black sudah berada di tubuh anak yang coba Dia selamatkan. Tanpa keraguan sedikitpun, agen Black memutuskan untuk membalas para pelaku bullying sambil tetap menyelesaikan misinya sebagai Agen Black.

Seperti lingkaran setan, Agen Black terus mendapati hal-hal baru yang memusingkan. apa yang menanti agen Black di ujung aksi balas dendamnya ?

=> Kalau suka, Silahkan dibaca ♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Pemanasan kembali di lanjutkan. Hari ini beberapa siswa terkesan mengikuti setiap gerakan dengan baik, sehingga tubuh Mereka langsung memanas. Khususnya Yelina, seolah ada kobaran api yang menghiasi iris matanya.

Setiap gerakan yang sebenarnya biasa-biasa saja terlihat berbeda di mata Yelina. Memanfaatkan hal ini, Agen Black sengaja melakukan gerakan dengan jarak yang lebih dekat, membuat debaran jantung Demian tidak terkendali dan membuat wajah nya sangat merona.

“Demian, apa Kau demam ?” Bisik Agen Black dengan sengaja.

“Hm ? Te.. Tentu tidak. Aku sehat-sehat saja kok.”

“Sungguh ? Tapi wajah Mu memerah, suara jantung Mu saja bisa Ku dengar. Kau sungguh baik-baik saja ?”

“!” Dengan pernyataan blak-blakan dari Agen Black, warna wajah Damian naik satu tingkat, seperti kepiting rebus.

Tidak menghiraukan reaksi Damian, Agen Black melirik Yelina dan memasang senyum miring. Alhasil Yelina yang terbawa suasana langsung mengumpat. “Brengs*k!!”

Semua tatapan langsung tertuju pada Yelina. Guru yang merasa terganggu mendapat permintaan maaf dari Yelina dan pelajaran olahraga tetap di lanjutkan.

Satu jam kemudian...

Pelajaran olahraga sudah selesai. Anak-anak lelaki pun lanjut memainkan bola basket ataupun bola voli. Kelompok anak-anak nampak terpecah-pecah namun Yelina tidak bisa langsung menyeret Agen Black pergi. Lantaran Dia memanfaatkan Damien dengan sangat baik untuk menjadi perisai.

Tak lama kemudian, seluruh kelas mendengar bunyi tanda istirahat.

Yelina bersama Yuri dan Anak-anak yang lain memilih untuk ganti seragam, sedangkan sebagian yang lain langsung menuju ke kantin, tak terkecuali Agen Black.

...***...

Sesaat kemudian,Yelina yang baru sampai di kantin langsung melihat keberadaan Agen Black yang duduk di bagian tengah di antara banyak siswa-siswi. Dengan cepat Dia mengambil sup dalam jumlah banyak dan berjalan ke arah Agen Black.

Tempat makan Agen Black sudah kosong. Dia terlihat baru saja meneguk air.

Yelina yang sudah sampai langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan menumpahkan sup.

Takh!

Srakkh..

Tes tes tes...

Agen Black langsung menjadi pusat perhatian. Tindakan pembulian yang sering terjadi biasa nya langsung di abaikan oleh anak-anak yang lain, namun kali ini tidak bisa. Karena saat ini Agen Black berada di bawa naungan payung.

“Pfftt.. Puahahaha... Bagaimana mungkin Kau tidak ada bosan-bosanya melakukan hal yang sama, Yelina ?” Ucap Agen Black sambil menutup kembali payung yang sudah melindunginya dari sup hangat.

“Hah! Kau sombong sekali hanya karena berhasil terhindar dari satu perbuatan Ku! Kau seolah lupa siapa yang menangis tersedu-sedu—“

“Aku tidak lupa.” Potong Agen Black. “Siapa yang bilang Aku lupa, Yelina ?”

“Yura, tarik Dia!” Perintah Yelina dan langsung di turuti. Agen Black membiarkan tubuh nya di tarik oleh Yura, lantaran Dia tidak bisa melanjutkan perkataannya di tengah keramaian kantin.

Setelah mengikuti langkah lambat dari dua pelaku pembulian ini, Akhir nya mereka berhenti saat sudah sampai di toilet.

“Kau sebelumnya selalu menyangkal bahwa tidak menyukai Jansen ataupun Damian. Tapi lihat diri Mu hari ini! Kau terang-terangan menunjukkan kegatalan Mu saat jam olahraga!” Ucap yura dengan emosi meledak-ledak.

“Padahal tadi Aku tidak menggaruk satu bagian dari tubuh Ku sedikit pun, kenapa kau menuduh Ku ‘kegatalan’ Yura ?”

PLAK!

Yura langsung meluncurkan satu tamparan usai Agen Black menjawab dengan enteng.

PLAK!!

Satu tamparan mendarat di pipi Yura sedetik kemudian. Lebih keras, lebih bertenaga dan lebih sakit bahkan sampai meninggalkan bekas kemerahan mengikuti bentuk tangan Agen Black.

“Kenapa melotot ? Kau juga mau di tampar ?” Ucap Agen Black pada Yelina. “Padahal Kalian hanya bisa menampar, menjambak, melakukan tindakan yang memang terkesan berlebihan beserta umpatan-umpatan tajam. Apa jadinya kalau Kalian berhadapan dengan lawan yang matang dalam aspek bertarung dan otak ? Tentu situasi nya akan berbalik.” Sambung Agen Black sambil membelai pipi Yura yang kemerahan.

Tangan yang di pakai untuk membelai itu tentu langsung di tepis dengan kasar. Tanpa rasa takut, Yelina menunjuk-nunjuk da*da Agen Black sambil bersuara.

“Kenapa Kau tiba-tiba jadi cerewet ? Apa hampir mati beberapa minggu lalu membuat Mu berpikir bisa melakukan apapun setelah hidup lagi ?”

“Tubuh ini seharusnya cerewet. Dan memang anak-anak di usia ini normalnya bercerita sampai mulut berbusa karena Mereka tidak akan berada di umur yang sama lagi beberapa tahun kedepan. Tapi sialnya, muncul anak-anak dengan otak dungu seperti Kalian. Menghancurkan masa sekolah yang seharusnya menyenangkan. Kalian tidak suka bersekolah kan ? Maka jangan menganggu anak lain yang mempertaruhkan semuanya agar bisa mendapat ilmu.”

Tak!

Dua tangan Yelina mendorong Agen Black sampai tubuh nya terduduk di atas closet yang tertutup.

“Aku paling tidak suka saat di nasehati oleh orang tua, apalagi diri Mu, Sialan!”

“Hei, Yelina. Kau sangat menginginkan Damian kan ?” Ucap Agen Black membuka topik baru.

“Sangat! Itulah sebab nya Aku akan menyingkirkan semua rumput liar yang ada di sekitar nya.”

“Baiklah. Kalau begitu Aku akan merebut Damian dari Mu.”

“Jangan bermain dengan api, sialan! Kau tidak tau senekat apa saat Aku sudah tidak bisa memaklumi perbuatan Mu lagi.”

Brakh!

Pintu langsung di tutup bahkan di kunci. Yelina dan Yura meninggalkan toilet dengan tawa yang melengking.

“Hmm... Sebentar lagi jam pelajaran selanjut nya akan di mulai. Kalau begitu, Aku harus basah saat ini.” Ucap Agen Black dan menyiram tubuh nya dengan air besih.

Dari atas rambut sampai ujung kaki, semua nya sudah disentuh oleh air.

Setelah memastikan semuanya basah, Dia langsung duduk sambil mengalunkan beberapa nada dan memainkan game offline yang ada di ponsel nya.

...***...

Drrtt... Drrttt...

Agen Black langsung menjawab panggilan telepon, dan suara dari seberang sana langsung terdengar.

“Sora, ini nomor ponsel Mu kan ? Kau mengirim pesan kemarin jadi Ku rasa ini pasti nomor ponsel Mu. Kau di mana ? Apa sudah pulang ? Kau tidak ada di dalam kelas.”

“...Toilet.” Jawab Agen Black berusaha memelankan suara agar terkesan lemah.

“Hm ? Apa yang terjadi dengan suara Mu ?”

“Aku.. Di kunci di toilet lantai tiga...”

“Apa ? Aku ke sana!” Teriak Damian dan langsung mematikan sambungan telepon.

“Astaga... Kendalikan perasaan jijik Mu, Agen Black. Kau harus bisa menahan semua nya.” Monolog nya dengan diri sendiri.

Beberapa saat kemudian, Damian muncul bak super hero yang selalu menyelamatkan orang-orang dari musibah.

“Hahh.. Hahhh.. Sora!” Panggil Damian dan langsung memeluk tubuh Agen Black yang terasa sangat dingin.

“Ugh, menjijikkan.” Batin Agen Black sambil menggigit bibir nya dengan kuat.

“Tenanglah. Kau aman sekarang. Aku akan mengantar Mu pulang.” Ucap Damian dan langsung menggendong Agen Black ala Bridal Style.

“Wajah Mu sangat pucat! Kenapa Kau tidak membalas perbuatan Yelina dan Yura ? Padahal kemarin Kau berhasil menghajar empat pria sekaligus!”

“Mereka... Wanita... Aku tidak bisa menghajar wanita...” Jawab Agen Black yang nampak sangat tidak berdaya.

“Haahh... Kau terlalu baik.” Tutur Damian sambil keluar dari Lift. “Supir Ku sudah menunggu Kita di gerbang sekolah.” Sambung Damian yang terus berjalan.

Siswa yang tidak memperhatikan pelajaran melihat keluar jendela dan mendapati sosok Damian yang sedang menggendong Sora.

“Gila!! Damian lagi gendong Cewek Guys!” Teriak nya dan membuat semua anak berdesak-desakan di jendela.

“Loh ? Itu Sora kan ?”

“Masa sih ?”

“Iya, itu Dia. Apa mata Kalian bermasalah ?”

“Padahal saat Yelina sakit pun, Damian tidak pernah menggendong nya seperti itu. Sepertinya sebentar lagi akan ada pasangan baru di angkatan Kita.”

“Ssstt... Jangan banting setir ke topik itu, Kau tidak lihat Yelina di ujung sana ?”

“Memang nya Aku peduli ? Dia tidak bisa berbuat apa-apa pada Ku. Kedudukan Ayah nya dan Ayah Ku sama.”

“Terserahlah.”

“Anak-anak, kembali ke tempat duduk Kalian.”

Usai menegur dan situasi kelas kembali kondusif, Guru kembali menjelaskan. Yelina sudah keluar dengan membawa ransel nya tanpa meminta ijin pada Guru. Ini bukan kejadian pertama sehingga Guru pun bersikap seolah tidak ada yang terjadi.

Kini Yelina sudah berada di dalam mobil dan memberikan perintah pada pak supir.

“Ikuti mobil Damian!”

“Baik Nona.”

...***...

...Tolong banget atuh ninggalin jejak 👣 kalian di kolom komentar 🫵😩 Neo juga butuh tenaga after up tauu😵‍💫 Jangan hening aja, Nanti Neo ngambek ini😩Jangan lupa nulis apa aja di kolom komentar, baru boleh lanjut ke Chapter selanjutnya....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!