Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misteri
Tabib Zhu berlari ke lantai atas. Dia mengejar bayang-bayang anak kecil.
Tap.. Tap.... Tap....
Langkah kakinya terhenti. Dia melihat pemandangan yang memalukan.
seorang anak kecil yang seperti ingin buang air. Cairan mengucur dari baju tipis berwarna putih. Tabib mendekat. Jalannya perlahan.
Suasana menjadi sunyi. Tak ada suara-suara. Hanya ada dia dan anak kecil itu.
Seketika anak kecil itu terkejut dan melotot melihat Tabib berjalan mendekat.
HISSSSSSSS...
Desisan itu keluar dari mulutnya.
"Apa yang kau lakukan? " Tanya Tabib
Tabib sudah merasakan hal yang janggal. Anak kecil di depannya ini bukanlah manusia.
"Pergilah ke tempat kau semula!!!! "
Tabib merapalkan mantra mengusir roh jahat. Dia mengangkat telapak tangannya, lalu cahaya putih terang menyala-nyala di bawah telapak itu.
Anak kecil yang lucu itu seketika berubah bentuk. Dia menjelma menjadi seekor domba yang berwujud mengerikan : bertaring, kuku yang panjang dan runcing, mata merah yang menyala-nyala. Ada api di mata itu.
"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI? PERGILAH IBLIS!!!!! " Gema suara itu membuat Raja dan Ratu keluar istana.
Semua pelayan menjauh dari pertikaian tabib dan iblis.
"AKU INGIN ANAK INI!!!! " ucap nya.
"Kenapa? Kau tidak seharusnya mengganggu dia! "
"Karena darahnya darah suci! " Teriakannya seperti lolongan. Iblis berlari menuju kamar putri Raja.
"Ku bilang, BERHENTIIII!!!! " Tabib Zhu merapalkan mantra. Mantra belum bekerja sepenuhnya. Tabib mengejarnya.
BRAKKKKK....
Pintu kamar gadis kecil itu terbuka. Terlihat sangat gadis sedang tertidur dengan raut kesedihan. Dia tidak bisa bangun. Seperti ada yang menyegel dirinya.
HARGGGHHHHHHHH
Auman sang iblis. Dia berhasil memasuki kamar itu.
Saat iblis hendak menyentuh anak itu, mantra menyegel dirinya.
ARGHHHHH
Iblis terlihat menjerit. Dia diam di tempat.
"LEPASKANNNN!!!! "Teriaknya.
Tabib Zhu melapalkan mantranya jauh lebih cepat. Mendekat dan menempelkan jimat di kening iblis.
ARGHHHHHHHH
TIDAKKKKKKK......
Iblis menjadi sosok yang semakin menakutkan. Matanya sangat merah. Jimat itu mendadak terbakar.
Dengan cekatan, Tabib menempelkan lagi jimat yang lebih ampuh
BRUKKKK.....
Sang Iblis limbung. Dia terjatuh. Dalam kondisi yang saat ini, antara sekarat dan ingin pindah alam. Sang Iblis berteriak :
"KAU KU KUTUK!!!!"
"KAU AKAN KEHILANGAN KEKUATANMU INI!!! "
Seketika Iblis musnah menjadi puing-puing yang membelah udara.
Tabib Zhu mendadak pingsan. Lemah menjalar sekujur tubuh.
...***...
Tabib Zhu terbangun. Dia berada di bilik istana untuk tamu. Kamar yang berhias batu kristal pada pinggiran guratan dinding. Tampak seperti angin yang membelah samudra.
Tabib Zhu berdiam diri. Dia mematahkan leher ke kiri dan ke kanan. Melakukan perenggangan.
Sekelebat ingatannya tentang iblis yang mengutuk dirinya, membuat dia menatap kedua telapak tangan yang terbuka.
Langkah nya menjadi gontai, sedikit lemas dan tidak bersemangat.
Tabib Zhu melewati kamar putri Raja. Dia sekilas melihat anak perempuan itu sudah bangun.
Penasarannya menyelimuti. Dia kembali lagi ke kamar itu.
Anak kecil dengan mata yang hijau, tampak sedikit lesu, bibirnya sedikit pucat.
"Hai, Paman! " Dia melambaikan tangan.
Tabib Zhu mendekat. Dia dapat melihat dengan jelas wajah Raja dan Ratu dengan jarak hanya beberapa meter.
Raja dan Ratu sangat jarang terlihat. Mereka selalu mengurusi urusan perbatasan. Wilayah yang membelah antar timur dan barat.
Raja jarang bepergian ke luar istana. Walaupun keluar, dia akan menyamar menjadi rakyat biasa.
Tak pernah terpikirkan wajah Raja dan Ratu adalah wajah yang dia lihat dua hari lalu.
Tabib Zhu terlihat mengangguk. Memegangi jenggotnya.
Tabib Zhu mendekati gadis kecil itu. Dia menyentuh nadi dan merasakan bahwa jiwa sang gadis sudah normal. Nadi berdenyut normal. Hangat menjalar di darah gadis itu.
Hanya saja, sekarang Tabib Zhu tidak bisa lagi merasakan bahaya atau sekedar perasaan bahwa ada yang melihatnya, di saat orang lain tak bisa melihat sesuatu yang fana, tak terlihat, tertawa melihatnya.
Semua hilang. Seperti ditelan masa.
"Bagaimana keadaan putriku? " Suara berat nan khawatir dari Raja memecah ombak lamunannya.
"Kondisinya sudah membaik. Saya undur diri. " Pamit mendadak dari Tabib Zhu membuat Raja tak enak hati.
"Sebentar, kemarilah. Kita berbicara sejenak. "
Tabib Zhu mengangguk dan membungkuk kaku.
Mereka tiba di lantai ke dua. Raja mengajak sang Tabib untuk ikut dengannya ke lorong paling ujung istana. Cahaya berpendar di sana.
Terlihat cahaya pagi sedang melambai. Raja lebih dulu berdiri, membuka sedikit jendela setinggi pintu, Memegang besi keras berwarna silver yang melengkung membentuk pagar penyanggah. Di bawahnya bisa terlihat aktifitas para pelayan yang membersihkan halaman istana yang luas.
"Katakan padaku. Apa yang terjadi? " Suara nya berat tertahan.
"Yang Mulia, hamba akan berterus terang, "
Sang Raja menatap sekilas, "Lanjutkan! " Tukasnya.
"Putri Yang Mulia memiliki kekuatan misterius. Dia memiliki darah suci. Semacam mantra yang bisa berpindah alam. "
Seketika, Raja mengernyitkan dahi.
"Maksudmu? "
"Seseorang yang memiliki darah suci akan selalu diburu. Menjadi incaran untuk makhluk yang ingin abadi. "
"Seperti iblis semalam. "
"Bagaimana putriku bisa aman? katakan padaku, aku tidak ingin kehilangan putriku! " Mendadak wajah Raja terlihat panik. Putrinya dalam bahaya.
"Aku memiliki kekuatan yang sama dengan nya. Tetapi iblis itu mengutuk diriku. Sehingga aku tidak memiliki kekuatan ku lagi. "
"Jadi benar, gosip yang beredar selama ini? " Tanya Raja.
"Apa itu Yang Mulia? "
"Kau memiliki kekuatan supranatural dan bisa berubah wujud! "
"Benar, Yang Mulia. " Tabib Zhu membungkuk.
"Aku cukup terkesan. Tetapi sekarang, aku hanya mementingkan keselamatan putriku. Bagaimana solusi darimu? "
"Aku tidak bisa menyarankan apapun, Yang Mulia. Tetapi aku bisa mengabdikan diriku. "
"Maksudmu? " Tanya Raja.
"Aku bisa mengawasi setiap gerak-gerik putri Yang Mulia. Menjadi pengikutmu. Aku siap mengabdikan diriku. "
Raja terlihat berpikir keras. Setelah menimbang matang-matang. Raja akhirnya bersuara.
"Baiklah, mulai sekarang awasi putriku. Aku hanya meminta kau untuk selalu bersama dengan dia. Jaga dia untukku. Dengan begitu, aku tidak perlu khawatir meninggalkannya di istana. " Raja mengedarkan pandangan ke halaman luas dan matahari yang terbit.
Tanpa diketahui, itu adalah hari terakhir sang Raja dan Ratu berada di istana. Tabib Zhu hanya memiliki secerca harapan baik dan buruk selalu menimpa di akhir cerita.