Mantan Tapi Menikah? begitulah yang dirasakan oleh Aditya dan Syahira. Mantan terindah semasa SMA dulu bertemu kembali dalam sebuah perjodohan yang diatur oleh kedua orang tua mereka.
Namun, sialnya Aditya yang menyandang status pria playboy memiliki seorang kekasih saat sebelum dia menerima perjodohan dari orang tuanya. Kekasih yang Aditya pacari baru sebulan itu tak ingin melepaskan Aditya begitu saja.
Bagaimana Aditya menghadapi mantannya itu yang selalu mencoba merusak dan menganggu hubungannya dengan Syahira, setelah keduanya menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MTM 19
"Kalian mau ke mana? Kenapa belum tidur?"tanya Nyonya Daniah yang baru saja habis dari dapur.
"Ada teman, Ma mau datang ke mari,"jawab Syahira.
Nyonya Daniah hanya mengangguk dan mengantar minuman itu ke kamar untuk suaminya. Lalu, Aditya dan Syahira pergi ke ruang tamu untuk menunggu Dokter Bara tiba.
Sekitar 20 menit berlalu. Dokter Bara tiba dia kediaman Dirgantara. Mengetahui Dokter Bara sudah tiba. Aditya bangkit dari tempat duduknya berjalan ke arah pintu utama untuk membuka pintu dan disusul oleh Syahira. Karena, Syahira takut Aditya akan membuat keributan.
Dokter Bara dengan kaca mata kerjanya masih melekat di atas hidung. Tidak memakai jas dokter tetapi hanya mengenakan kemeja hitam dengan posisi kancing atas terbuka satu. Tentu saja pesona pria itu tak main-main yang membuat Aditya ketar-ketir berdiri di sebelah Syahira.
"Jaga matamu!"bisik Aditya membulat Syahira memutar malas bola matanya.
"Wah, aku tak menyangka kalian begitu hangat menyambut kedatangan ku,"ucap Dokter Bara. Syahira hanya diam.
"Katakan apa mau mu?!"Aditya bertanya dengan ketus serta kedua tangan dilipatkan di dada.
"Dok, masuk dulu! Kita bicara di dalam,"
Syahira menyarankan Dokter Bara untuk masuk. Padahal, Aditya hanya ingin berbicara di luar saja. Tetapi, Syahira malah menyuruh dokter itu untuk masuk yang membuat Aditya kesal.
Di ruang tamu. Dua pria itu saling pandang satu sama lain. Melemparkan api kebencian yang membuat Syahira berkali-kali menelan ludahnya.
"Eh, ada Nak Bara,"seru Nyonya Daniah.
"Tante!"Dokter Bara langsung berdiri dan bersalaman dengan Nyonya Daniah.
"Mama kamu bilang kamu bekerja di rumah sakit di kita ini. Tetapi, Tante belum sempat menjenguk mu. Mama dan Papa bagaimana? Sehat?"Nyonya Daniah bertanya tanpa duduk.
"Sehat. Tan,"
"Ya sudah. Tante ke kamar dulu. Nak Bara ini sudah malam kamu menginap saja nanti biar Aditya minta bibi buat siapkan kamar tamu,"
"Iya, Tante."
"Tapi, Ma...."
Ucapan Aditya terpotong ketika Nyonya Daniah memberikan tatapan tajam. Nyonya Daniah tahu hubungan Dokter Bara dan Aditya sudah lama tak membaik. Inilah saat nya mereka berdua harus berbaikan.
"Dok, Anda kenal dengan Ibu mertua saya?"tanya Syahira. Dokter Bara tersenyum yang membuat Aditya semakin jengkel.
"Kenapa kamu tanya dia? Nanti dia besar kepala!"ketus Aditya kemudian yang membuat Syahira mengerutkan keningnya.
"Aku dan Aditya adalah sepupuan,"
"Apa?!"kejut Syahira yang membuat Aditya tersentak kaget dan memegang dadanya.
"Iya. Kami sepupuan aku dan dia beda dua bulan saja. Tapi, tetap tua aku dia harus memanggil aku paman kecil bukan? Masih ada kakakku yang saat ini menetap di Inggris bersama dengan orang tuaku. Aditya selalu saja mencari alasan untuk membenciku padahal aku tak pernah merebut apapun yang menjadi miliknya,"ungkap Dokter Bara. Syahira masih terkejut dengan hal itu. Ternyata Dokter Bara saudara dari suaminya. Tetapi, Aditya tak pernah menceritakan hal itu kepadanya.
"Kenapa kamu tak menceritakan hal ini kepadaku? Kalau dia sepupumu dan Paman kecil. Aku adalah istri sepupunya termasuk ipar bukan?"tanya Syahira kemudian.
"Apa bagusnya sih diakui ipar dari orang seperti dia?!"Aditya bertanya dengan ketus yang membuat Syahira menggelengkan kepalanya.
"Jadi, Dok...."
"Panggil Bara saja. Sama seperti Aditya,"sela Dokter Bara yang membuat Aditya mengerutkan keningnya.
"Panggil dia Paman tua!"titah Aditya yang membuat Dokter Bara tersenyum sendiri melihat tingkah Aditya yang sangat membencinya.
"Oke, jadi bagaimana hasil lab tentang makanan yang aku kasih tadi siang, Dok? Eh Paman,"Syahira tersenyum singkat membuat dia salah tingkah. Karena, baru kali ini berbicara dengan Dokter Bara begitu akrab.
"Benar, makanan itu mengandung jamur. Dan ada obat pencuci perut di dalamnya yang tercampur. Sepertinya, seseorang dengan sengaja ingin mencelakakan kamu, Syahira. Tetapi, kata mu makanan itu di krim oleh...."Dokter Bara menatap Aditya yang membuat Aditya langsung bertanya dengan kesal.
"Kenapa kau menatapku? Bukan aku! Aku sudah katakan sama Syahura bukan aku, kau tak...."
"Devan, ssst! Diam! Untuk apa berteriak? Kami berdua tidak budek,"Syahira berkata sembari memegang lengan Aditya yang melipat di dadanya.
"Apa kamu punya musuh sebelumnya?"tanya Dokter Bara.
"Tidak aku tak pernah memiliki musuh. Tetapi, ada satu...."Syahira kini menatap Aditya. Dokter Bara langsung menebak apa yang dilihat saat ini.
"Kamu mencurigai suaminya?"
"Sembarangan! Aku tak mungkin mencelakakan istriku!"bantah Aditya segera yang membuat Syahira menepuk jidatnya.
"Ini memang bukan ulah Aditya,"
"Tuh dengar! Jangan asal menuduh!"tuding Aditya menatap kesal ke arah Dokter Bara. Selain kesal Aditya juga cemburu saat melihat Dokter Bara terus menatap Syahira tanpa kedip.
"Tetapi, ini semua terjadi karena dia!"Syahira menunjuk ke arah Aditya yang membuat dua mata dan mulut Aditya melebar secara bersamaan.
