Lisa mencoba mempertahankan pernikahannya,yang sudah tidak sehat demi anak nya karena anaknya begitu dekat dengan ayahnya.Tapi seiring berjalannya waktu suami dan mertuanya semakin tidak menghargainya,dan bahkan mertuanya dengan terangan-terangan mendukung suaminya untuk selingkuh.
Apakah lisa mampu mempertahankan rumah tangganya yang sudah tidak sehat apakah dia berani bercerai dengan suaminya yang selalu mengancam anak ikut dengannya sementara dia begitu mencintai papanya.
Ikuti kisah ini jangan lupa dukuangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis remahan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 ~ Merasa ada yang aneh ~
Lisa menurunkan barang-barangnya dari sepeda motornya,dia menenteng sebagain masuk ke dalam rumah dan sebagain lagi masih tinggal diluar.Celin yang sudah bangun masih di gendongannya.
Pada saat masuk ke dalam rumah,dia melihat mertua dan adik iparnya sedang mengobrol keduanya langsung terdiam saat dia masuk sepertinya keduanya sedang membicarakannya makanya mereka langsung diam saat dia masuk ke dalam rumah.
"Lisa berikan Celin padaku,kenapa kamu mengangkat barang sambil menggendong anak,kalau dia jatuh bagaimana? dia itu cucuku." Ucap Ratih tiba-tiba sembari beranjak menghampirinya meminta Celin.
Lisa tersentak mendengar ucapan mertuanya,bahkan dia mematung dan tidak tau harus memberikan jawaban apa kepada mertuanya yang tiba-tiba berubah.
Lisa membuka pengikat gendongannya,Ratih menimang Celin lalu membawanya ke sofa,lisa berdiri antara bingung dan masih kaget dengan perubahan mertuanya itu.
Celin sudah berumur dua tahun sebulan yang lalu, tapi baru kali ini wanita itu mau meminta Celin padanya entah setan apa yang merasuki mertuanya membuatnya sedikit takut.
"Kamu kenapa masih berdiri disitu? kamu tidak mau memberikan Celin padaku?"
"Ah..Tidak bu,aku hanya merasa aneh saja." Jawab Lisa sembari pergi meninggalkan ibu dan adik iparnya di ruang tamu dan Celin masih di pangkuan mertuanya.
"Setan apa yang merasukinya? Apa yang terjadi dengannya?" Pertanyaan demi pertanyaan hadir dipikirannya tapi dia tidak menemukan jawaban yang tepat.
" Bu....Ibu cocok juga ternyata jadi mertua yang baik,lihat Celin saja nyaman duduk dipangkuan ibu..!!!" Viona menggoda ibunya sembari tertawa mengejek.
"Diam kamu ahh...Kalau bukan karena Abang mu yang minta,aku tidak sudi menjaga bocah kecil ini." Jawab Ratih.
" Diam....Dia sudah datang." Ratih pura-pura bermain dengan Celin,dan entah kenapa Celin begitu nyaman dengan wanita itu meskipun sejak lahir wanita itu tidak pernah mau peduli dengannya bahkan secara tidak langsung sering disakiti dengan menyuruh Lisa tidak memberinya susu formula pengganti asi yang sudah tidak diminumnya lagi.
" Bu....Berikan Celin padaku,pekerjaanku sudah selesai aku akan mengurusnya dulu baru memasak." Ucap Lisa setelah semua barangnya dia antar kebelakang.Sebenarnya dia masih sibuk dan masih butuh bantuan mertuanya untuk menjaga Celin tapi dia masih belum percaya dengan mertuanya yang tiba-tiba saja berubah.
" Iya nga papa,kalau kamu capek kamu bisa istrahat jangan di paksa bekerja."
"Iya bu terima kasih." Jawab Celin lalu segera pergi meninggalkan keduanya karena dia begitu sungkan berada diantara mereka.
****
Seperti biasa setelah Celin tidur,Lisa mulai bekerja di dapur menyelesaikan semua pekerjaan yang sudah menumpuk sejak pagi.Walaupun mertuanya kelihatan sudah mulai berubah,untuk membantu Lisa di dapur tetap saja dia tidak mau begitu juga dengan iparnya.
Mertua dan iparnya datang ke ruang makan setelah tau kalau Lisa sudah selesai memasak,dan hidangan hari ini sungguh membuat keduanya semakin kelaparan.
Dimeja sudah tertata rapi lauk yang begitu menggiurkan ada rendang sapi dan juga udang saos Padang.
Keduanya tampak lupa kalau mereka harus berpura-pura dihadapan Lisa,mereka makan dengan sangat lahap tanpa mengajak Lisa yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Bu..." Viona memberi isyarat dengan matanya,membuat Ratih juga tersadar dari kecerobohan mereka.
"Lisa...Kenapa kamu tidak makan bersama kami? Kenapa masih disana?" Ratih pura-pura mengajaknya makan bersama.
"Tidak usah bu,aku masih ada kesibukan ibu dan Viona duluan yang makan lanjutkan saja dulu ya bu,aku mau memeriksa Celin juga." Jawab Lisa lalu dia pergi ke kamarnya.
"Aku sudah selesai makan,sebenarnya aku ingin menghabiskan ini semua tapi takutnya dia curiga sama kita,enak banget lauk hari ini,benar kata Abang mu sedikit saja kita bersikap baik padanya dia akan memberikan kita makanan yang enak.Dasar orang bodoh." Ucap Ratih dengan nada merendahkan.
" Ehh...Viona kapan kamu membawa pacarmu ke rumah ini,bukan kah kamu bilang akan membawa pacar mu yang anak pejabat itu ke rumah secepatnya?" Tanya Ratih tiba-tiba teringat janji Viona beberapa hari kemarin.
" Entahlah bu,pria itu sulit sekali di dapatkan,aku sangat menyukai pria itu segala yang ada dalam diri pria itu benar-benar membuatku jatuh cinta padanya tapi sayang pria itu sangat sulit didekati" Jawab Viona dengan wajah tiba-tiba berubah.
"Namanya dia orang hebat,anak pejabat sudah pasti dia juga mencari orang yang sepadan dengannya,dia juga pasti mencari bibit,bebet,bobot yang baik,tunjukkan padanya kalau kamu pantas untuknya tetaplah mengejarnya kalau bisa buat dia menghamili mu agar dia menikahimu." Jawab ibunya memberikan ajaran yang bodoh.
" Sulit sekali bu,aku sudah hampir putus asa,sepertinya aku ini bukan levelnya." Jawabnya dengan nada putus asa.
Keduanya terdiam larut dalam pikiran masing-masing,wajah Viona tampak murung saat ibunya mengingatkan tentang pria yang sudah lama dia kejar tapi sama sekali tidak pernah memberinya kesempatan.
" Sudahlah kita ke ruang tamu lagi,meja ini sangat berantakan membuatku tidak nyaman,Lisa akan membereskan ini nanti." Ucap ibunya.Keduanya kembali ke ruang tamu dan mengobrol disana meninggalkan meja makan berantakan bekas makan mereka.
****
Hari sudah sore Lisa sudah selesai melakukan semua pekerjaan rumah,dia beberapa kali melihat jam dinding jam sudah menunjukkan pukul setengah enam tapi dia belum melihat batang hidung suaminya.
"Kemana dia? kenapa belakangan ini mas Anton selalu pulang sore,bukankah mereka pulang jam tiga sore?" Ucapnya dalam hati.
Ada banyak hal yang ingin dia tanyakan kepada suaminya tapi sampai jam sudah hampir menunjukkan pukul enam sore suaminya belum juga muncul.
Sementara itu Antoni sedang duduk santai di rumah Mona,keduanya sedang menonton televisi setelah mereka melakukan ritual yang sudah tiga hari tidak mereka lakukan.
Mona tidur dengan manja di pangkuan Antoni,dan Antoni mengelus rambut halus milik kekasihnya sesekali mencium kening wanita itu.
"Jadi kapan keluar mobil mu itu mas? Aku tidak sabar ingin menaiki mobil baru mu?" Tanya Mona dengan manja.
"Mungkin Minggu depan sayang,santai saja kamu akan menjadi wanita pertama yang duduk di sebelahku,aku akan membawa mu keliling kota ini dengan mobil baru ku." Jawab Antoni sembari mencubit hidung mancung milik Mona.
"Yang benar sayang,terus istrimu...?"
"Sudahlah jangan bahas wanita itu,mengingat bau badannya saja sudah membuatku jijik.Aku pasti jarang membawanya nanti dengan mobilku takutnya minyak diwajahnya akan lengket di kursi mobilku dan mengotori mobilku nanti." Jawabnya dengan angkuh dan wajah jijik membuat Mona tertawa lepas.
" Hahaha....Kamu bisa aja sayang,kamu lupa kalau dia istrimu? Hahahaha..." Mona berbicara sembari terus tertawa.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹