Aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan merasakan kepahitan dalam hidup. keluargaku yang memiliki aset kekayaan yang melimpah tiba-tiba saja bangkrut mendadak, dan yang lebih gilanya lagi Papah dan Mamah memaksa aku menikah dengan kepercayaan sang papah yang terkenal dingin dan datar itu. Aku sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan pernikahanku bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijaloverrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Happy Reading
####
Susana Kantor polisi yang sudah sepi hanya tersisa beberapa polisi yang masuk sip malam. Pandu bdan Alicah ikut ke kantor Polisi. Sebenarnya pandu tidak ingin mengajak Alicah tapi ia juga tidak mungkin meninggalkan Alicah.
"Boleh saya lihat KTP bapak dan Ibu," Ucap Polisi.
Pandu dan Alicah memberikan KTP mereka tampa protes apapun. dalam benak keduanya agar semuanya cepat selesai.
"Boleh Bapak jelaskan Bagaiman kronologi yang terjadi tadi."
Pandu menatap Alicah. Alicah pun membalas menatap Pandu sebentar dan mengalihkan tatapannya kedepan.
Pandu meng buang nafas kasar lalu menceritakan apa yang terjadi. Alicah melirik tangan pandu yang pria itu letakkan dipaha terkepal erat menahan emosi. lalu naik keatas menatap wajah Pandu yang juga memerah.
Selesai menjelaskan semuanya mereka harus bermalam di Sana sampai pria yang ia pukul sadar dan juga menjelaskan kronologi yang terjadi.
Mereka masuk ke dalam jeruji sementara yang ada disana. Keduanya terdiam tampa ada satupun yang ingin memulai pembicaraan.
Pandu baru ingat tadi ia membeli makanan untuk alicah, dan sekarang makanan itu mungkin sudah hancur di halte itu. Ia menatap ke arah Alicah. Menatap Lekat Wajah yang terpejam itu.
"Maaf," Gumam Pandu yang masih bisa didengar Alicah. Alicah membuka matanya yang terpejam tampa menatap Pandu yang duduk di sampingnya.
Ia malas mengatakan apapun, apalagi tenaganya sudah habis karena belum makan apapun. Ia kembali memejamkan matanya. seumur hidupnya senakal apapun dia, Ia tidak perna masuk atau berurusan dengan polisi. semua ini cukup membuatnya terkejut. entah takdir seperti apa yang terjadi dalam hidupnya, mulai dari keluarganya yang bangkrut, dinikahkan secara paksa, berpisah dengan orang tua, dan sekarang harus berurusan dengan polisi.
Pandu masih senantiasa menatap lekat wajah istrinya yang terlihat mulai memucat.
Ia berdiri dari duduknya dan mulai memanggil Polisi.
Seorang polisi mulai mendekat dan bertanya. Pandu meminta tolong dengan sedikit memohon agar mereka mau memesankan makana dari cafe yang ia kunjungi tadi. ia tidak sengaja melihat cafe itu tertulis menerima pesanan 24 jam.
Polisi yang awalnya menolak akhirnya memilih mengiayakan setelah pandu menjelaskan keadaan istrinya. Polisi itu melangkah menjauh dan Pandu kembali duduk di samping Alicah yang sudah tertidur.
Setengah jam berlalu dan akhirnya pesanan Pandu datang, ia tidak hanya memesan untuk mereka tapi jika untuk polisi yang bertugas.
Pandu mengucapkan Terima kasih setelah makanannya sudah ditangannya. Polisi disini cukup baik, Batin Pandu.
Ia duduk didepan Alicah dan mulai membangunkan wanita itu. "Alicah Bangun," Pandu membangunkan alicah dengan suara yang lembuat, tak mendapat respon Pandu kembali memanggil nama Alicah sambil memegang lembut pipi Alicah. Alicah yang tetusik mulai membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah wajah Pandu yang sangat dekat dengan wajahnya dan Alicah juga merasakan sentuhan lembut di pipinya.
"Apaan Sih.." Alicah menyentak tangan Pandu dari pipinya. "Jangan cari kesempatan ya lo," Nada suara Alicah yang mulai meninggi.
Pandu tidak memberikan respon apapun atas kemarahan Alicah, ia lebih memilih membuka bungkus makanan yang ada diantara keduanya. kini Alicah pun menatap makanan yang ada didepnnya. "Makan dulu," Titah Pandu setelah membuka kotak makanan, pandu memesan makanan yang sama dengan yang ia beli tadi.
Melihat respon Alicah yang hanya diam Pandu kembali bersuara. "Saya tau kamu lapar, dan ini juga makana dari cafe jadi gak ada alasan kamu menolak makan kali ini." Setelah mengatakan hal demikian Pandu memakan makanan miliknya.
Karena tidak tahan dengan rasa laparnya lagi, Alicah mengambil makanan didepannya dan mulai menyiapkan makanan kemulutnya. Enak, satu kata yang menggambarkan makanan yang ia makan, Alicah dengan lahap memakan semuanya. Pandu yang melihat itu tersenyum tipis sambil mengunyah makanan di mulutnya.
Bersambung......
######
*** Hi Readers, Terima Kasih Karena telah baca cerita ini, ini cerita perdana aku, jadi harap maklum ya,. Jangan lupa untuk Like komen Vote dan share.
Salam manis dari author. Lijaloverrr. *** 😊🥰🥰