Menjalani kehidupan rumah tangga sempurna adalah impian setiap wanita ketika memiliki seorang suami yang sangat mencintai dan menjadikan satu-satunya yang dicintai.
Namun, semuanya hancur ketika mengetahui bahwa pria yang selama ini dicintai telah menipunya dengan menciptakan sebuah konspirasi untuk bisa memilikinya.
Konspirasi apa yang membuat hidup seorang Diandra Ishana berubah penuh kepalsuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selalu mendukung
Austin dan Diandra sudah berada di dalam mobil yang melaju menuju ke arah restoran karena hari ini ingin makan siang sebelum kembali ke perusahaan.
Setelah menemani sang istri terapi hari ini dan pertama kali melihat sendiri bagaimana perjuangan dari wanita yang sangat dicintai tersebut ketika berusaha keras agar bisa kembali berjalan, seketika membuatnya merasa sangat iba.
Austin benar-benar sangat kasihan ketika melihat Diandra melakukan banyak gerakan untuk melatih otot-otot demi bisa memulihkan syaraf yang mengalami masalah karena kecelakaan.
Kini, ia memeluk erat tubuh istrinya dan mengusap lembut punggung tangan dengan jemari lentik tersebut. "Sayang, aku benar-benar tidak tega melihatmu tadi."
"Apa kamu hentikan saja terapi ini? Melihatmu sangat tersiksa ketika berjuang demi bisa berjalan lagi, membuatku merasa bersalah. Seolah aku yang menginginkanmu bisa kembali berjalan."
"Padahal sebenarnya aku tidak mempermasalahkan jika kamu selamanya berada di kursi roda seperti ini." Austin bahkan kini berbicara dengan nada suara bergetar dan mengingat bagaimana usaha keras sang istri tadi di ruang terapi.
Bagaimana ahli terapi mengarahkan sang istri untuk melatih otot-otot menggunakan beberapa alat dan pastinya ekspresi dari wajah istrinya mewakili semuanya dan ia bisa mengerti bagaimana susahnya.
Bahkan bulir perlu membasahi seluruh tubuh serta pelipis sang istri dan ia merasa tidak tega melihat latihan fisik tersebut.
Hingga ia yang tadinya merasa bersedih dan mengungkapkan pada wanita dipelukannya tersebut, seketika meringis menahan rasa nyeri pada paha. Karena saat ini Diandra mencubit sangat kuat pahanya dan ia mendengar suara penuh dengan nada kesal.
"Astaga ... sakit, Sayang!"
Austin benar-benar merasakan panas sekaligus nyeri akibat cubitan wanita yang saat ini terlihat seperti sangat kesal dan membuatnya heran karena tujuannya melarang melanjutkan terapi karena tidak tega.
Sementara itu, Diandra yang dari tadi melihat sang dokter curi-curi pandang pada suami, membuatnya cemburu dan berpikir jika bisa saja tergoda suatu saat nanti. Apalagi melihat jika sang dokter memiliki wajah cantik, seksi dan memiliki karir sukses.
"Aku ingin bisa merasakan bagaimana dicubit seperti yang kulakukan padamu karena kakiku mati rasa. Aku pun ingin menjadi seorang wanita normal dengan bisa berjalan lagi, agar pantas jika disandingkan dengan seorang CEO perusahaan besar sepertimu."
"Aku tidak ingin dipandang sebelah mata karena berstatus sebagai istrimu dengan tanggapan negatif dari orang-orang yang pastinya berkomentar bahwa wanita cacat tidak pantas bersanding dengan pria hebat sepertimu."
Sebenarnya masih banyak yang ingin disampaikan oleh Diandra untuk meluapkan perasaan yang membuncah ketika Austin mengungkapkan rasa iba padanya. Namun, tidak ingin jika pria itu merasa jika ia menyalahkan niat baik suami sebagai bentuk kasih sayang.
Meskipun sebenarnya Diandra tahu jika itu adalah niat baik dari pria yang sangat mencintainya, tetapi tidak bisa menolak fakta bahwa di luaran sana ada banyak wanita cantik dan normal mengincar suami.
Sementara itu, Austin yang kini merasa serba salah, bisa mengerti bagaimana perasaan sang istri yang diketahui tersiksa dengan keadaan. Meskipun semenjak menikah tidak melihat Diandra menangis karena keadaannya yang cacat, tapi bisa memahami jika istrinya tersebut sebenarnya lelah dengan keadaan.
Apalagi kondisi cacat benar-benar sangat menyiksa semua orang yang awalnya berjalan normal dan itu sangat berbeda jika dialami semenjak masih kecil.
Akhirnya ia semakin mengeratkan pelukan dan sesekali mengusap lengan wanita yang selalu merasa rendah diri ketika disandingkan dengan statusnya sebagai seorang CEO. Padahal ia selama ini sangat mencintai wanita yang dianggap sangat berbeda dan benar-benar susah untuk didapatkan.
Bahkan ia sampai sekarang belum menjadi suami sesungguhnya karena dulu mengatakan tidak akan menyentuh dan bercinta jika sang istri tidak meminta terlebih dahulu.
Janji yang membuat harga diri sebagai seorang lelaki sekaligus suami bermartabat itu sebenarnya sangat menyiksa. Bahkan di dalam hati merasa menyesal karena berjanji konyol seperti itu. Mungkin, pria lain tidak akan perduli dengan hal itu.
Namun, sebagai seorang pria sejati yang sudah berjuang lima tahun belakangan ini untuk mendapatkan Diandra, berharap jika suatu saat wanita itu mengerti bahwa cintanya teramat besar.
"Maafkan aku, Sayang karena tidak bisa memahamimu. Baiklah, aku akan selalu mendukungmu. Lanjutkan saja terapinya sampai kamu sukses bisa berjalan lagi dan terbayar semua usahamu."
To be continued...
kan sdah bahagia d austin sdh berubah jdi baik...