Biyan Erlangga dan Eros Rahadian, dua pria matang berusia 39 tahun, adalah sepasang sahabat lama yang sama-sama tidak beruntung dalam percintaan.
Rumah tangga Eros sedang berada diambang kehancuran, sedangkan Biyan merupakan duda cerai, dengan seorang putri yang beranjak dewasa.
Bella Erlangga dan Ayushita Melani adalah dua gadis belia, mahasisiwi semester tiga disebuah perguruan tinggi.
Bella menaruh hati kepada Eros, seorang pria dewasa sahabat ayahnya, sementara diam-diam, Ayu justru jatuh cinta pada Biyan, yang tak lain ayah sahabatnya sendiri.
Mampukah mereka semua mewujudkan cinta ...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LIDIA KAY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LULUH
Ayu yang menyaksikan langsung bagaimana Eros yang terlihat nyaris pingsan akibat aksi spektakuler dari Bella, refleks kembali kedalam kamar.
Untuk saat ini yang ada di pikiran Ayu hanya satu hal, yakni mendapatkan sesuatu ... apa saja, untuk menutupi tubuh setengah naked milik Bella yang sedang terpampang sempurna dihadapan Eros yang kaget setengah mati.
Berbeda dengan Ayu, sebaliknya Eros yang sempat terpaku untuk beberapa saat lamanya kini terlihat membuang muka.
"Bell, apa-apaan sih? Kenapa pake baju begitu siang-siang begini ...?" ucap Eros dengan wajah yang miring.
Saking kerasnya Eros berusaha menghindar dari pemandangan tersebut, sebelah tangan Eros ikut terangkat ke sisi wajahnya. Sengaja menutupi pandangan dari kedua matanya agar tetap utuh terjaga dari penampilan Bella yang menggoda imannya yang lemah.
"Terus kalo gak bisa dipake siang-siang begini, pakenya kapan dong, Om? Agak sorean bisa gak ...?" tanya Bella polos, sebelum akhirnya ...
Puk!
Sebuah selimut tebal yang melayang di udara, mendarat tepat di tempat yang tepat, yakni di tubuh Bella.
Bella yang kaget dengan hal tersebut bahkan belum sempat melontarkan kalimat protes manakala Ayu telah mengitari Bella dengan gerak cekatan, sambil melilitkan selimut tebal tersebut ke tubuh Bella, menggulungnya seperti kue dadar gulung.
"Yu, Bella mau di apain nih ...?" tanya Bella bingung.
Tangan dan kaki Bella yang terhimpit selimut menjadikannya kesulitan bergerak, sementara Ayu yang ditanya belum juga berkata apa-apa, masih sibuk mengitari tubuh Bella sambil memegang ujung selimut yang kemudian dikaitkan ke bagian punggung, bak lilitan sebuah handuk.
"Yu, Bella kok dibikin kayak mummy begini, sih?" protes Bella dengan tatapan nanar, kearah Ayu yang kini berdiri puas menatap 'hasil usahanya'.
Eros terlihat memberanikan diri untuk mengintip sedikit keributan yang terjadi dari sela-sela jemari, sebelum akhirnya memutuskan untuk menurunkan tangannya yang menghalangi pandangannya sejak tadi.
Hembusan napas lega Eros terdengar jelas, kemudian menyusul tawa yang menyeruak dari mulutnya saat melihat apa yang diperbuat Ayu untuk Bella, sehingga gadis ceriwis itu tak berkutik.
"Bell, ayo masuk dan ganti baju, sebelum Om Biyan bangun dan melihat semua ini ..."
"Tapi ..."
"Yang Ayu omongin itu benar, Bell ... yakin deh, Papamu bakal marah besar kalo dia sampe melihat penampilan kamu yang kayak gini ..." ucap Eros menambahkan.
"Tapi ..."
"Gak ada tapi." pungkas Ayu, nada suaranya terdengar datar, namun terkesan tegas.
"Tapi ..."
"Udah dibilang gak ada tapi, Bellaaaa ..."
Bella terdiam.
Lewat sorot matanya yang bulat terlihat sekali ada kekecewaan didalamnya, begitu tersadar bahwa niatnya yang ingin tampil mempesona di pantai telah di kritik Ayu habis-habisan, sementara Eros bahkan enggan menatapnya di awal.
'Apanya yang salah ...?'
Bella membathin sedih, apalagi saat menyadari, setelah enggan menatapnya saat masih ber-bikini ria, kali ini Eros terlihat menertawakan dirinya terang-terangan.
"Bella ... Bella ... lawak banget sih ... ha ... ha ... ha ..." tawa Eros pecah berderai. Sungguh lucu melihat penampilan Bella yang terlilit selimut, udah kayak lumpia basah.
Bella melirik Eros yang tak kunjung berhenti tertawa terbahak-bahak, malu bercampur keki rasanya menyadari bahwa boro-boro memuji, Eros malah menganggapnya lucu.
"Om Eros gak usah nyebelin deh ...!" kecam Bella tak tertahan, namun yang ada Eros masih saja terpingkal-pingkal.
Ayu yang berada diantara Bella dan Eros sempat ikut tersenyum, namun menyadari air muka Bella yang berubah sendu senyum Ayu sontak menguap.
"Bell ..." panggil Ayu perlahan, menyadari sahabatnya itu kini sedang terpekur.
Diam-diam Ayu merasa menyesal karena telah membuat Bella bersedih atas kritikannya yang terlanjur terlontar.
Ayu tahu persis, se-bandel apapun Bella, tapi sejujurnya jalan pikiran Bella masih terbilang cukup polos di usia mereka yang setara.
Bisa dikata, Bella sama sekali tidak berniat melakukan hal yang buruk, namun gadis itu kerap bertindak diluar ekspektasi hanya karena sering keliru membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh.
Mungkinkah semua itu terjadi karena pada dasarnya Bella dibesarkan dalam lingkup keluarga yang broken home ...?
Bella adalah anak yang kurang perhatian ... juga kesepian.
Bisa jadi.
Bisa jadi, karena selama ini kedua orang tua Bella terlalu larut dalam persoalan pribadi mereka.
Bella sering terabaikan, saking seringnya mereka bertengkar.
"Maafin Ayu, yah, Bell ... Ayu hanya gak mau gara-gara kamu nekad pake swimsuit, kamu nanti dimarahin Om Biyan ..." Ayu menyentuh bahu kanan Bella yang mematung, dengan tatapan lurus menatap ubin.
Eros yang seolah baru tersadar akan kesedihan Bella karena ulahnya sontak terdiam.
Tawa Eros telah menghilang begitu saja, dan seperti halnya Ayu, kini Eros pun merasa sangat bersalah.
"Bella, maafin Om Eros juga yah ..."
Eros memutuskan untuk mendekati Bella yang tetap mematung, kemudian membelai bahu Bella yang satunya.
Bella terlihat menggeleng berkali-kali. "Gak pa-pa kok, Om, emang Bella malu-maluin ..."
"Bukan begitu, Bell, hanya saja ..."
Mengambang.
Kalimat Eros terhenti ditengah jalan manakala Bella yang mengacuhkan ucapannya, justru berusaha kembali ke kamar.
Gadis itu terlihat cukup kesulitan saat harus membalikkan tubuhnya, akibat belitan selimut yang ketat.
"Mmm ... bisa jalan gak, Bell ...?" tanya Ayu ragu, melihat Bella yang sedang berjalan dengan langkah yang pendek-pendek setara laju siput.
Tidak ada jawaban dari Bella, yang malah sibuk melangkahkan kakinya yang hanya bisa maju sedikit demi sedikit karena belitan selimut.
"Bell, kalo jalannya lambat kayak kura-kura begitu, kapan nyampe kamarnya ...?" ujar Eros yang langsung merasa gemas dengan Bella, sehingga tidak bisa menahan diri untuk membuka suara.
"Kalo gak bisa bantu mendingan diem aja, Om." jawab Bella terdengar ketus.
Mendengar omelan Bella, baik Ayu maupun Eros sama-sama hanya bisa saling melempar pandang dan menahan napas, keduanya seolah tahu betul bahwa saat ini Bella benar-benar sedang berada dalam mode ngambek.
Eros mengerling ke arah Ayu yang mematung di tempatnya semula, dengan harapan bisa mendapatkan masukan guna meluluhkan kekesalan yang ada di hati Bella yang sedang bertahta.
"Gimana, Yu ...?" bisik Eros dengan wajah putus asa, menyadari Bella yang cuek bebek. "Yu, Om harus apa biar Bella gak keterusan ngambeknya ...?" Eros kembali berbisik pasrah, menyadari Ayu belum juga merespon.
Ayu terdiam, sibuk memikirkan hal apa yang sekiranya bisa membuat Bella hepi kemudian luluh.
Tapi semakin dipikir ... jawaban dari semua pertanyaannya itu hanya satu.
Yang bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi Bella tentu saja hanya Eros seorang.
"Kelihatannya Bella susah tuh jalannya. Gimana kalo Om Eros bantuin Bella ...?" bisik Ayu.
"Caranya, Yu?" balas Eros, balik berbisik.
"Dibopong aja Bella-nya sampe kamar. Bisa gak, Om?" tanya Ayu yang baru saja menemukan ide super cemerlang, dalam rangka mengembalikan keceriaan Bella yang telah sirna.
"Apa? Dibopong ...?"
Ayu mengangguk cepat menghadapi keraguan Eros.
"Iya, Om, dibopong kedalam kamar biar cepat nyampe. Takutnya kalo jalannya kayak siput begitu ... yang ada bisa kepergok duluan sama Om Biyan ..." kilah Ayu separuh sengaja ingin membahagiakan Bella, jika kelak Eros akan menerima usulnya yang jenius, separuh lagi ingin mengutarakan kekhawatirannya agar jangan sampai Biyan benar-benar terbangun dan memergoki Bella dengan bikini-nya yang super se xy itu.
"Kamu benar, Yu, jangan sampai Biyan melihat Bella seperti ini. Bisa naik tensi dia ..." pungkas Eros, menandakan persetujuannya atas rencana Ayu, yang akhirnya bisa bernapas lega mendengar sambutan positive dari Eros atas usulnya yang uwwu.
Kemudian seperti yang telah menjadi tujuan utama Ayu, usai berucap demikian Eros telah melangkah pasti ke arah Bella yang masih berjuang keras hanya demi bisa mencapai bingkai pintu.
Puk.
"Aaaaaa ...!!"
"Sssssstttt ..."
'Demi apa ...'
Bella pun langsung menutup rapat kedua mulutnya yang terpekik, saat ia merasakan tubuhnya yang tiba-tiba seolah terangkat tinggi ke udara.
"Om Eros ...?!"
Wajah Bella bersemu.
Hilang sudah semua rasa kesal dan dongkol di hati Bella, begitu ia tersadar bahwa kini Eros sedang membopongnya ala-ala bridal style.
"Om bakal bantuin Bella ke kamar untuk ganti baju, sebelum keduluan Papa Biyan ..." bisik Eros lembut, dengan senyum manis yang tersungging di bibir.
"Terima kasih, Om ..."
Bella langsung luluh.
Bella merasa sangat terharu mendapati perhatian Eros untuknya, sekaligus merasakan bahagia tak terkira saat menyadari, bahwa saat ini dirinya seutuhnya sedang berada dalam pelukan hangat Eros, yang membopongnya kedalam kamar ... di ikuti Ayu dari belakang ...
...
Bersambung ...
otw lah ke kmar baru othor,,,
tp aq masih nunggu bonus di kamar ini bolehh,,,,🤭🙈
tpi ko udh tamat maak...
ko cumn smpe cini khidupn om"...
ma sugar dady nya...cih..😁😁
duh pak biyan