NovelToon NovelToon
Mengandung Anak CEO Arogan

Mengandung Anak CEO Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak
Popularitas:582.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Myoo

⛔BOCIL MENYINGKIR!!

Ameera Khansa adalah gadis yatim piatu yang menjadi tulang punggung untuk dua adiknya. Suatu malam ia dijebak sehingga ternodai oleh seorang CEO muda sebuah perusahaan terkemuka, Ghazi Finn Cullen.

Ameera menuntut tanggung jawab atas harta berharga yang sangat dijaganya selama ini, tetapi lelaki itu malah melemparkan uang sebagai harga keperawanannya. Finn juga menudingnya sebagai perempuan murahan yang rela menjual diri demi materi. Ia tidak tahu bagaimana kerasnya Ameera bekerja halal, meski butuh banyak uang untuk menutupi hutang, dan biaya berobat sang adik.
___

Ghazi Finn Cullen, seorang pria kaya raya penikmat kebebasan dan membenci keterikatan, terutama hubungan pernikahan. Ia butuh kekasih tetapi tidak merasa tidak butuh istri. Namun suatu hari, tindakan Ameera membuatnya terpaksa menikahi perempuan itu.

Bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka?

FB/IG : Myoonaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Keputusan yang Menghabiskan Sabun Mandi

Di kamar kecil kantornya Finn menatap pantulan diri dalam cermin.

Benarkah kata Kenzo kemarin ia tampak banyak berubah? Berubah di wajah atau berubah bagian mana?

Finn merasa wajahnya tetap sama. Tak terlihat tua, dan... masih sangat tampan.

Atau jangan-jangan perubahan karena punya istri seperti Ameera? Dirinya yang berubah selera pada perempuan biasa. Teramat biasa untuk kalangannya.

'*Tapi... mungkin tidak juga*.'

Kenzo memuji Ameera sedikit berlebihan bahkan, sebagai seseorang perempuan tulus hati, yang sulit dicari di zaman ini. Katanya Ameera mau memerhatikan orang asing bahkan rela mengabaikan kepentingannya pribadi.

*Memangnya apa yang dilakukan Ameera dengan bundanya Kenzo*? Pertanyaan besar masih ada di kepala Finn, sebab sang teman tak menjawab secara jelas.

*Agh! Kenapa pikiran ini selalu terlintas Ameera, Ameera, Ameera*! Bukannya perempuan itu tadi siang sudah mengantarkan rujak buah serta menyuapinya. Masih belum cukup juga mengganggu pikiran. Heran!

Finn segera meraup air membasuh wajah. Besok ia pergi, dan beberapa jam lagi saat terakhir bersama Ameera, ia harus menyelesaikan beberapa hal sebelum meninggalkan kantor, sisanya biar bisa dipantau dari jauh.

Dorongan hati mengatakan ia harus segera pulang.

\*\*\*

"Ck! Di mana dia?"

"Bapak mau pergi lagi?" Sang sopir bertanya ketika melihat Finn kembali ke luar rumah, setelah beberapa menit masuk.

"Ke apartemen, Ru!"

"Siap, Pak."

Di dalam mobil, wajah kaku itu melihat layar, cek laporan keberadaan Ameera terakhir.

Satu jam lalu ada di kedai bertuliskan sebuah nama makanan Jepang. Ia segera masuk Google map lihat posisi alamat tersebut.

Hari memang masih sore, pukul 4.15. Ameera pasti tidak menyangka ia pulang secepat ini.

"Batal ke apartemen! Ke alamat ini, Ru!" serunya sembari perlihatkan layar ponsel ke arah sopir.

"Siap, Pak. Itu tidak jauh dari apartemen."

"Percepat lajunya!"

Sang sopir sempat melirik sekilas spion di depan. Wajah majikan amatlah kaku dan tegang. Sebuah keajaiban lelaki itu pulang cepat dari kantor, dan sepertinya mencari sesuatu yang belum didapat.

"Ini, Pak. Kedai Moshi Moshi Ramen."

Dari balik kaca mobil, mata Finn langsung nyalang menyapu dalam kedai nuansa merah dan coklat kayu itu. Puluhan orang ada di sana, duduk lesehan dan ada juga bangku di deretan kiri ruang.

'*Mana dia*?'

Pegawai kedai berseragam merah hitam tidak ada yang mirip Ameera, tapi sekilas di dalam ia lihat pria gondrong berikat rambut satu sedang lewat.

"Pasti di sini!" Baru gerak mau turun tapi kemudian urung. Apa yang harus dikatakan kalau ke sana? Harga dirinya runtuh kalau datang cuma untuk bertanya 'mana Ameera?'

*Ugh*! Finn kembali bersandar sambil menghempas napas.

"Apa Bapak mau beli sesuatu? Biar saya belikan," tawar Andaru sambil sedikit membungkuk, ia sudah membuka pintu dan tertahan di tempat berdiri karena si bos tak jadi turun.

"Y-ya, belikan apa saja untukmu. Tutup pintunya!" Tak perlu diberi uang lagi, Andaru sudah memegang uang transport dan biaya tak terduga di jalan setiap bulan, di luar gaji.

Jika perintah tak jelas begini pemuda 28 tahun itu harus bisa berpikir sendiri. Finn saat tidak mood tidak suka ditanya ulang, yang ada bisa membuatnya makin disembur api amarah.

Jadi, ia beli satu cup ramen, dan dengan cepat disajikan.

"Sudah?" Pertanyaan menggambarkan rasa kaget dan tak puas si bos.

"Sudah, Pak. Saya beli satu ramen. Bapak masih mau beli sesuatu atau mau diantar ke mana?"

Finn masih melihat ke arah kedai, ada perempuan rambut panjang membelakangi sini, tapi ia tak bisa lihat jelas juga karena tertutup pengunjung lain. Dan... pria gondrong ada di sana. *Hm, sudah pasti Ameera masih disitu*!

"Pak?"

"Pulang!"

Andaru langsung menuruti tanpa keluar kata-kata lagi.

\*\*\*

"Oh, Mas sudah pulang ya." Ameera mendekat untuk menyalim tangan pria yang berbaring, masih dengan sepatu melekat di kaki.

"Ya, karena aku pengangguran, dan kau pengusaha paling sibuk sedunia!"

Ameera menahan senyum. "Saya kira Mas nggak peduli-"

"Memang siapa peduli padamu! Kau di sini dibayar! Bertugas melayani suami! Apa yang kau lakukan di luar. Masih kurang kah uang yang kuberikan?!"

Bibir Ameera seketika mengering. Ia menghela napas sembari menghindar. Menaruh tas dan akan membersihkan diri. Sebentar lagi magrib, ia malas berdebat masalah uang yang selalu terulang.

"Saya mungkin harus cerita ke Mas, walau Mas nggak mau tau juga." Ameera mulai tenang setelah mandi. Ia sudah siap tak ikut terbawa emosi. "Saya mulai bantu teman di kedainya."

"Teman atau pacar?"

"M-mantan, tapi kami kembali berteman."

"Mulai besok berhenti!"

"Nggak bisa, Mas. Saya-"

"Kartu yang kuberi itu pakai untuk beli apa saja yang kamu mau. Tidak perlu bekerja!"

Ameera terpaku di tempat. Mendengarkan lelaki ini atau meneruskan rencananya bersama Juna mengembangkan kedai. Mereka baru membahas akan belajar berbisnis, dan berkhayal bisa menguasai pasar makanan khas Jepang ke depannya. Mimpi dua orang yang lima tahun lalu bertemu, dan merasa cocok berteman karena sama-sama tak memiliki siapa-siapa.

"Kamu ragu menjauh darinya?!" Finn menyentak berdiri, dan mendekat.

"Kalau mau, beli satu tempat, dan buka kedaimu sendiri!"

Ameera tak berkedip, mencari keyakinan di mata pria itu.

"Saya akan pakai uang Mas hanya untuk keperluan bayi kita. Untuk kehidupan saya dan adik-adik insyaallah cukup saya usahakan sendiri. Maaf, saya nggak mau menanam budi yang akan saya tinggalkan Mas."

"Aku pantang menarik apa yang sudah kuberikan. Kau bisa memakai kartu itu sepuasnya."

"Saya tau, seperti Mas pantang juga menarik kesepakatan kita kan?" Ameera akan berbalik, bersiap wudu, azan dari ponselnya sudah terdengar.

"Ameera!" Untuk pertama kali nama itu disebut dari bibir seorang Finn. Lengannya dicekal.

"Arrg... sakit, Mas." Ia menggeliat hingga terlepas.

"Berhenti! Menjauh darinya!"

"Kenapa, Mas? Kami nggak akan ngapa-ngapain. Kami sepakat berteman baik."

"Jadilah kekasihku!"

"Hah?!" Demi apa Ameera sangat terkejut.

Amnesia ya, Pak? Saya istri Anda, kenapa diminta jadi kekasih?

"A-ku sudah putuskan Laura de-mi kamu." Finn sedikit tergagap. "Kau bisa jadi kekasihku satu-satunya sekarang."

Ingin sekali Ameera terbahak. Terbentuk dari apa hati laki-laki berwajah sempurna di depannya ini. Dia nembak istrinya sendiri tapi dengan wajah yang sangat datar.

Ameera menurunkan pelan tangan itu dari lengannya. "Setelah jadi kekasih, apa kita akan berpisah sesudah anak ini lahir? Ataukah tetap akan jadi kekasih sepanjang usia?" Ia butuh kepastian, ketegasan, sekaligus janji Finn. Jangan harap ia pasrah kembali dilambung tinggi lalu dihempas dan terhina lagi.

Finn meragu. Saat ini ia memang hanya butuh kekasih, ia memutuskan Laura agar Ameera menjadi satu-satunya orang yang harus ia perhatikan dan berbagi sayang.

Untuk teman hidup? Ogh! Ia sama sekali tidak bisa membayangkan itu. Jelasnya saat ini ia hanya mau menjalani masa menyenangkan, yang bisa saja terjalin sesaat atau mungkin... lama.

"Kita halal kalau-"

"Owh, saya paham." Ameera menyela dengan wajah kecut. "Bapak mau jadikan saya kekasih untuk dapat kepuasan? Setelah itu bapak benar-benar membuang saya seperti bapak membuang semua perempuan yang pernah dekat dengan Bapak, begitu?"

Mata Finn yang tadi melembut mulai menyipit tajam.

"Mohon maaf Pak Finn terhormat. Kalau memang tujuannya begitu, tapi hubungan kita tetap hanya suami istri sementara, saya tidak bisa! Cari saja perempuan lain untuk pelampiasan kesenangan Bapak."

Tangan Finn terkepal. Ia sudah membuang ego menawarkan sebuah hubungan, tapi perempuan ini benar-benar membuat seluruh uratnya rontok karena malu.

Tidak akan lagi aku berbaik-baik denganmu! Lihat saja!

"Bagus!" Finn mengetatkan rahang, menepuk tangan lambat. "Kau memang sangat tau diri!"

"Terserah Anda mau bilang apa!" Ia makin geram melihat Ameera santai menuju kamar mandi.

"Ini terakhir pembicaraan kita! Aku tidak akan mengenalmu lebih, Ameera! Kau tetap perempuan penjual diri di mataku!!"

Meski tergemap akan aura ledakan kemarahan Finn, Ameera tetap berusaha tenang. Inilah resiko ia berdekatan, dan terjebak keadaan hingga harus mengandung anak CEO arogan itu....

\*\*\*

Finn pergi dalam kemarahan yang tidak jua meredam hingga ia tiba di kota gudeg. Usai pertemuan dan melihat lokasi proyek, ia lebih banyak di kamar hotel bintang lima jalan Ringroad Utara.

Nomor kontak bergambar Ameera yang sempat beberapa lama ia pandang dimasukkan ke tong sampah. Men-delete nomor itu mungkin akan mengurangi kadar nama dan sosoknya masuk ke pikiran.

"Berhenti ikuti dia! Jangan kabarkan apapun lagi tentangnya!" perintahnya melalui telepon, pada seseorang yang pernah ia bayar untuk mengikuti Ameera.

Finn ingin kembali tenang dengan hidupnya sendiri. Pekerjaan akan menjadi pengisi penuh otaknya mulai saat ini, bukan perempuan yang hadir hanya sebagai pengganggu fokusnya saja.

Seorang Finn yakin tetap bahagia tanpa pendamping. Meski... keputusan ini akan kembali menghabiskan banyak sabun mandi.

...😅 Cerita ini agak aneh ya, tapi semoga bisa terhibur aja buat teman-teman yang udah cukup umur. Nah, buat yang belum cukup umur, belum punya pasangan, atau sulit menahan diri tolong jangan lanjut baca. Hapus dan jauhi cerita ini. Terima kasih dan siap terima hadiah, hiii!...

1
Sugiarti
Luar biasa
Merica Bubuk
Sumpah gw ga jd Nonjok lu, Finn
Skrang Lu sdar arti seorang Istri kan ?
Merica Bubuk
Mami, aq padamu 😘😘😘
Merica Bubuk
Si Jonas tuh ada dendam apa sih sm si Finn, 2x jebakan loh ? 🤔🤔🤔
Merica Bubuk
Jiwa'y Mayor Teddy 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Ga papah, aq lagi glantungan 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Kata bang Komeng mh, Lu jual... gw borong
Begitu jg Ameera, kapoookk
Merica Bubuk
Sampe lupa gitu ya ?
Untung aja saluran nafas lu masih Allah biarkan terpasang 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Merica Bubuk
Badan aja gede gaban, nyali Hello Kity
Merica Bubuk
Kapoookk lu 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
😭😭😭😭
Merica Bubuk
Sahabatan sm tante LUX, lama² lu impoten Finn 🤪🤪🤪
Merica Bubuk
Aq padamu Ameera 😘😘😘
Merica Bubuk
😁😁😁 itu teh efek ngidam, ameera
Merica Bubuk
Kan kan kan 🤣
Merica Bubuk
Nah kan, gw bilang apa Finn ?
Lu bakalan ❤️ sm Ameera
Merica Bubuk
🤣🤣🤣
Merica Bubuk
/CoolGuy//CoolGuy/
Merica Bubuk
Cieeehh... 😄😄😄
Merica Bubuk
🤪🤪🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!