NovelToon NovelToon
Sang Raja Asura

Sang Raja Asura

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Anonim

Bercerita seorang yang dahulu di beri julukan sebagai Dewa Pengetahuan dimana di suatu saat dirinya dihianati oleh muridnya dan akhirnya harus berinkarnasi, ini merupakan cerita perjalanan Feng Nan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18:Kepergian

Malam telah menutup langit dengan selimut gelapnya ketika Feng Nan memutuskan: mereka harus pergi malam ini juga. Tanpa isyarat, tanpa perpisahan panjang, dan tanpa membawa siapa pun kecuali Liu Shi. Bahkan adiknya, Mei, harus ditinggalkan kali ini. Bukan karena ia tidak mempercayainya, tapi karena satu langkah salah dapat berarti kematian—bukan hanya untuk mereka, tapi juga bagi siapa pun yang berada di dekat mereka.

Di pelataran belakang sekte, yang biasanya tenang dan sepi, Feng Nan berdiri menatap langit. Bintang-bintang belum muncul, seolah ikut menyembunyikan diri dari sesuatu yang besar yang akan datang. Udara malam terasa berbeda—dingin, berat, seperti membawa bisikan dunia yang sedang berubah arah.

Liu Shi berdiri tak jauh darinya, dengan pakaian sederhana dan rambut yang terikat setengah. Di matanya, tak ada kebingungan, tak ada rasa takut, hanya keheningan—keheningan yang tampaknya sudah ia latih selama dua hari terakhir sejak kejadian itu di ruang utama sekte.

“Kenapa sekarang?” tanya Liu Shi pelan, suaranya hampir tertelan angin.

Feng Nan menoleh pelan. Cahaya obor kecil yang menempel di tembok batu memantulkan bayang-bayang di wajahnya. “Karena mereka akan datang esok. Atau mungkin malam ini. Kita tak punya waktu lagi.”

Liu Shi menggenggam erat tas kain kecil di tangannya—isi dari seluruh kehidupannya selama ini. Buku latihan napas, batu roh berkualitas rendah, dan sepasang benda kecil yang dulu diberikan Tetua Hu: kunci dan liontin kayu dengan ukiran berbentuk pusaran.

Seseorang mendekat dari arah selatan halaman. Langkahnya tertahan, seolah tak ingin mengganggu. Tetua Hu muncul dari balik pintu samping, wajahnya suram, matanya merah seolah tak tidur sepanjang malam. Ia membawa sesuatu di tangannya—sebuah bungkusan kecil yang dibalut kain biru tua.

“Aku tidak bisa ikut mengantar,” ucapnya lirih, lalu menyodorkan bungkusan itu pada Liu Shi. “Ini... bekal roh. Bukan makanan. Tapi bisa menyelamatkan hidupmu dalam keadaan tertentu. Simpan baik-baik.”

Liu Shi menerimanya dengan dua tangan, menunduk dalam. Tak ada kata yang bisa ia ucapkan, hanya matanya yang berkaca-kaca.

Tetua Hu memandang mereka berdua, lalu akhirnya menatap Liu Shi dengan tatapan seperti seorang ayah yang melepaskan anak ke medan perang. “Kau harus kuat. Bukan karena dunia ini adil, tapi karena tak ada yang akan memberimu ruang untuk menjadi lemah. Dunia luar... lebih kejam dari apa yang pernah kau bayangkan. Tapi aku tahu, di dalam dirimu, ada sesuatu yang jauh lebih besar daripada rasa takut.”

“Terima kasih, Guru...” bisik Liu Shi.

Feng Nan mengangguk hormat, lalu dengan satu isyarat kepala, ia mulai bergerak. Tanpa suara, tanpa perpisahan, mereka berjalan menyusuri jalur sempit di balik bangunan kediaman para tetua. Jalan itu adalah jalan lama, hampir tak digunakan lagi sejak perbaikan besar sekte dua dekade lalu. Tapi Feng Nan tahu jalur ini akan membawa mereka langsung menuju kota tanpa melewati gerbang utama.

Langit mulai memudar, dari hitam pekat menjadi kebiruan pucat. Waktu tidak berpihak pada mereka.

Mereka telah berlari hampir satu jam tanpa berhenti, melewati hutan pinus yang mengelilingi lembah luar sekte. Tanpa suara, tanpa cahaya, hanya langkah mereka yang bergema pelan di tanah berlapis jarum daun. Hembusan angin malam membawa bau embun dan tanah basah, menambah tekanan pada detik-detik yang terus berlalu.

Namun, ketika mereka mencapai dataran tinggi dengan jalan batu yang mengarah ke kota, Feng Nan tiba-tiba menghentikan langkahnya. Matanya membelalak, napasnya tertahan.

Tiga sosok berdiri di hadapan mereka.

Ketiganya tampak seperti manusia biasa—pakaian sederhana, rambut terikat rapi—namun aura mereka... mengguncang. Tak terlihat dengan mata biasa, tapi bagi mereka yang peka terhadap energi, gelombang tekanan yang keluar dari tubuh ketiga orang itu seperti dinding tak kasat mata yang siap menghancurkan siapa pun yang melangkah terlalu dekat.

Sosok pertama, seorang pria tinggi dengan jubah merah tua dan rambut perak sebahu, memandang mereka dengan tatapan santai. Di pinggangnya tergantung sebuah pedang panjang berukir naga emas.

Yang kedua, wanita bertubuh mungil dengan wajah muda dan rambut dikuncir dua, mengenakan topeng setengah wajah dari kayu hitam. Namun aura dingin yang menyelimuti tubuhnya lebih tajam dari salju abadi di puncak Gunung Tianxue.

Dan yang terakhir... pria tua dengan tongkat kayu bengkok, tubuh bungkuk dan kulit keriput seperti pohon tua. Tapi dari matanya, terpancar cahaya aneh berwarna hijau pucat, seolah ia bisa melihat lebih dari yang tampak di permukaan.

“Hmm apakah gadis itu yang menjadi buruan kita sekarang,” ucap pria berjubah merah itu dengan suara berat tapi tenang. “Dan pasti bocah itu yang selalu di samping gadis itu.”

Feng Nan melangkah maju, posisi tubuhnya setengah melindungi Liu Shi. Ia tahu, pertarungan di sini hanya akan mengakibatkan satu hal: kematian.

“Aku tak ingin melawan,” kata Feng Nan tenang. “Bawa pesan kalian dan pergilah. Gadis ini tak akan menjadi ancaman bagi siapa pun.”

Wanita bertopeng tertawa kecil, suaranya dingin dan tajam. “Lucu... Ancaman bukan dilihat dari niatnya, tapi dari kemungkinannya. Dan dia punya kemungkinan yang terlalu besar.”

“Jika dia adalah kunci,” sambung pria tua bertongkat, “maka kami hanya perlu satu hal: pastikan kuncinya tak jatuh ke tangan yang salah.”

Feng Nan menatap tajam kepada ketiga orang di depanya dan tampa basa basi segera mengeluarkan pedangnya dari cincin ruangnya, melihat itu membuat ketiga orang itu saling memandang dan tersenyum.

"Hahaha, sepertinya kau lebih menginginkan kematian menyakitkan dari pada mati dengan tenang,"ucap orang berjubah merah dan segera melirik kepada pria tua itu untuk segera menyerang.

Dan dengan cepat pria itu melesat mengarah ke Feng Nan dengan tongkatnya yang mengeluarkan aura berwarna hijjau gelap memberikan tekanan kepada sekitarnya namun tidak untuk Feng Nan dengan tenang dia menatap serangan itu dan dengan cepat memiringkan kepalanya dan segera membalas serangan itu dengan menancapkan pedangnya ke leher pria tua itu.

Crash!

Seluruh tempat itu hening, tidak ada yang percaya dengan apa yang mereka lihat kecuali Feng Nan, pria berjubah merah itu segera tersadar, dia bisa tahu jika Feng Nan merupakan orang tanguh yang mungkin dirinyapun tidak bisa mengalahkanya, karena dia tahu kekuatan pria tua itu.

"Kakak, bagaimana sekarang?"tanya gadis itu yang tidak kalah merinding.

"Hm, aku tidak percaya jika dia bisa mengalahkan kita berdua, adik ayo kita serang bersama-sama,"ucap pria itu dan di balas angukan dari gadis itu.

Dan segera dua sosok bergerak dengan cepat mengarah ke Feng Nan, Feng Nan yang melihatnya hanya diam tak banyak bergerak namun tepat saat dua bayangan semakin mendekatinya, dia tiba-tiba menghilang dan.

Crash!

Sosoknya muncul kembali dengan pria dan gadis itu di belakangnya, perlahan dari bilah pedang Feng Nan menetes darah segar, tak lama kemudian pria dan gadis itu tertunduk, dan tak berselang lama kedua pala mengelinding.

"Liu Shi ayo segera pergi dari tempat ini, aku tidak ingin membuang waktu terlalu banyak,"ucap Feng Nan dan segera di jawab angukan oleh gadis itu, meskipun gadis itu masih syok dengan apa yang terjadi tapi kemungkinan besar dia harus mulai terbiasa karena orang di depanya ini bukan sosok biasa.

1
Saipul Bachri
lanjutkan terus Thor
Rinaldi Sigar
lanjut
Ibad Moulay
Lonceng Besar
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Rinaldi Sigar
lanjut
Ibad Moulay
Lelang
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Rinaldi Sigar
lanjut thor
Abi
up
Abi
Biasa
Abi
Kecewa
Ibad Moulay
Uraaa 🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Uraa 🐎🐎🐎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!