Menikah Dengan Ceo

Seperti biasa saat akan makan, baik sarapan, makan siang mau pun makan malam, Crystal sudah seperti keluarga sendiri dalam keluarga Myron.

Ia akan makan satu meja dengan keluarga Myron, semenjak ia mengasuh Oscar dari usia satu tahun.

Dan, malam ini seperti biasa, Crystal makan malam bersama Valerie dan Oscar, dan tanpa di duga Jackson datang ikut juga makan malam bersama mereka.

"Kak Valerie!"

Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dari pintu ruang makan, lalu masuk ke dalam, bersama seorang wanita muda dan dua pria berbeda usia.

"Oh.. kalian akhirnya datang juga, sini.. sini.. mari duduk!" sahut Valerie dengan nada yang begitu gembira.

Valerie menarik kursi di sebelah Crystal, "Shane.. kamu duduk di sini, di sebelah Crystal!" sahut Valerie dengan nada yang penuh semangat.

"Terimakasih, Tante!" sahut pria yang bernama Shane.

"Halo Nona Crystal, apa kabar?" sapa Shane, begitu ia duduk di samping Crystal.

"Kabar baik!" jawab Crystal sembari tersenyum ramah.

Crystal telah mengenal keluarga Shane, sepupu Jackson dari pihak Ibu Jackson, yang lebih tepatnya, Ibu Shane adik kandung Valerie.

Sebelum Jackson kembali dari luar negeri, Crystal sudah mengenal keluarga adik Valerie, karena keluarga sepupu Jackson tersebut, sering berkunjung ke Mansion Myron.

"Sally.. kamu duduk di sebelah Oscar!" sahut Valerie, mengatur di mana ke dua keponakannya tersebut duduk.

"Baik, Tante!" jawab Sally dengan patuh.

Jackson di tempatnya, hanya bisa terdiam melihat Ibunya mengatur di mana ke dua sepupunya itu untuk duduk.

Valerie tidak mengatur di mana adiknya, dan adik iparnya duduk, karena mereka dua telah memiliki tempat duduk, yang sudah seharusnya di mana mereka duduk.

"Larry, makan malam sudah boleh di sajikan!" sahut Valerie kepada kepala Pelayan Mansion, yang sedari tadi sudah standby menunggu perintah dari Valerie.

"Baik, Nyonya!" jawab Larry, lalu memberi kode kepada tiga Pelayan wanita, yang berdiri tidak jauh darinya, untuk segera membawa makan malam ke ruang makan.

"Shane, bagaimana rasanya setelah duduk di kursi Direktur?" tanya Valerie memandang ke arah Shane.

"Lumayan Tante, lumayan sibuk dan lumayan pusing, memikirkan sebagian bawahan, kinerja mereka tidak memuaskan!" jawab Shane, dengan nada yang sedikit kecewa.

"Kamu harus lebih tegas lagi kepada mereka, dan pecat saja, yang tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik!" ujar Valerie memberi masukan kepada Shane.

"Iya, Tante!" jawab Shane dengan patuh.

"Oh iya, kak Audrey biasanya selalu datang berkunjung kalau kak Jackson ada di rumah, kenapa hari ini tidak datang?" sahut Sally tiba-tiba, sembari memandang ke arah Jackson.

Begitu Sally menyebut nama Audrey, wajah Valerie langsung berubah, dan senyuman yang tadi terlihat di bibirnya, mendadak cemberut.

Jackson tidak bisa menjawab pertanyaan Sally, ia hanya terdiam saja di tempatnya.

"Aku tidak suka sama Tante jahat itu, Nenek melarang Paman untuk dekat-dekat dengan Tante jahat, mungkin karena telah di marahi sama Nenek, dia tidak berani datang lagi!" sahut Oscar menimpali, dengan nada dingin dan raut wajah yang datar.

Sally mengelus kepala Oscar dengan lembut, "Kamu semakin pintar saja bicara, Tante jadi gemas padamu!"

Oscar tersenyum kecil, mendengar pujian Sally, "Tante, aku sudah besar.. bukan anak kecil lagi!"

Semua tertawa mendengar apa yang di katakan Oscar, anak usia enam tahun itu, menganggap dirinya sudah dewasa.

Sally sampai mengecup kepala Oscar, karena tidak tahan melihat tingkah Oscar yang menggemaskan.

"Jackson!"

Sebuah suara wanita terdengar di pintu ruang makan, membuat semua yang ada di meja makan, spontan melihat ke arah pintu masuk ruang makan.

"Kamu?!" raut wajah Valerie terlihat berubah dingin, melihat wanita yang masuk ke dalam ruang makan.

"Apakah aku telat datang?" tanya wanita itu sembari tersenyum manis, dengan nada suaranya yang terdengar lembut.

-Benar sekali dugaanku! mereka bagaikan sendok dan garpu, tidak akan bisa berpisah lama, karena si wanita tidak tahan berjauhan dari si pria!- Crystal diam-diam tersenyum, melihat Audrey yang tanpa rasa malu berjalan ke arah Jackson.

Wajah Jackson memerah, mendengar apa yang di pikirkan Crystal, membuat ia menatap tajam ke arah Audrey.

-Audrey ini begitu gigih, untuk mendapatkan cinta kak Jackson!- pikir Shane memandang Audrey, yang tanpa rasa sungkan berdiri di samping Jackson.

Jackson tidak menduga, ternyata Shane mengetahui juga, maksud tujuan Audrey selama ini mendekati dirinya.

-Aku tidak perduli! apapun tanggapan kalian memandang ku, aku tidak akan mundur sedikit pun, sampai Jackson bertekuk lutut mencintai ku!- pikiran Audrey bicara sinis, tapi wajahnya ia pasang dengan raut wajah lembut, sembari tersenyum ramah.

Tangan Jackson terkepal dengan erat, mendengar apa yang ada di dalam pikiran Audrey.

Bersambung......