Melodi Asmara di kota Sakura
Rina Tamaki murid baru di sekolah SMU Negeri Sakura, menemui tunangannya Mitsuru Mugita, dengan membawa tugas dari keluarga, untuk menguak suatu misteri.
Namun, pertemuannya dengan tetangga depan rumah yaitu Taiga Yuki, di hari pertama, membuatnya terkesan.
Lalu, seperti apa kisah asmara yang di penuhi oleh gula? yuk ikuti kisahnya di kota Sakura yang penuh dengan misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitray Uni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pangeran Rambut Hijau
Rina menatap takjub pada sekeliling pekarangan istana putih yang megah. Tempat parkir nya saja udah secantik itu, apalagi dalam istana nya.
"Wah, ada helikopter!" tunjuk Rina girang, menatap ke arah helikopter yang terparkir manis di parkiran sebelah kiri.
"Oi, orang kampung, norak amat kamu ya, melihat itu aja sudah teriak begitu," Rumi bicara malas sambil menata kuku panjangnya yang berwarna ungu dengan bunga-bunga cantik penuh Glitter.
Rina terdiam menatap Rumi yang tampak asik dengan kukunya.
"Sudah, lihat wajahku saja, nggak usah perduli dengan yang lain," Taiga memutar wajah Rina untuk menatap matanya.
"Enaknya, setan betina ini kita apa in ya Taiga?" tanya Rina serius.
"Kita jadikan dadar gulung, kasih sambel yang banyak," jawab Taiga datar.
"Iya, kita kasih ke teman-teman di sekolah, pasti mereka suka, gratis," Rina terbahak dengan pemikirannya dan Taiga.
Rumi menatap mereka berdua dengan tatapan kejamnya. Menghampiri dengan gertakan giginya.
"Lihat saja nanti, apa yang pantas untuk kalian berdua," katanya pelan, tetapi sangat jelas di telinga Rina dan Taiga.
Tap...
Tap...
Langkah kaki mendekat, tetapi ternyata bukan Mitsuru. Pemuda tampan berambut hitam dengan pakaian butler lengkap juga warna hitam.
"Selamat datang di Palace, saya Eito Oki pengawal pribadi pangeran Bijuu Mike, silahkan lewat sini."
Rina, Taiga, dan Rumi mengikuti langkah pengawal pribadi itu. Mereka melangkah melewati taman, terus menuju bangunan yang terletak di tengah, seharusnya mereka masuk melalui pintu kanan atau kiri, tetapi pengawal itu justru membawa mereka langsung ke bangunan yang menjorok di antara dua pintu masuk utama.
Saat pintu besar itu terbuka, pemandangan indah terpampang di hadapan mereka. Semua serba putih, kecuali kursi kebesaran berwarna merah menyala, dengan ornamen gold.
Ada dua tangga dengan karpet merah yang menuju lantai atas, tetapi mereka tidak di bawa ke sana. Pengawal dengan rambut hitam membawa mereka masuk ke kamar sebelah kiri, kamar yang besar dengan tempat tidur yang sangat indah. Pengawal itu terus masuk ke ruangan sebelah kanan yang tidak berpintu.
Ada dua meja kayu berukir indah, satu meja dengan satu kursi seakan itu tempat pemimpin rapat, dan satu lagi meja besar dengan enam kursi, sepertinya tempat duduk peserta rapat.
Mitsuru sudah duduk di sana dengan seorang pemuda tampan berambut hijau terang berpakaian prince putih dengan jubah merah.
"Selamat datang di istana putih, saya Pangeran Bijuu Mike, senang bertemu kalian," pangeran rambut hijau berdiri menyambut kehadiran tamunya.
"Terimakasih Pangeran, nggak usah terlalu formal juga, bingung nanti teman-teman ku ini," kata Mitsuru tertawa.
"Oh ya, gadis berambut coklat gold ini Rina Tamaki, pemuda berambut maroon ini Taiga, dan ini yang rambut panjang Rumi Minoura," Mitsuru memperkenalkan teman-temannya.
"Silahkan duduk," pangeran tampan tampak senang menatap satu persatu tamunya hari itu.
Pengawal Eito Oki menghilang di balik dinding entah menuju ke mana.
"Lama ya kita tidak bertemu, aku pikir kau masih di rumah pribadi mu," kata Mitsuru menatap pangeran tampan.
"Ah, benar sekali, sejak Ayahanda sakit, saya terpaksa kembali ke istana ini, menghandle pekerjaan Caesar," terang pangeran dengan senyum penuh wibawa.
"Jadi, siapa yang akan ikut sayembara?" tanya pangeran lagi.
"Saya Pangeran, Rina Tamaki," Rina berdiri dan membungkuk kan badan sedikit penuh hormat.
Pangeran menatap Rina, seakan menilai, gadis sekecil ini, akan mengobati paduka Caesar, apa dia sanggup?.
"Baiklah, karena Ayahanda Caesar berada di Castle, nanti nona Rina Tamaki akan di antar ke sana, dan akan ada beberapa peraturan juga," pangeran menjelaskan dengan santai.
"Kalau begitu, kita bisa berangkat sekarang," Rina berdiri menatap Mitsuru.
Pangeran tertawa melihat gadis berambut cokelat gold yang penuh semangat.
"Sebentar nona, tidak baik pergi tanpa minum teh, duduk lah sebentar," pangeran meminta dengan tenang.
Beberapa dayang masuk dengan sopan, menyiapkan hidangan untuk mereka, bukan hanya teh, tetapi lengkap dengan cemilan serta buah segar.
"Ayo silahkan," kata pangeran lagi.
Rina memulai dengan minum teh, hangat dan menyegarkan, sayang sekali Hatsuki tidak ikut, pikir Rina.
"Baiklah, saya sudah selesai Pangeran," kata Rina berdiri dari duduknya.
"Oh begitu, anda bersemangat sekali nona Rina, saya sangat senang," ucap pangeran tulus.
"Pengawal, tolong antar nona Rina sampai tujuan, bawa serta surat pengantar dari saya," perintah pangeran kepada pengawalnya yang sudah siap dari tadi berdiri menunggu perintah.
"Baik tuan," pengawal Eito Oki mempersilahkan Rina untuk berjalan menuju ruang sebelah.
"Tunggu," Mitsuru berdiri dan melangkah mendekati Rina.
"Kamu di sana hati-hati, hubungi aku kalau kau butuh sesuatu," Mitsuru menatap wajah Rina, tangannya merapikan sedikit anak rambut yang menutupi mata pacar barunya itu, dan perlahan wajahnya mendekat memperpendek jaraknya dengan wajah Rina.
"Nggak usah khawatir pacarku, aku bisa jaga diri, kalau terjadi apa-apa, buat perhitungan dengan pangeran berambut hijau itu," Rina meletakkan telunjuknya di bibir Mitsuru yang sudah bersiap mencuri ciuman pertama nya.
"Hahahaha, gadis yang sangat menarik," pangeran tertawa tanpa bisa ia tahan.
Mitsuru terdiam dan terpaksa melepas kepergian Rina dengan pengawal tampan itu, meski hatinya tidak rela.
Rina mengikuti langkah pengawal berambut hitam itu, menuju pekarangan yang sangat luas tempat mereka pertama kali datang tadi. Sambil melangkah, ia masih berusaha menguping pembicaraan pangeran dengan teman-temannya.
"Kalau begitu, kami juga pamit undur diri, terimakasih banyak atas bantuannya Pangeran."
Itu suara Mitsuru.
"Saya pikir, kita masih bisa melanjutkan pembicaraan santai kita."
Itu suara pangeran.
"Lain kali kami akan datang kembali."
Suara Mitsuru.
"Apa nona Rina Tamaki kekasihmu."
Suara pangeran.
"Pacar baruku, baru kemaren kami jadian."
Suara Mitsuru.
"Oh begitu, baiklah, nona Rumi, bisakah kau tinggal sebentar, kita juga sudah lama tidak bertemu kan?"
Rina menghembuskan nafas panjangnya, meluaskan rongga dada yang terasa sesak. Saat ini ia sudah duduk di samping pengawal Eito Oki, di dalam helikopter.
'Wah ini sangat keren, bermimpi pun aku tidak pernah untuk bisa naik heli, tetapi sekarang aku benar-benar berada di sini' teriak hati Rina girang.
"Ada apa nona?" tanya pengawal Eito Oki melirik Rina yang seakan ingin mengatakan sesuatu.
"Makasih tuan, ini benar-benar suatu hal yang sangat menyenangkan, naik helikopter terbang melewati bukit hijau dan menembus awan putih," kata Rina tak mampu menyembunyikan kebahagiaan hatinya.
"Ya, nona Rina, saya akan mengajak nona jalan-jalan di lain kesempatan, kalau nona bersedia," kata pengawal itu lagi.
"Nggak...," celetuk Rina.
"Nggak mau?" tanya pengawal kecewa.
"Nggak nolak tuan, mau banget, kapan?" kata Rina tertawa ceria menatap pengawal yang tadinya terlihat kecewa.
"Hehe, kapan saja nona mau, saya siap," pengawal itu tampak kembali senang.
Rina tersenyum dan matanya memantau setiap jengkal pemandangan yang ada di depan mata, seakan takut ada hal yang terlewati.
Bersambung...
Hai pembaca setia, terimakasih sudah mampir, jangan lupa, like dan komen yang banyak, Insyaallah saya akan hadir juga di novel teman-teman semua.
Terimakasih.
semangat terus
ijin follow yaaa dan jangan lupa follback /Smile/