Nabila Putri, seorang gadis yatim piatu yang merantau ke kota untuk melanjutkan hidupnya. Dan dia bertemu dengan seorang pengusaha muda yang bernama Aditya Laksmana. mereka jatuh cinta dan menjalin hubungan,tapi sayangnya hubungan itu ditentang keras oleh ibunya Aditya.
Akankah mereka bersatu????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeniiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19 Memanfaatkan Keadaan
Setelah Aditya selesai mengurus semua keperluan mamanya, Aditya menyempatkan diri untuk menemui Nabila.
"Nabila, mama masuk rumah sakit. Maaf untuk beberapa hari ke depan aku tidak bisa menemui kamu, karena aku harus membawa mama berobat ke Singapura.'
"Hah, apa semua karena aku Mas?"
"Tidak, mama hanya kelelahan saja," dusta Aditya
"Tapi beliau sakit setelah aku datang menemuinya kan?"
"Itu hanya kebetulan Nabila, sudah kamu nggak usah khawatir. Kamu baik-baik ya saat aku nggak ada."
"Iya Mas, kamu juga hati-hati ya di sana."
"Iya. Ya sudah aku pergi ya, mungkin besok aku akan berangkat ke Singapura."
"Iya Mas."
Lalu Aditya pulang ke rumah untuk menyiapkan apa saja yang harus di bawa. Aditya sungguh lelah hari ini, setelah selesai dengan segala persiapan untuk keberangkatan mamanya, Aditya kembali ke rumah sakit saat hari sudah malam.
"Adi, kamu dari mana saja? Mama kira kamu sudah tidak mau menemui mama lagi," ucap mama Aditya saat melihat Aditya baru saja datang.
"Mama, jangan bicara seperti itu, Adi sedang menyiapkan keperluan mama untuk berobat ke Singapura."
"Untuk apa Adi? Mama tidak berharap untuk bisa sembuh, karena kamu sudah tidak menyayangi Mama lagi," ucap mama Aditya sambil menangis.
"Ma, bukan seperti itu."
"Adi, lebih baik tidak usah bahas masalah itu sekarang. Tante, lebih baik Tante istirahat saja ya, besok Tante harus lebih fit untuk berangkat ke Singapura," ucap Vina.
"Tante nggak mau Vina, lebih baik Tante mati saja karena Aditya lebih memilih perempuan itu dan berani menentang Tante."
"Tante jangan ngomong begitu, Tante harus sembuh, karena Vina tetap menyayangi Tante apapun yang terjadi."
"Tante nggak mau hidup lagi, biarkan saja Tante mati Vina," ucapnya sambil meraung.
"Adi, tolong katakan sesuatu. Buat Tante Meri tenang!"
"Ma, Mama tenang ya. Adi akan menuruti apapun kata mama," ucap Aditya, tapi sedetik kemudian Aditya langsung menyesali apa yang baru saja dia katakan.
"Benarkah itu Adi?" Aditya hanya diam saja mendengar pertanyaan mamanya.
"Vina, kamu lihat sendiri kan kalau Aditya sudah tidak menyayangi Tante?"
"Tante tenang dulu, jangan seperti itu! Adi tolong katakan sesuatu."
"Iya Ma, aku akan menuruti kata-kata mama, tapi tolong hargai pendapat ku juga, Ma."
"Sudahlah Mama mau tidur saja. Jangan ganggu mama."
Aditya hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan mamanya.
Keesokan harinya Aditya berangkat bersama mamanya dan didampingi seorang perawat. Sedangkan Vina katanya dia akan mengurus beberapa hal dulu, dan akan menyusul ke Singapura esok hari.
Setelah sampai Aditya disibukkan dengan beberapa hal yang harus segera di selesaikan, sehingga dia tidak sempat menghubungi Nabila.
Untuk sementara restoran di urus oleh orang kepercayaan mamanya Aditya.
Siang itu Vina datang ke restoran untuk menemui Nabila. Dia sudah siap dengan segala rencana yang sudah disiapkan bersama mamanya Aditya sebelumnya.
Selain bekerja sama dengan manager baru di restoran itu, Vina juga mempunyai Mela yang akan membantu melancarkan rencananya.
"Nabila, ada yang cari kamu di depan," ucap Mela.
"Siapa?"
"Mbak Vina, tunangannya mas Aditya," ucap Mela dengan tegas.
Deg, Lalu Nabila segera menemui Vina, takut terjadi sesuatu yang buruk pada Aditya atau mamanya.
"Ada apa Mbak Vina cari saya?"
"Duduk dulu Nabila, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
"Ada apa Mbak?" tanya Nabila setelah dia duduk didepan Vina.
"Aku tau kamu dan Aditya saling mencintai, aku tidak bermaksud untuk menjadi orang ketiga di antara kalian, tapi saat ini kondisi mamanya Aditya sedang tidak baik-baik saja. Aku mohon pengertian dari kamu Nabila," ucap Vina lirih.
"Maaf, maksud Mbak Vina bagaimana?"
"Mamanya Aditya terkena serangan jantung saat kalian pergi dari rumah waktu itu. Beliau tidak pernah mendapatkan kata-kata kasar dari Aditya, tapi waktu itu kamu sendiri tau bagaimana kejadiannya. Aku sedih Nabila, aku takut terjadi apa-apa dengan Tante Meri, karena aku sudah menganggapnya seperti mama ku sendiri!" ucap Vina sambil menangis.
"Maafkan aku Mbak Vina, karena kehadiranku hubungan mas Adi dengan mamanya jadi tidak baik," ucap Nabila merasa bersalah.
"Ini semua bukan sepenuhnya salah kamu, mungkin ini sudah takdir. Kalau pun kamu tetap ingin bersama Aditya, aku mohon sayangi Tante Meri. Karena aku sangat menyayanginya, dari kecil aku sangat dekat dengan Tante Meri. Apalagi setelah mamaku meninggal dan papaku menikah lagi. Hanya Tante Meri tempatku berbagi cerita."
"Mbak Vina jangan bicara seperti itu."
"Aku akan pergi kalau itu bisa meluluhkan hatinya Tante Meri. Mungkin dengan kepergian ku Tante Meri akan merestui hubungan kalian."
"Jangan Mbak. Kalau pun harus ada yang pergi, biar aku saja. Aku hanya orang baru di kehidupan kalian, seharusnya kalian bahagia kalau aku tidak ada disini."
"Tapi bagaimana kalau Aditya tetap mencari kamu?"
"Itu biar aku yang urus, Mbak Vina nggak usah khawatir. Yang penting sekarang mbak Vina dampingi mas Adi dan mamanya."
"Terimakasih ya Nabila ,ternyata kamu orang yang baik. Semoga kamu mendapat jodoh yang baik di luar sana!"
"Aamiin, terimakasih mbak Vina. Saya akan meninggalkan mas Adi secara perlahan, karena dia pasti curiga kalau tiba-tiba saya pergi darinya."
"Baiklah, itu terserah kamu saja. Yang jelas aku sudah lega karena aku tidak akan kehilangan Tante Meri, dia adalah segalanya bagiku."
"Mbak Vina nggak usah khawatir, aku pasti akan meninggalkan mas Adi, demi kebahagiaannya dengan mbak Vina juga mamanya."
"Ya sudah kalau gitu aku aku harus segera mengurus keberangkatan ku ke Singapura untuk mendampingi Tante Meri, aku sangat khawatir dengan keadaan nya."
"Iya Mbak, hati-hati dijalan."
Lalu Vina pergi dengan senyum kemenangan.
Setelah Vina pergi, Nabila merasa sedih karena harus merelakan cinta pertamanya. Aditya adalah orang pertama yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus setelah Nabila berada di kota ini.
Entah apa yang akan dilakukan Nabila setelah ini. Yang jelas dia harus mencari cara untuk berpisah dengan Aditya.
Sementara di Singapura Aditya baru saja kehilangan tas nya yang berisi dokumen penting dan ponsel nya. Aditya kebingungan karena tanpa ponsel itu dia tidak bisa menghubungi Nabila. Entah kenapa yang ada dipikirannya hanya ada Nabila.
"Kenapa bisa hilang sih, sekarang aku harus gimana dong?"
"Adi, kamu kenapa?" tanya Vina yang baru saja datang.
"Ponsel ku hilang Vin, termasuk paspor dan visa!"
"Kok bisa sih, emang gimana kejadiannya?" tanya Vina pura-pura terkejut, padahal ini semua adalah rencana Vina.
"Entahlah, tadi aku sangat sibuk mengurus ini dan itu, jadi aku lupa sama barang-barang aku."
"Ya sudah nanti saja itu kita pikirkan lagi, sekarang gimana keadaan Tante Meri?"
"Mama sudah dapat kamar di temani sama perawat,bkatanya besok baru bisa dimulai pengobatan nya."
"Ya sudah, kamu istirahat saja biar aku yang jaga Tante."
"Nggak usah, kamu saja yang istirahat. Kamu pasti lelah setelah melalui perjalanan jauh."
"Iya sih, tapi aku masih lapar pengen cari makan dulu. Kamu mau kan nemenin aku makan siang?"
"Ya sudah ayo!"
Saat makan siang bersama Vina mengambil foto bersama Aditya tanpa sepengetahuan Aditya. Lalu Vina mengirimkan fotonya pada Mela untuk ditunjukkan pada Nabila.