NovelToon NovelToon
Pelayan Duda Casanova

Pelayan Duda Casanova

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:272.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Linda manik

"Sudah pernah tidur dengan laki laki?"

"Sudah Tuan."

Ace menjawab dengan cepat tanpa ragu. Ace berpikir polos bahwa tidur yang dimaksudkan oleh pria itu adalah tidur seperti yang sering dia lakukan dengan adik laki lakinya.

"Siapkan dirimu menjadi pelayanku mulai besok."

Ace sangat senang. Meskipun dirinya mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan yang penting bisa membebaskan keluarganya dari kesulitan ekonomi. Dia tidak sadar bahwa pelayan yang dimaksudkan pria itu bukan sekedar pelayan biasa melainkan juga pelayan di ranjang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong aku, Randi

Ace tentu saja sakit hati. Dia mendengar perkataan Hans jika dirinya duduk di pangkuan laki laki itu untuk menggoda demi hidup enak. Itu fitnah dan sangat menyakitkan. Niatnya menurut akan perintah dan tindakan Hans kepada dirinya bukan untuk hidup enak hanya untuk semata mata memberikan kenyamanan kepada keluarganya.

Ace kembali ke ruang tamu itu dengan membawa minuman untuk Hans dan kepada mama tuannya. Ace sangat canggung. Predikat pelayan kepada dirinya dan begitu juga mamanya Hans memperlakukan dirinya. Tidak ada ramah tamah saat dirinya mempersilahkan wanita itu untuk menikmati minuman yang dia sajikan. Wanita itu bersikap datar. Tidak memandang dirinya sama sekali. Tapi itu, lebih bagus daripada mendapatkan tatapan sinis seperti Hans yang menatap dirinya dengan sinis. Ace undur diri dari ruang tamu itu karena keberadaannya di ruang tamu itu tidak dibutuhkan lagi.

"Ma, Hans pamit dulu ya. Malam ini, aku ada makan malam dengan klien," kata Hans. Sepertinya acara makan malam dengan klien yang dijanjikan satu jam lagi bisa menyelamatkan Hans dari sang mama atas semua desakannya.

"Baik Hans. Untuk peresmian hotel dua hari lagi. Kamu tidak perlu memikirkannya. Karena mama dan papa di kota ini. Papa yang akan meresmikannya. Kamu fokus saja untuk mempersiapkan pernikahan mu bulan ini."

"Ma, kok pernikahan sih. Tadi kan, hanya untuk memperkenalkan saja. Lagi pula, kekasih ku mana mungkin bersedia menikah dengan waktu persiapan yang singkat."

Sang mama tersenyum mengejek ke arah putranya. Hans berkata seolah olah dirinya mempunyai kekasih padahal sang mama sudah mengetahui tabiat buruknya.

"Pergi lah Hans. Jangan sampai kamu terlambat menemui klien mu. Dan ingat, pembicaraan kita sore ini adalah serius. Satu minggu waktu untuk memperkenalkan kekasih mu itu kepada mama dan papa."

Hans mendengus kesal. Sambil mengacak rambutnya. Hans melangkah ke kamarnya untuk berganti pakaian.

Hans semakin bertambah kesal ketika dirinya sudah siap berangkat. Randi tidak siap siaga di dalam mobilnya.

"Apakah kamu sudah bosan menjadi asisten ku sehingga kamu melupakan jadwal ku?" tanya Hans marah setelah panggilannya tersambung ke ponsel milik Randi.

"Maaf tuan, Anda tadi menyuruh saya untuk menyediakan uang tiga ratus juta untuk Ace dan...."

"Diam berisik. Cepat kemari. Kaki ku sudah pegal menunggu mu."

Hans menyimpan ponselnya ke saku celana miliknya. Dia seakan lupa jika dirinya yang meminta Randi untuk mempersiapkan uang untuk Ace dan membuat surat perjanjian. Pertemuan dan pembicaraan nya dengan sang mama membuat hatinya sangat kesal atas permintaan sang mama yang tidak masuk akal menurutnya. Kekesalan hati Hans membuat Randi harus menerima sikap atasannya yang semena mena.

Beberapa menit kemudian. Terlihat Randi datang dengan mengendarai motor besar. Begitu memarkirkan sepeda motor itu, Randi setengah berlari menghampiri Hans. Membuka dan menutup pintu mobil untuk Tuannya itu kemudian duduk di belakang setir mobil.

Hans menyandarkan tubuhnya kemudian menarik nafas panjang. Dia menyadari jika perkataan sang mama tidak main main. Jika menjadi pemimpin di perusahaan yang sedang dia kelola saat ini. Hal itu bukan yang pertama Kali dalam sejarah perusahaan milik papanya. Dia beberapa anak cabang, bukan saudara kandungnya yang memegang kepimpinan melainkan orang yang lain yang tidak ada hubungan persaudaran. Yang pastinya berkompeten untuk menjadi pemimpin.

"Randi, seandainya kamu menjadi seorang pemimpin dan mempunyai seorang asisten. Bagaimana kamu memperlakukan asisten mu?" tanya Hans tiba tiba. Randi lumayan terkejut mendengar pertanyaan Hans. Laki laki itu tidak berkata sinis atau memerintah seenak hati. Hans bertanya kepada dirinya seperti seorang sahabat.

"Mengapa Tuan bertanya seperti itu. Apakah saya akan mendapatkan promosi jabatan tuan?"

"Aku bertanya meminta jawaban. Bukan untuk mendapatkan pertanyaan balik dari kamu," bentak Hans. Randi menelan ludahnya kasar. Dia berpikir jika mood tuannya itu sedang dalam keadaan baik ternyata tidak.

"Saya akan melakukan seperti yang tuan lakukan kepada saya. Bukankah seorang asisten itu memang untuk memenuhi dan mengurusi kepentingan tuannya termasuk hal pribadinya?. Sampai sampai seorang Asisten tidak mempunyai waktu mengurusi hal pribadinya sendiri demi mengurus kepentingan pribadi tuannya.

Randi berkata seperti itu berharap Hans sadar bahwa sikap itu membuat dirinya tersiksa. Jika hanya mengerjakan pekerjaan kantor. Randi tidak pernah mengeluh karena dia memenuhi kemampuan untuk membantu Hans di perusahaan. Tapi jika berurusan dengan hal pribadi sang tuan. Jujur, Randi sangat kewalahan apalagi dirinya harus mengetahui secara jelas tabiat buruk Hans. Hans sangat cerewet jika berkaitan dengan hal pribadinya

Hans semakin merasa takut jika dirinya menjadi asisten Randi nantinya. Setelah mendengar perkataan Randi. Hans sadar jika asistennya itu tidak mempunyai waktu luang untuk dirinya sendiri. Hans menyadari hal itu. Pagi pagi sekali, Randi sudah harus siap siaga di depan mobilnya dan harus pulang ke rumahnya setelah terlebih dahulu mengantarkan dirinya pulang ke rumah. Bukan hanya itu, Randi juga terkadang pulang dari rumah Hans hingga larut malam karena harus mengurus hal pribadinya.

"Randi, bagaimana kabar Amira. Apakah kuliah adik kamu itu berjalan lancar?" tanya Hans mengalihkan topik dari pembicaraan sebelumnya.

"Baik tuan," jawab Randi. Pertanyaan Hans mengingatkan Randi akan adik semata wayangnya. Hal yang membuat Randi betah dan berusaha bertahan bekerja pada Hans karena adik satu satunya itu. Bisa dikatakan jika Randi mempunyai hutang budi kepada Hans. Sebelum dirinya menjadi asisten Hans dan mempunyai gaji yang banyak. Amira pernah mengalami kecelakaan dan berbulan bulan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu, biaya yang dibutuhkan oleh Amira sangat banyak dan Hans menawarkan bantuan untuk menanggung semua biaya pengobatan Amira sampai sembuh.

"Syukurlah kalau Amira baik baik saja. Rindu rasanya pada adik mu itu," kata Hans. Randi mengerutkan keningnya. Seorang Hans, duda Casanova merindukan adiknya. Randi menangkap ada hal yang janggal dari perkataan tuannya itu.

"Randi."

"Iya tuan."

"Kalau aku minta bantuan kamu. Apa kamu membantu aku Randi?"

"Bantuan apa Tuan?"

"Mama dan papa mendesak aku untuk memperkenalkan wanita calon istri kepada mereka dalam minggu ini. Aku meminta bantuan kamu dan Amira, Randi."

Tuan Hans menjeda perkataannya. Terasa berat untuk mengatakan kata kata selanjutnya sedangkan Randi mendadak merasa gelisah setelah mendengar perkataan tuan Hans. Dia sudah berpikiran buruk dan menduga jika Hans akan meminta imbalan atas bantuannya di Masa lalu kepada Amira.

"Bantuan apa yang anda inginkan dari kami berdua, tuan."

"Tolong ijinkan dan bujuk Amira menjadi calon istri pura pura untuk aku, Randi."

Randi terkesiap. Dia sudah menebak itu dan ternyata tebakannya benar.

"Tuan, bukan bermaksud untuk menolak membantu tuan. Tapi jika kita menciptakan kebohongan dengan meminta Amira menjadi calon istri pura pura akan ada semakin banyak tercipta kebohongan lainnya. Bagaimana kalau Tuan dan Nyonya besar meminta kalian menikah nantinya."

Randi berusaha menolak dengan halus. Menjadi wanita calon istri pura pura itu sangat mudah dan mungkin adiknya Amira akan bersedia membantu tuan Hans. Tapi bagaimana jika kedua orang tua Hans mengetahui kebohongan itu nantinya?.

"Kami juga bisa menikah dengan pura pura. Jika aku sudah menemukan wanita yang cocok. Aku dan Amira tidak perlu bersandiwara lagi."

"Maksud tuan. Jika Tuan besar dan Nyonya meminta kalian menikah. Kalian akan menikah di hadapan agama dan negara?"

"Iya, tapi hanya sebatas status. Aku tidak akan merugikan adik kamu. Selain materi yang banyak. Aku juga akan menjaga kesucian adik kamu. Untuk memenuhi kebutuhan ku di ranjang. Aku akan tetap memakai jasa pelayan."

Randi mengumpat tuan Hans dalam hati. Bisa bisanya dia berkata tenang meminta bantuan dirinya dan Amira dalam kebohongan itu. Randi tidak akan mengijinkan adiknya itu membantu tuan Hans dalam pernikahan pura pura itu. Amira punya hati, jika setuju menikah dengan Tuan Hans. Hati wanita mana yang bisa tenang melihat suaminya dilayani oleh pelayan khusus di ranjang. Tidak, Randi tidak akan mengijinkan adiknya terlibat dalam sandirawa tuannya itu meskipun taruhannya saat ini adalah pekerjaannya sendiri.

"Cara yang anda pikirkan itu bukan solusi tuan. Masih ada satu minggu untuk memikirkan masalah itu. Banyak wanita yang bersedia menjadi istri Tuan meskipun istri pura pura. Tapi jangan Amira tuan, aku mohon."

"Kamu menolak bantuan ku, Randi?" bentak Hans marah. Dia tidak suka dengan penolakan. Hans juga berpikir jika hanya Amira yang cocok membantu dirinya untuk menjalankan pernikahan sandiwara itu. Hans juga mengetahui jika banyak wanita yang bersedia menjadi istrinya karena materi. Tapi Hans tidak tertarik.

"Iya tuan. Saya menolak."

Randi menjawab dengan tegas. Tidak perduli jika pekerjaannya menjadi taruhan karena penolakan itu.

"Tolong aku Randi. Kali ini saja," kata Hans pelan berbeda dengan laju kendaraan yang kencang karena Randi terbawa amarah mengemudikan kendaraan itu.

"Kalau hanya pacar pura pura mungkin tidak apa apa Tuan. Tapi jika sampai menikah pura pura. Aku tidak akan mengijinkan adikku melakukan dosa itu," kata Randi. Mendengar permohonan Hans ternyata ternyata Randi tidak tega juga.

"Jika dalam pernikahan pura pura itu kami bisa jatuh cinta. Kan tidak akan ada sandiwara lagi. Otomatis pernikahan itu lanjut."

Randi menggelengkan kepalanya. Dia tidak habis pikir dengan pemikiran Tuan Hans yang semuanya terasa mudah. Jika benar mereka nantinya sama sama jatuh cinta. Tentu saja tidak masalah. Tapi jika hanya salah satu pihak yang jatuh cinta akan lain ceritanya. Yang paling menyakitkan jika Amira yang jatuh cinta sementara tuan Hans masih sibuk dengan jiwa petualang menjelahi para wanita berkedok pelayannya. Randi percaya jika tuan Hans bisa menjaga kesucian adiknya tapi Randi tidak yakin jika pernikahan pura tidak menyakiti adiknya.

"Tuan, daripada melibatkan adik saya. Mengapa bukan Ace saja yang tuan jadikan sebagai pacar pura pura tuan. Sedangkan pelayan saja dia bersedia apalagi dengan pacar pura pura," kata Randi memberikan saran. Bukan niatnya untuk menjerumuskan Ace tapi Ace sendiri yang sudah masuk ke rumah Hans sebagai pelayan.

"Tidak, Mama pasti tidak menyetujui karena mama sudah mengetahui jika Ace adalah pelayanku. Sangat berbeda dengan Amira. Mama sangat menyukai Amira."

Jawaban yang sangat masuk akal. Mana mungkin orang kaya seperti kedua orangtua Hans menyetujui Hans mempunyai istri seorang pelayan.

Randi tidak bisa menjawab perkataan Hans meskipun dalam hati jika dia tidak menyukai pemikiran Tuannya.

"Apa tuan akan menjadikan Ace sebagai pelayan yang sesungguhnya Anda ingin kan tuan?" tanya Randi. Perkataan Hans yang mengatakan jika Ace tetap menjadi pelayannya membuat Randi penasaran akan nasib Ace selanjutnya.

"Tentu. Dia sudah pernah memohon. Aku rasa tidak masalah untuk mencicipi wanita yang masih suci. Lagipula dia tidak keberatan. Jadi bukan salahku jika akhirnya dia menjadi pelayan ku di tempat tidur."

Hans memperhatikan Randi dari bangku belakang ketika mengatakan itu. Dia merasa menang karena dia yang akan mendapatkan kesucian Ace.

"Maafkan aku Ace, sepertinya aku tidak bisa menolong kamu," batin Randi.

"Kita sudah sampai tuan," kata Randi kemudian membuka pintu mobil. Seperti biasa, Hans tidak akan turun dari mobilnya jika Randi tidak membukakan pintu untuk dirinya.

Hans terdiam di samping mobilnya dan menatap lurus ke arah pintu restoran. Dari pintu itu sepasang anak manusia membuat Hans tidak dapat melangkahkan kakinya segera menuju pintu. Hans memalingkan wajahnya supaya wanita yang bergelayut manja di lengan pasangannya itu tidak melihat dirinya.

"Hai Hans, apa kabar?" tanya wanita itu membuat Hans cepat menoleh ke sumber suara. Ternyata mobil yang terparkir di sebelah mobil milik Hans adalah mobil Anita mantan istrinya.

"Baik."

"Masih sendiri?. Belum mempunyai pasangan?. Aku sih tidak heran jika kamu masih sendiri," kata Anita sinis dan terkesan meremehkan Hans. Wanita itu juga langsung bersikap manja kepada suaminya dan terlihat sangat berlalu.

"Saat ini, mungkin masih sendiri. Tapi bulan depan. Aku sudah menjadi seorang suami dari wanita yang lebih dari kamu. Lebih cantik, lebih baik, lebih pengertian dan tentunya lebih muda dari kamu."

Hans berbalik meremehkan mantan istrinya itu sedangkan Randi menggelengkan kepalanya mendengar jawaban tuannya itu. Amira belum tentu bersedia menikah pura pura dengan Hans tapi tuan Hans sudah sangat percaya diri mengatakan dirinya akan menjadi seorang suami bulan depan.

"Oya?. Kalau begitu jangan lupa mengundang aku."

"Kamu bukan orang yang penting untuk menghadari pesta pernikahan ku."

Perkataan tuan Hans berhasil membuat Anita terdiam dan bisa saja juga malu diperlakukan mantan suaminya di hadapan suaminya. Dengan menatap Tuan Hans penuh kebencian, Anita masuk ke dalam mobil.

"Randi, tolong aku. Ingat bantuan yang pernah aku berikan kepada Amira. Tolong bujuk Amira untuk menikah pura pura dengan ku," kata Tuan Hans setelah mobil Anita meninggalkan parkiran restoran itu.

Randi memalingkan wajahnya dari pandangan tuan Hans. Dia merasa kesal kepada Tuannya itu karena ingin terlihat tidak mau kalah dengan mantan istrinya hingga harus membuat kebohongan. Dan yang paling membuat Randi kesal. Hans mengungkit bantuannya di masa lalu untuk melibatkan Amira. Randi merasa jika pengorbanannya berbakti kepada Hans seakan tidak dihargai sama sekali.

"Tolong Hans. Sekali ini saja."

"Aku serahkan semua pada keputusan Amira tuan. Jika dia tidak bersedia. Aku juga memohon kepada tuan supaya tidak sakit hati apalagi harus mengungkit kebaikan tuan di masa lalu."

Tuan Hans menganggukkan kepalanya dengan cepat.

1
Nur Adam
lnjut
Nigina
kemana author nya menghilang?
deSu
bagus
Nigina
Kakak author cerita mu tergantung kk 😭😭😭
Aku masih setia menunggu 🤧🤧🤧
Update dong kak 🙏🙏🙏
Eutik Rukmini
halo gimana nih lanjutanya membuat penasaran
Mery Ola
lanjuttttt
Wiwi
kak author kapan lanjut ceritanya nie jangan buat q penasaran dong kak
Sri Maya
up y lama amat
Nigina
Kak author ke mana kah menghilang??? Kenapa digantung cerita ini kak??? Aku bolak balik tiap hari menunggu cerita mu ini kak 😭😭😭
Nigina
Astaga kak kapan updatenya??? 😭😭😭
Endar_Yudhi
Semoga sekali tek dung dapat kembar 3 ya Ce😅
Chory Oges
kelamaan thooor, aku sampe penasaran cerita selanjutnya,..
queen Sukabumi
lanjut thor..baru up setelah sekian purnama
Wiji Lestari
udah ku kadi vote ni thor.. up lg donkk
Hanizar Nana
Hans emang bisa diandalkan.beri mereka pelajaran agar mereka tdk semena nya terhadap keluarga ace.dan kamu Ace yg semangat SM Hans semoga membuahkan hasil jgn menyerah Hans ayoo gempur Ace sampai kecebong mu berbuah hasil 😂😂
Sartika Bertha
bapak kok bisa iya gitu
lupain anak2nya hanya gara pelakor
Salsaini Aini
Luar biasa
Wahyu Bae
bikin pingen lanjut baca
Nasriati Bakri
knp lm sekali up capek bolak balik llihatnya
Nigina
Kak kemana aja?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!