Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Semakin Ketat
Bab. 19
Setelah pengakuan Ara kemarin, mama Yuan lebih ketat lagi menjaga putrinya tersebut. Jika biasanya akan memberi kebebasan pada Ara, namun sekarang ini tidak. Ara tidak boleh lagi pulang dengan sembarang orang, meskipun itu dengan keponakannya sendiri. Takut-takut jika gadis itu akan kenal dengan seseorang di luar sana dan tentunya mama Yuan tidak bisa sepenuhnya selama dua puluh empat jam mengawasi Ara. Karena mama Yuan juga sangat sadar jika putrinya itu jelas memiliki privasi yang tidak mungkin mama Yuan jarah.
"Mas," panggil mama Yuan.
Papa Rio menoleh ke arah mama Yuan. Pria paruh baya tersebut menghampiri sang istri lalu memberi kecupan di kening serta bibirnya. Membuat mama Yuan menepuk bahu papa Rio karena malu kalau spai dilihat oleh Ara.
"Kenapa, Yaang?" tanya papa Rio dengan tangan yang melingkar ke pinggang istrinya.
"Hari ini kamu nggak usah nganterin Ara, Mas," ujar mama Yuan melarang papa Rio.
Papa Rio mengerutkan keningnya. "Tumben, Yaang? Biasanya juga aku selalu disuruh untuk mengawasi Ara malahan."
Bukan hal asing bagi papa Rio jika istrinya ini sangat posesif sekali pada Ara. Karena ia tahu kalau wanita nya itu mau menjauhkan hal yang sangat mengerikan bagi Ara. Lebih lagi pergaulan anak muda jaman sekarang memang sangat terlampau bebas sekali. Tentu saja papa Rio juga takut jika Ara terjerumus pada pergaulan yang seperti itu. Itulah mengapa juga pria paruh baya tersebut sama sekali tidak keberatan jika disuruh mengawasi putrinya. Bahkan mengantar jemput pun juga tak keberatan. Asal keselamatan Ara terjaga.
Mama Yuan menghela napas. "Bukan begitu, Mas. Aku nggak mau kalau dia merasa kita terlalu mengekang nya. Di tambah lagi nanti kalah Ara kamu anter, terus pulangnya kan nggak pasti. Takutnya malah bareng sama orang lain lagi. Kayak kemarin. Pulangnya termasuk malem banget loh dia.padahal kan selama ini dia kalau keluar, pasti pulang dulu, pamit langsung gitu. Nggak langsung main kayak gitu, Mas. Aku nggak mau dia salah pergaulan. Apa lagi kan Ryu nggak ada di sini. Takutnya kalau nanti Ryu pulang, Ara malah udah suka duluan sama orang. Kan malah repot nanti aku, Mas," jelas mama Yuan panjang lebar.
Benar memang apa yang ditakutkan oleh istrinya. Kalau mereka terlalu ketat, yang ada dia malah memberontak.
"Terus dia mau berangkat sama siapa? Naik motor lagi atau suruh aja pak Sul nganterin Ara. Aku nggak papa kok nyetir mobil sendiri, Yaang," usul papa Rio. Karena di antara sopirnya yang lain, hanya pak Sul lah yang usianya di atas dirinya. Sedangkan pegawainya yang lain masih pada muda. Takutnya sama Ara malah diajak kompromi untuk mampir ke suatu tempat lagi. Juga takut jika pegawainya akan menyukai putrinya yang cantik itu.
Mama Yuan terdiam, seolah memikirkan solusi yang pas.
"Gimana kalau dia naik motornya aja, Mas?" usul mama Yuan. Berbeda dari papa Rio.
"Kenapa?" tanya papa Rio tidak paham. Kenapa juga istrinya ini sangat plinplan sekali.
Mama Yuan menyengir. "Aku kalau dikekang kayak gitu juga bakalan kabur, Mas. Aku nggak mau Ara kayak gitu," balas mama Yuan mengenai alasannya. Karena remaja seusia Ara memang masih labil dan belum bisa berpikir secara matang.
"Terserah kamu aja deh, Yaang. Yang penting dia bisa jaga kepercayaan yang sudah kita beri ke Ara. Tapi tetep, jangan tarik bodyguardnya. Biarkan mereka jaga Ara dari jarak jauh," ingat papa Rio.
Mama Yuan mengangguk paham. Lalu wanita itu mengajak suaminya untuk ke meja makan. Tidak lupa juga menyuruh bi Tijah untuk memanggilkan Ara dan segera bergabung dengan mereka.