NovelToon NovelToon
GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Gayatri, seorang ibu rumah tangga yang selama 25 tahun terakhir mengabdikan hidupnya untuk melayani keluarga dengan sepenuh hati. Meskipun begitu, apapun yang ia lakukan selalu terasa salah di mata keluarga sang suami.

Di hari ulang tahun pernikahannya yang ke-25 tahun, bukannya mendapatkan hadiah mewah atas semua pengorbanannya, Gayatri justru mendapatkan kenyataan pahit. Suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya yang cantik nan seksi.

Hidup dan keyakinan Gayatri hancur seketika. Semua pengabdian dan pengorbanan selama 25 tahun terasa sia-sia. Namun, Gayatri tahu bahwa ia tidak bisa menyerah pada nasib begitu saja.

Ia mungkin hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi bukan berarti ia lemah. Mampukan Gayatri membalas pengkhianatan suaminya dengan setimpal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GAYATRI 11

Kaluna menggoyangkan badan kecilnya, tak bisa menahan kegembiraan. “Aku terpilih ikut lomba memasak di sekolah!”

Suara riuh langsung memenuhi meja. Mahesa langsung berseru dan memeluk putrinya dengan bangga. 

“Benarkah itu, Nak? Wah, kau hebat!” seru Wira sambil menepuk meja pelan.

Sarita ikut tersenyum lebar. “Cucu Nenek ini memang sangat pintar dan berbakat.”

Nadya menoleh penuh dukungan. “Kaluna hebat sekali. Selamat, ya.”

Gayatri ikut tersenyum kecil, halus, namun tulus. Ia bangga, tentu saja. Putrinya selalu penuh kejutan menyenangkan. “Itu kabar yang bagus sekali, Nak.”

Kaluna kembali bersinar. “Iya! Dan lombanya itu, lomba memasak berpasangan antara murid dan ibunya!”

Sarita langsung menepuk tangan. “Wah, cucuku pasti akan menang besar kalau sama ibunya. Gayatri jagonya memasak,” katanya dengan bangga. 

Gayatri tersenyum dalam diam menerima pujian tak langsung itu. Sementara Kaluna justru menatap sang nenek tak setuju. 

"Iya, Ibu memang jago memasak. Tapi Ibu tidak bisa memasak makanan western. Untuk lomba memasak kali ini, aku ingin mengambil tema makanan luar, Nek." 

"Kenapa? Kenapa tidak makanan lokal saja? Makanan kita juga tidak kalah enak, Nak. Lihatlah ibumu, betapa jagonya ia memasak makanan—"

"Tidak mau! Untuk lomba kali ini, aku ingin ditemani Bibi Nadya saja. Bibi Nadya pasti mau, kan?" Gadis itu berpaling pada Nadya yang terlihat canggung, namun tak bisa menolak permintaan Kaluna. 

"Te-tentu saja, aku akan membantumu." Nadya menatap Mahesa lalu kembali menatap Kaluna dengan senyum manisnya. 

Keheningan jatuh di antara mereka, Wira menatap Gayatri yang tertunduk bisu. Sementara Sarita memandang Kaluna dengan tak habis pikir. 

Melihat Kaluna yang seperti merasa tidak bersalah itu, Sarita langsung bersuara tajam. “Kaluna! Itu lomba anak dan ibu. Ibu! Bukan orang lain! Kenapa kau memilih perempuan ini dibanding dengan ibumu sendiri?”

"Ibu, kenapa Ibu malah membentak Kaluna? Dia berhak memilih, Bu." Mahesa menyela. Tak terima jika putri kesayangannya itu dibentak oleh orang lain. 

“Tapi Nadya lebih bisa memasak western, Nek,” jawab Kaluna keras kepala. “Guru bilang, nilai plus kalau kami bisa bikin western food yang autentik. Pokoknya aku yakin bisa menang kalau masaknya makanan western!”

Mahesa ikut angkat tangan, mencoba menenangkan. “Kaluna mungkin punya pertimbangan—”

“Tapi ini lomba khusus ibu dan anak!” potong Sarita. “Gayatri itu ibumu! Masa kamu pilih orang lain?” Suara Sarita meninggi, membuat Nadya serba salah.

Mahesa menghela napas, menatap ibunya. “Ibu, jangan dibesar-besarkan. Luna kan sudah memutuskan dan memberitahu alasannya memilih Nadya. Kita harus hargai pandangannya.”

“Hargai pandangan apa? Itu ibunya dipinggirkan! Kau ini kenapa, Mahesa? Kau tidak lihat istrimu? Ha?!" seru Sarita.

Kaluna mengerutkan kening. “Nek, aku bukannya tidak mau memilih Ibu. TTap Ibu hanya bisa memasak makanan tradisional. Kalau aku lomba masak, aku mau menang. 

Bibi Nadya jago masak pasta, steak, semuanya yang western!”

Sarita menepuk dada, kesal. “Ya, terserah lau saja! Ada apa dengan anak muda zaman sekarang? Benar-benar tidak bisa menghargai sesuatu!” cerutunya kesal. 

Gayatri akhirnya angkat bicara, suaranya yang lembut langsung membuat meja makan hening.

“Ibu, tidak apa-apa. Yang Kaluna katakan itu benar, jika putriku ingin memenangkan lomba itu, maka tak apa Nadya yang menemaninya,” katanya tersenyum, seolah baik-baik saja, padahal hatinya merasa terluka. 

Semua orang yang ada di meja makan itu menoleh padanya. Bahkan, Keandra yang berdiri di dekat dapur pun tak melepaskan pandangannya dari sang ibu. 

Geayatri tersenyum. Lembut. Tenang. Meski ada bayangan luka kecil yang mudah terlihat jika seseorang memperhatikannya cukup lama.

“Kaluna berhak memilih. Kalau Luna yakin menang dengan Nadya, ya tidak apa-apa.” Ia memandang putrinya, berusaha memberi kehangatan yang tidak diharapkan dibalas. “Tapi Ibu akan tetap datang ke sekolah untuk mendukung putri Ibu dari sana.”

Kaluna terlihat lega. “Terima kasih, Bu. Ibu benar-benar sangat pengertian! Aku sayang Ibu!" katanya lalu mendekati sang ibu dan memeluknya. 

Gayatri mengulurkan tangan menyentuh pipi putrinya sebentar. “Kau bahagia, itu yang penting.”

Sarita berdiri dari kursinya. “Gayatri!"

Gayatri menatap mertuanya dengan senyum sopan yang menutupi guncangan di dadanya. “Ibu, Luna sudah besar. Dia punya pilihannya sendiri, dia juga sudah bisa memutuskan apa yang baik untuknya.”

Mahesa menambahkan, “Iya, Bu. Jangan ikut campur berlebihan. Kita harus menghargai Kaluna, bahkan mendukungnya.”

Sarita menatap putranya tajam. “Kamu membelanya atau sedang membela ….” Ia menoleh sekilas ke arah Nadya. "Terserah kalian saja!"

Mahesa menarik napas panjang. “Ibu, tolong. Ini hanya urusan lomba sekolah.”

“Iya, iya, terserah kalian saja! Aku tidak akan ikut campur lagi!!” tegas Sarita, lalu memilih beranjak dari meja makan. 

Wira akhirnya angkat bicara. "Sudah, sudah, yang terpenting Kaluna harus berusaha untuk lomba kali ini jika ingin menang." 

Namun, tatapan Wira berbeda jauh dengan apa yang dikatakannya. Dari tatapannya, jelas bahwa ia tidak setuju dengan Kaluna. 

Sementara itu, Gayatri menunduk ke piringnya. Senyum itu masih di sana, tapi seluruh rasanya berubah pahit. Sesuatu seperti retakan halus menjalar di hatinya, mengingatkan bahwa dunia yang ia bangun selama dua puluh lima tahun sedang bergeser pelan-pelan dari bawah kakinya.

Dan yang paling menyakitkan bukanlah kehadiran Nadya di keluarganya. Bukan pula Mahesa yang seringkali menyakiti hatinya.

Tapi putrinya sendiri, yang bahkan tidak sadar telah menyakiti ibunya secara tak langsung. Jujur saja, Gayatri merasa kecewa dengan keputusan Kaluna, tetapi sebagai seorang ibu, ia juga ingin yang terbaik bagi anaknya.

1
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kok saya pengen ikutan ngamookkk 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Rasain tuh 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Langsung shock berat 😔
Dwiann🌱
Greget banget sama Sarita dan Mahesa(⁠ノ⁠`⁠⌒⁠´⁠)⁠ノ
Dwiann🌱
Thor, sejak pertama kali saya membaca saya langsung terbawa cerita. Tetap semangat ya, Thor💪💐❤️
Ceu Markonah
bongkar kebusukan mahesa
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
tanya gih ke anakmu
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ibukmu sudah lihat semua, dan kalau dia msh mau bersama bapakmu ya berarti gu oblok ehh
Uswatun Hasanah
tambah lagi thor 🙏🙏🙏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
bersiaplah Mahesa 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
berlari pergi
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
benci tapi cinta 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
rasain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Kalian yg akan terkejut 🤭
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 👍🏻
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
kita lihat apa Nadya bisa mengurus rumah dan penghuninya yg lain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 😌
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Anak dan bapaknya sama saja 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Untunglah Shakira tidak seperti ibunya 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Apa hubungannya,belum tentu orang yg pendidikan tinggi bisa mengurus keluarganya 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!