Aku sering mendengar orang berkata bahwa tato hanya diatas kulit.
“Jangan bergerak.”
Suara Drevian Vendrell terdengar pelan, tapi tegas di atas kepalaku.
Jarumnya menyentuh kulitku, dingin dan tajam.
Ini pertama kalinya aku ditato, tapi aku lebih sibuk memikirkan jarak tubuhnya yang terlalu dekat.
Aku bisa mencium aroma tinta, alkohol, dan... entah kenapa, dia.
Hangat. Menyebalkan. Tapi bikin aku mau tetap di sini.
“Aku suka caramu diam.” katanya tiba-tiba.
Aku hampir tertawa, tapi kutahan.
Dia memang begitu. Dingin, sok datar, seolah dunia hanya tentang seni dan tatonya.
Tapi aku tahu, pelan-pelan, dia juga sedang mengukir aku lebih dari sekadar di kulit.
Dan bodohnya, aku membiarkan dia melakukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reenie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gosip Dibalik Rak
Zeke merebahkan tubuhnya diranjang kamarnya, ponsel di tangan, layar terang benderang oleh notifikasi yang tiada henti. Malam itu, Instagram penuh dengan satu topik yang sama Selena dan Drevian. Potongan video pendek, foto buram, dan status panjang berterbaran di beranda. Semua orang merasa berhak memposting kejadian di studio tato kemarin.
Ia mengetik cepat pada akun Livia.
Zeke: “Hei, kau udah lihat IG story orang-orang soal Selena? Masalah lagi.”
Tak butuh waktu lama, balasan masuk.
Livia: “Maksudmu yang katanya Drevian bentak perempuan di studionya? Aku lihat tadi. Itu Selena lagi?”
Zeke menghela napas, Ia membalas lagi.
Zeke: “Iya. Dan semua orang jadi salah paham. Padahal Selena yang maksa. Aku ada di sana, Liv. Drevian hampir muntah liat kelakuannya. Tapi orang cuma lihat bagian dia dibentak.”
Livia : "Emang Selena bilang apa sampai Drevian marah besar?"
Zeke : "Sebenarnya ini yang aku ingin katakan. Tapi tolong jangan bilang pada Liora. Aku takut dia tambah sakit hati"
Livia menunggu
Satu menit kemudian pesan terkirim
Zeke : "Selena dari dulu memaksa Drevian untuk mentatonya ditempat pribadinya dan juga Selena ingin Drevian mentatonya tanpa pakaian."
Livia membelalak dan merasakan perutnya mual.
Livia : "APA?!" Selena itu sakit obsesi, ya?"
Zeke : "Iya. Dialah perempuan yang selalu minta ditato tanpa pakaian. Awalnya aku udah bilang sama Liora waktu pertama kali bertemu, tapi aku tidak bilang kalau perempuan itu Selena. Aku takut Liora sakit hati."
Livia : "Iya. Aku tidak bilang pada Liora. Yang penting aku tahu."
Livia menahan layar ponselnya lama-lama, tatapannya berkaca-kaca. Hatinya langsung tertarik pada satu nama, Liora. Ia tahu sahabatnya itu pasti ingin tahu. Namun bersamaan dengan itu, ia juga khawatir.
Besoknya, Liora kembali bekerja menyusun buku dirak. Gosip itu membuat telinga Liora memerah. Hari ini pelanggan lumayan bertambah tapi dengan topik hangat. Bukannya baca buku malah jadi tempat gosip.
"Eh, sudah kalian lihat belum? Vendrell bentak Selena lho kemarin di studionya. Bahkan Selena sampai nangis."
"Kasihan banget ya, Selena. Memang laki-laki seperti itu perlu dikasih paham. Masa dia membentak perempuan sampai menangis. Apalagi Selena kan sudah dekat dengan Vendrell sewaktu SMA." timpal pelanggan yang lain.
Liora duduk dipojok baca dan membuka IG nya. Baru buka IG sudah langsung muncul postingan agak buram bahwa Drevian membentak Selena dan beberapa vidio pendek. Itu diposting di akun orang-orang bukan akun Selena.
Komentarnya kebanyakan menyalahkan Liora. Jika Liora tidak datang dikehidupan Drevian, Selena pasti sudah bersamanya.
@Selena.fans : "Tega banget Drevian membentak Selena sampai nangis gitu."
@Flowers : "Iya. Kalau bukan karena gadis buku itu, pasti Drevian baik-baik saja dengan Selena."
@Vianne.books.fans : "Kalian tahu apa tentang Liora? Kenapa kalian sangkut pautkan masalah ini dengan Liora?"
Liora scrol terus komentar itu sampai ke bawah tapi tidak menemukan komentar Zeke.
Di balik rak buku, para pelanggan malah menggosip Liora sebagai penyebab masalah Selena. Kebanyakan dari mereka malah membela Selena. Yang mereka tahu Selena adalah gadis yang dekat pada Drevian dulu sewaktu SMA dan Liora hanya sebagai pengganggu hidup Drevian saja.
"Kalian udah lihat komentar, belum? Vendrell bentak Selena kemarin distudionya. Kasihan ya"
"Iya aku lihat. Padahal kan Selena itu udah dekat sama Vendrell waktu SMA tapi kok Vendrell gak suka gitu ya sama Selena." ucap pelanggan lain
"Bukannya Evianne ini pacarnya Vendrell? Kok bisa mau ya Vendrell sama Evianne? Padahal lebih kaya Selena lho. Evianne kan hanya punya toko buku ini."
"Iya juga. Mereka saja tidak setara. Vendrell dari keluarga kaya masa pacarnya dari keluarga-"
"Cukup!!" Ibu Veli memotong pembicaraan dan membentak pelanggan perempuan muda itu.
"Disini itu tempat baca buku bukan tempat gosip. Kalian bilang Evianne cuman punya toko buku? Sadar diri lah kalian itu baca buku dimana? Dimana sekarang kalian baca buku? Di Evianne kan? Gadis-gadis yang cantik, tolong mulutnya dijaga ya." tegas Ibu Veli
Kedua gadis muda itu merasa dipermalukan lalu membentak kembali
"Kami itu temannya Selena waktu SMA. Yah, kami gak suka aja dia dibentak sama Vendrell kayak gitu, apalagi pacarnya Evianne books ini? Yang benar saja gak setara." bentak salah satu gadis muda
"Wajah saja yang cantik tapi tidak dengan perilaku. Kalian sama saja seperti Selena, cantik diluar jelek didalam. Kalian teman-teman Selena kan? Pantas saja cocok. Sama-sama menggatal." balas Ibu Veli
Kedua gadis muda itu wajahnya memerah dan merasa malu tidak bisa melawan Ibu Veli. Mereka lalu pergi dan meninggalkan Ibu Veli.
Dibalik itu, Liora menangis dirak buku tanpa suara. Hatinya seperti dihantam batu, dituduh tanpa bukti.
Suasana di toko itu menjadi tegang. Beberapa pelanggan keluar karena selalu saja ada pertengkaran dan mereka merasa tidak nyaman. Namun ada dua gadis yang masih membaca disudut. Mereka berbicara tentang Selena.
"Kita kan dulu juga satu SMA dengan Selena dan Drevian. Bukannya Selena itu simpanan bosnya, ya dikantor? Dan Selena selalu menggatal dengan Drevian. Kenapa orang-orang buta akan Selena, ya?"
"Iya, aku pernah datang ke studio Vendrell, nah disitu tepat Selena datang. Dia selalu maksa ditato oleh Vendrell tanpa pakaian. Murahan banget gak sih? " timpal gadis lain
"Tapi aku heran, kenapa masih ada yang bela Selena. Padahal jelas-jelas dia itu wanita penggoda. Ya dia terima aja takdirnya gak bisa bersama Vendrell. Lagian Vendrell itu cocok sama gadis lugu kayak Liora bukan gadis murahan kayak Selena." ucap pelanggan perempuan itu lagi.
Liora yang tak tahu tentang itu merasa hatinya tercabik-cabik. Sekilas, Livia dan Ibu Veli mendengar kedua gadis itu. Rahasia yang selama ini Livia simpan, ternyata sudah diketahui Liora sendiri.
Liora lalu pergi ke kamarnya dan menangis. Tak menyangka akan mendengar gosip seperti ini lagi. Kini di toko buku itu hanya tersisa dua gadis dipojok, Ibu Veli dan Livia.
"Zeke, Liora udah tau kalau Selena pernah maksa Drevian ditato tanpa pakaian."
Kring.....
Ponsel Zeke berbunyi, tepat saat dia istirahat
"Liora tahu dari mana?"
"Ada dua pelanggan yang cerita tadi. Kata mereka dulu mereka juga satu sekolah sama Drevian. Tepat saat Liora dirak sebelah, dan dia dengar. Aku lihat dari kasir, wajah Liora kayak pucat gitu. Aku rasa dia sakit hati." balasnya
"Tapi intinya Drevian tidak pernah mentato Selena sekali pun, apalagi sampai bagian intim dan tak akan pernah. Drevian hanya mau Liora"
"Oh iya, besok Drevian mau menemui Liora ke toko buku kalian. Boleh tolong toko buku kalian di close satu hari saja? Drevian mau menjelaskan semua pada Liora. Alasan Drevian minta di close karena dia tidak mau mendengar gosip saat dia datang."
"Oke. Aku akan close." balas Livia
"Tapi jangan bilang pada Liora kalau Drevian besok datang."
"Kenapa?" tanya Livia penasaran
"Tidak tahu. Itu perintah bos."
Livia mengiyakan. Liora hanya perlu penjelasan dari Drevian. Dia lelah disalahkan terus oleh orang-orang karena merusak hubungan Selena dengan Drevian.
waw sih